Indonesia Targetkan Zero Emisi 2060, Jepang pada 2050
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemerintah Indonesia menargetkan2060 akan mencapai target net zero emission atau netralitas karbon sesuai dengan perkembangan sektor energi. Sedangkan Jepang pada 2050.
Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Gigih Udi Atmo mengatakan pada 2060, diproyeksikan kebutuhan listrik di Tanah Air mencapai 1.942 TWh dengan konsumsi listrik per kapita sebesar 5.862 kWh/kapita. Guna mendukung upaya tersebut, maka pembangkit listrik nasional sebagian besar akan bersumber dari variable renewable energy (VRE) sekaligus mengoptimalkan sumber daya energi baru terbarukan (EBT) lainnya untuk membantu menjaga stabilitas sistem.
Advertisement
"Beberapa tantangan yang kita hadapi sekarang soal penerapan teknologi tinggi dan sebagian teknologi itu masih diimpor. Kita memerlukan praktik rekayasa yang baik untuk mendorong sistem tenaga listrik, keandalan dan harga yang masih relatif mahal dibandingkan bahan bakar fosil," Gigih dalam kegiatan Konferensi Internasional ASTECHNOVA ke-7 yang bertajuk Innovation for Managing Energy crisis, yang berlangsung di Hotel The Alana Yogyakarta, Rabu (4/10/2023) seperti dikutip dalam rilis.
Baca Juga: Malioboro Rendah Emisi, Dishub: Rekayasa Lalu Lintas Setelah Ada Kendaraan Listrik
Pihaknya mendorong pembangkit listrik nuklir akan mulai beroperasi pada 2039 untuk menjaga keandalan sistem. "Pada 2060 hingga 31 GW pembangkit listrik tenaga nuklir akan dikerahkan," paparnya.
Guna mendukung program Indonesia hijau, potensi energi terbarukan sebesar 3.686 GW akan digunakan menghasilkan hidrogen hijau dengan didukung cadangan gas alam terbukti di Indonesia sebesar 41,62 TCF yang berpotensi dimanfaatkan untuk menghasilkan gas hidrogen sebagai sumber pembangkit listrik.
Peneliti energi baru dan terbarukan dari Universitas Ibaraki, Jepang, Kotaro Tanaka mengatakan Jepang saat ini menghadapi polusi emisi karbon dengan rata-rata konsentrasi emisi CO2 sekitar 420 ppm. Bila Indonesia menargetkan netralitas karbon pada 2060, Pemerintah Jepang sebaliknya menargetkan tercapai pada 2050. "Jepang menargetkan bebas emisi karbon 2050. Sebenarnya keluaran gas emisi CO2 bergantung dengan jenis bahan bakar pembangkit listrik yang digunakan," ujarnya.
Baca Juga: Perguruan Tinggi Diminta Berperan Sukseskan Target Net Zero Emission
Untuk sumber energi pembangkit listrik dan transportasi pemerintah Jepang saat ini tengah mengkaji pemanfaatan bahan bakar berbasis hidrogen, amonia dan bahan bakar sintetis. Bahan bakar sintetis ini rencananya potensial digunakan untuk pesawat terbang dan kapal laut yang tidak memungkinkan menggunakan dari energi listrik.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Selo dalam pidato sambutannya mengatakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini diharapkan mampu mewujudkan ketahanan energi dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. "Persoalan energi tengah jadi permasalahan global. Jika tidak segera diperbaiki, kita atau anak cucu kita bisa mengalami krisis energi. Dalam konteks ini, diperlukan jembatan kajian multidisiplin sebagai reaksi responsif dan untuk menyusun strategi bersama mewujudkan ketahanan energi berkelanjutan, yang dapat tersebar melintasi batas benua dan administratif," ujarnya.
Fakultas Teknik UGM menggelar Konferensi Internasional ASTECHNOVA tentang manajemen krisis energi global pada 4-5 Oktober. Beberapa pembicara yang ikut hadir berasal dari Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Thailand, dan Kiribati. "Salah satu pembicara dari Public Utilities Board dari negara Kiribati, Mary Rui. Kita sengaja mengundang beliau sebagai panelis. Selain membahas soal persoalan krisis energi global, kita ingin memperkuat kerja sama yang lebih kuat antara Indonesia dengan negara-negara di kepulauan Pasifik," kata panitia penyelenggara, Rachmawan Budiarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
Advertisement
Advertisement