Gelar Aksi Bersih Pantai, Mahasiswa Temukan Banyak Sampah Plastik
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sejumlah mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana Yogyakarta menggelar bakti sosial dengan bersih-bersih pantai di Pantai Cangkring, Dusun Cangkring, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul, Sabtu (10/6/2023) lalu.
Kegiatan bersih-bersih sampa di pantai Cangkring merupakan kali kedua. Sebelumnya mahasiswa ini juga melakukan aksi yang sama di lokasi tersebut pada April lalu. Aksi bersih-bersih sampah atau Beach Clean Up (BCC) tersebut mendapatkan apresiasi dari warga setempat dan sejumlah sukarelawan yang sama-sama terjun untuk memungut sampah di pantai.
Advertisement
Dengan bermodalkan trash bag dan sarung tangan, enam mahasiswa dan para sukarelawan melakukan pembersihan dengan memungut sampah-sampah di Pantai Cangkring.
BACA JUGA ": Pengurangan Kantong Plastik di Bantul Belum Optimal
“Dari hasil kegiatan bersih pantai, ditemukan paling banyak sampah plastik. Hal ini mengindikasikan bahwa wisatawan dan pedagang adalah yang paling berkontribusi terhadap sampah dan perlunya fasilitas umum berupa tempat sampah yang harus disediakan di tempat wisata,” kata Koordinator Acara Bersih-bersih Sampah, Salahudin, Senin (12/6/2023).
Universitas Mercu Buana Yogyakarta sendiri, kata dia, menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh mahasiswa ini dan berharap dapat berlanjut di kemudian hari dengan melibatkan banyak pihak. Salaudin menyatakan Indonesia sebagai negara maritim harus menjaga kelestarian laut agar tetap menjaga keseimbangan alam untuk keberlangsungan hidup di masa depan.
“Upaya ini juga diharapkan dapat menekan sampah di Pantai Cangkring yang diketahui sebagai daerah wisata dan wilayah Bantul umumnya,” ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga melakukan bersih-bersih sampah terutama sampah plastik di Pantai Baros, Kalurahan Tirthargo, Kapanewon Karetek, Kabupaten Bantul, Kamis (8/6/2023). Bersih-bersih sampah dan menaman mangrove tersebut bagian dari Peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) sedunia.
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa Kementerian LHK, Abdul Muin mengatakan bahwa sampah plastik menjadi ancaman bagi pencemaran lingkungan karena susah untuk terurai. Berbagai upaya pengurangan sampah sudah dilakukan pemerintah pusat sampai daerah. Sampai pemerintah menyusun dokumen target menyelesaikan atau mengurangi 30% sampah plastik dan 70 persen sampah ditangani sampai 2025 dalam rangka ujungnya zero ways, tak ada lagi sampah. “Ujungnya lagi zero emission. Tak ada sampah nyumbang emisi gas rumah kaca” katanya.
BACA JUGA : Volume Sampah di Sleman Alami Kenaikan Saat Lebaran
Muin memaparkan polusi sampah plastik menjadi permasalahan yang cukup pelik, terutama pergerakan sampah dari daratan yang terbawa aliran sungai dan bermuara ke pesisir dan laut. World Economic Forum (WEF) mengatakan, ada sekitar 150 juta ton sampah plastik berada di perairan dunia. Pertumbuhannya pun tak kalah hebat, mencapai 8 juta ton per tahunnya.
International Coastal Clean up (ICC) merilis, pada 2019 sebanyak 97.457.984 jenis sampah dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Sembilan dari 10 jenis sampah terbanyak yang mereka temukan berasal dari bahan plastik, seperti sedotan dan pengaduk, alat makan plastik, botol minum plastik, gelas plastik, dan kantong. “Polusi sampah plastik ini mengancam ekosistem dan biota laut yang berada di dalamnya” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Minta Seluruh Paslon Fokus Menyampaikan Program saat Kampanye Akbar
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
Advertisement
Advertisement