Advertisement

Pakar: Selalu Mengharap Kesempurnaan Bisa Terjebak Sindrom 'Seharusnya Begini'

Sunartono
Minggu, 28 Mei 2023 - 23:27 WIB
Sunartono
Pakar: Selalu Mengharap Kesempurnaan Bisa Terjebak Sindrom 'Seharusnya Begini' Rektor UII Profesor Fathul Wahid. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Profesor Fathul Wahid mengungkap sejumlah manfaat ketidakteraturan atau kesemrawutan. Pesan itu disampaikan di hadapan para peserta wisuda di kampus setempat pada Sabtu (27/5/2023). Guru Besar bidang teknologi informasi ini menyampaikan harapan agar tidak selalu mengharapkan kesempurnaan. 

Fathul mengungkap awalnya ia termasuk kategori orang yang selalu membayangkan kesempurnaan. Akan tetapi bukunya Abrahamson dan Freedman yang berjudul A Perfect Mess atau Kesemrawutan yang Sempurna mengubah pola pikirnya. Ia berangsur mengadopsi perspektif baru setelah mendapatkan pemahaman bahwa ada manfaat tersembunyi dari ketidakteraturan.  

Advertisement

“Saya sering membayangkan jalan tanpa kabel listrik melintang tak beraturan di sepanjang jalan, jalanan tanpa kemacetan, layanan fisik tanpa antrean, rumah yang selalu rapi, tampilan yang selalu necis,” kata Fathul dalam sambutan yang disampaikan di kegiatan wisuda.

Memang tidak ada yang salah dengan perspektif ini, kata dia, karena akan mendorong seseorang untuk selalu lebih baik. Tetapi, jika berlebihan dan tanpa pernah mencoba memahami mengapa hal tersebut tidak selalu dapat terjadi, hanya akan membuat seseorang tersiksa.

“Karena yang nyata selalu saja tidak sempurna di mata kita. Dalam bahasa sederhana saya, kita terjebak ke dalam sindrom seharusnya begini,” ucapnya. Sindrome 'seharusnya begini' yang dimaksud adalah kebiasaan menilai yang tidak sesuai dengan keinginannya.  

Ia mengatakan ketidakteraturan sampai level tertentu seharusnya bisa ditoleransi selama tidak melanggar nilai-nilai mulia seperti ketidakadilan, kejujuran, dan kesetaraan. Karena ada banyak manfaat ketidakteraturan, di antaranya fleksibilitas (flexibility). Ketidakteraturan memungkinkan perubahan dan adaptasi yang lebih cepat dengan biaya yang tidak banyak. Selain itu, ketidakteraturan juga membuka ruang kreativitas yang memunculkan invensi (invention) atau temuan baru.

Penemuan solusi yang tepat guna dalam konteks sumber daya yang terbatas dapat terjadi juga karena ketidaksempurnaan ditoleransi. Jika keteraturan memerlukan sumber daya untuk menghadirkannya, maka ketidakteraturan, sebaliknya, bisa memberikan efisiensi (efficiency). Selain itu, ketidakteraturan bisa menjadikan sebuah sistem mempunyai kekokohan (robustness) dalam menghadapi kerusakan, kegagalan, dan imitasi.

“Pernah melihat toko kelontong serba ada di ruang yang sempit? Ketidakteraturan juga memungkinkan kelengkapan, karena bisa mengakomodasi kehadiran banyak entitas yang berbeda,” katanya.

Pesan yang ingin disampaikan kepada yaitu harus membuka diri dengan perspektif baru. Karena, hal yang pada awalnya seakan tidak masuk akal, bisa jadi memberikan manfaat tersembunyi yang tidak disadari. 

“Selain itu, saya mengajak untuk menoleransi ketidaksempurnaan. Peradaban manusia disusun dari berjuta ketidaksempurnaan yang ditoleransi untuk saling berinteraksi,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BMKG: Waspadai Curah Hujan Esktrem di Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

News
| Rabu, 04 Desember 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement