Lakon Petruk Dadi Ratu Dipentaskan Saat Dies Natalis ke-68 Universitas Sanata Dharma
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-68, Universitas Sanata Dharma (USD) menggelar pertunjukkan wayang kulit, di Kampus III USD Paingan, Jumat (8/12/2023) malam.
Adapun pertunjukan wayang tersebut menampilkan Dalang Ni Elisha Oscarus Allasso dengan lakon Petruk Dadi Ratu.
Advertisement
Ketua Panitia Dies Natalis sekaligus Wakil Rektor IV USD, Ceclia Tutyandari, Ph.D., menyampaikan Dies Natalis ke-68 mengangkat tema Keberagaman. Di mana peran dari institusi utamanya, USD dalam berkontribusi untuk mewujudkan pluralisme dan kebersamaan.
"Bagaimana institusi ini bisa berkontribusi dalam penciptaan suasana dan segala bentuk kepentingan," katanya.
Sebelumnya, rangkaian Dies Natalis ke-68 USD ditandai dengan kegiatan jalan sehat, lomba mewarnai dan menggambar, balap karung dan bakiak serta memancing. Kegiatan ini juga diramaikan dengan pembagian doorprize.
Selain itu, kegiatan Dies Natalis ke-68 Sanata Dharma juga dilanjutkan dengan berbagai kegiatan seperti bakti sosial, donor darah, turnamen olahraga, seminar ilmiah, malam apresiasi mahasiswa dan ada puncak Dies Natalis.
Rektor USD, Albertus Bagus Laksana, SJ, SS, Ph.D., mengatakan pada usia yang ke-68, masih banyak hal harus diusahakan untuk kemajuan bangsa dan negara. Utamanya lewat Tri Dharma perguruan tinggi dan mahasiswa. "Dan ini akan terus kami usahakan," kata Albertus.
BACA JUGA: PT KAI Mengantisipasi Gangguan Perjalanan Kereta Api selama Libur Akhir Tahun
Mengenai gelaran wayang kulit, Albertus mengatakan sebgja menggelar kesenian wayang kulit. Karena kesenian tersebut bisa membangun nilai-nilai dan keutamaan masyarakat jawa. Ia berharap agar para penonton terdiri dari sebagian besar adalah civitas akademika dan warga sekitar mampu merefleksikan terkait dengan lakon Petruk Dadi Ratu yang ditampilkan.
"Bagaimana Petruk menertawan para pengusasa. Petruk menjadi penguasq. Segala perilaku dari petruk. Dan lewat pementasan ini kami harapkan ini jadi cerminan dan kritik diri, penguasa dan kualitas dari demokrasi kita. Ini perlu kita renungkan," katanya.
Sementara Dalang Ni Elisha Oscarus Allasso mengatakan sengaja menampilkan lakon Petruk Dadi Ratu. Karena lakon ini pas dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia saat ini.
"Di mana, Petruk yang merupakan warga biasa diberikan kewenangan dan posisi sebagai raja. Namun, dalam perkembangannya Petruk gagal menjalankaj pemerintahan dan banyak menyalahgunakan kewenangan dan kekuasaannya," katanya.
Elisha memboyong sekitar total 50 orang termasuk pemain gamelan dan sinden. Sedangkan lama waktu ia memainkan wayang sekitar lima sampai enam jam dalam waktu semalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Tegaskan Tak Ada Penyertaan Modal kepada Aneka Dharma untuk Proyek ITF Bawuran
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
Advertisement
Advertisement