Advertisement
Waspada! Kecerdasan Buatan Tanpa Etika Bisa Jadi Ancaman Manusia
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Perkembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat ini semakin memudahkan pekerjaan manusia. Namun, AI juga bisa menjadi ancaman bagi manusia, terutama ketika pengembangan AI menyalahi etika.
Guru Besar Teknik Elektro UGM, Ridi Ferdiana, menjelaskan kehadiran AI memudahkan pekerjaan manusia, membantu lebih kreatif dan lebih produktif. Namun, AI bisa menimbulkan ancaman besar saat ada pihak-pihak yang mengembangkan varian baru AI yang menyalahi etika.
Advertisement
“AI jadi berbahaya ketika ada orang pintar yang paham AI dan membuat varian baru AI yang menyalahi etika seperti penyalahan terkait dengan privasi seperti perubahan muka dan sebagainya. Itu bahaya yang paling mengerikan,” paparnya saat menyampaikan materi terkait Open AI dan Chat GPT dalam Sekolah Wartawan, Senin (26/6/2023).
BACA JUGA : Meta Kenalkan Model Kecerdasan Buatan
Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM ini mengatakan kondisi tersebut tidak bisa dicegah. Oleh sebab itu, harus ada counter measure untuk mengatasi persoalan ini. Misalnya ada peneliti-peneliti AI yang mampu mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi dan memasukan ke aturan yang bertanggung jawab terkait AI.
Dengan begitu, saat timbul kejadian penyimpangan bisa dilakukan penindakan secara hukum. “Begitu ada skenario menyimpang dan belum ada aturan ya dibebaskan. Jadi, kebayangkan penyalahgunaannya jadi harus ada counter measure dan ditutup aturan,” katanya.
Perkembangan AI berjalan cukup pesat dan hal tersebut sulit untuk dicegah. Sebab, beberapa konsep AI sudah bersifat terbuka dan dikembangkan oleh siapa saja. Kendati begitu akses terhadap AI bisa dibatasi salah satunya seperti AI face recognition.
“Ke depan AI seperti kepemilikan senjata api yang harus berizin. Untuk AI yang sifatnya terbuka atau umum silakan digunakan, tetapi AI yang spesifik yang berpotensi mengalami kelalaian mekanismenya akan ada perizinan dan ini sudah dilakukan,” ungkapnya.
Saat disinggung tentang penggunaan AI di dunia pendidikan, Ridi berpendapat kemunculan AI ini justru menjadi titik transformasi bagi pendidik dan hal ini tidak bisa dihindari lagi. Menurutnya, AI membawa kemajuan terutama untuk hal-hal yang bersifat produktifitas.
“Hanya saja yang menjadi persoalan utamanya adalah dunia pendidikan saat ini tidak bisa lagi menggunakan pendekatan penilaian secara konvensional. Penilaian diubah dengan sistem yang tidak dapat dipelajari oleh mesin,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bea Cukai Banyak Masalah, Presiden Jokowi Akan Gelar Rapat Evaluasi Kinerja
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Dinkes Jogja Pastikan Tak Ada Keluhan Soal Efek Samping Astrazeneca
- Disdikpora DIY Minta Pelaksanaan Study Tour Pastikan Keamanan dan Kenyamanan
- Kepala Disdikpora DIY Tegaskan Kegiatan Study Tour Siswa Bukan Keharusan
- Tok! Kasus Korupsi, Mantan Plh. PMI Kota Jogja Divonis 3 Tahun Penjara
- Konvoi Kelulusan Pelajar Jogja Diwarnai Aksi Serang dan Lempar Batu, Begini Kronologinya
Advertisement
Advertisement