Advertisement

PTS Bukan Kampus Buangan, Ini Buktinya

Media Digital
Selasa, 04 Juli 2023 - 17:56 WIB
Mediani Dyah Natalia
PTS Bukan Kampus Buangan, Ini Buktinya Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

JOGJA—Tidak diterima di kampus negeri bukan akhir dari kehidupan. Justru ada banyak kiprah mahasiswa dan dosen kampus swasta yang berkontribusi membangun negeri. Siapa saja mereka?

  1. Mahfud MD

Nama satu ini tentu tak asing. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia 2019-2024 ini merupakan hakim, politisi dan dosen Universitas Islam Indonesia (UII). Mahfud MD berkuliah di dua perguruan tinggi, yakni di Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Sastra Arab, dan Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan Hukum Tata Negara. Mahfud lulus pada 1983.

Advertisement

Seusai menamatkan gelar sarjana dan mengajar di almamaternya, Mahmfud meneruskan kuliah program Pasca Sarjana S-2 bidang Ilmu Politik di UGM serta pendidikan Doktor S-3, di bidang Ilmu Hukum Tata Negara pada program Pasca Sarjana UGM. Begitu lulus 1993, pria asal Madura ini dinobatkan menjadi Guru Besar bidang Politik Hukum pada 2000 saat usianya baru 43 tahun di UII.

  1. Sindhunata

Bagi pencinta sastra, karya-karya Dr. Gabriel Possenti Sindhunata atau yang akrab dipanggil Romo Sindhu pasti menjadi lalapan sehari-hari. Awalnya, Sindhunata memulai karier sebagai wartawan. Pada 1974-1980, ia menempuh studi di STF Driyakarya, Jakarta, dan juga mendapat gelar sarjana dari Institut Filsafat Teologi Kentungan, Yogyakarta. Pada 1992, ia mendapat gelar Doktor di bidang filsafat dengan disertasi mengenai pengharapan mesianik masyarakat Jawa dari Hochschule fur Philosophie, Philosophische Fakultat SJ, Munchen, Jerman.

Salah satu karya feature dosen Universitas Sanata Dharma ini adalah Petruk Jadi Guru. Karya ini menyajikan dimensi baru dalam dunia jurnalisme, yakni menampilkan spiritualitas dan pergulatan dari batin manusia yang terdalam. Gaya Sindhunata tersebut kini dikenal sebagai jurnalisme sastrawi, yaitu berita yang disampaikan dengan cara bercerita seperti dalam karya sastra. Jadi penasaran dengan karya-karya Romo Sindhu yang lain?

 

  1. Dominikus David 'Raxel’

Pandemi Covid-19 mendorong Dosen Prodi Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Pendidikan dan Bahasa Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Dominikus David 'Raxel' Biondi Situmorang, S.Pd., M.Pd., M.Si., CT., CPS., CBNLP menyoroti dampak lain dari virus tersebut, yakni kesehatan mental masyarakat selama pandemi. Ia menggunakan teori ciptaannya sendiri.

Berkat riset tersebut, David ‘Raxel’ jadi orang pertama dan satu-satunya asal Indonesia yang artikel hasil penelitiannya tembus dan terpublikasi di Jurnal Internasional Bereputasi Terindex Scopus Q1 milik Cambridge University Press, yaitu Palliative and Supportive Care dengan "Rapid Tele-Psychotherapy. Pria ini mengembangkan teorinya dengan mengombinasikan media jarak jauh dalam mengatasi trauma seseorang. Video call digunakan sebagai alat untuk telekonseling atau telepsikoterapi. Bagian terunik dari pendekatan ini adalah menggunakan seni music sebagai salah satu terapi. Ikut bangga sih ini, kamu juga kan? 

  1. Teddy Nurcahyadi

Adalah Teddy Nurcahyadi. Dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meraih prestasi gemilang dengan menjadi lulusan tercepat di Institut d’Investigació en Intel·ligència Artificial–Consejo Superior de Investigaciones Científicas (IIIA-CSIC) Universitat Autònoma de Barcelona (UAB) dengan masa studi kurang dari tiga tahun. Teddy lulus dengan gelar Doktor dalam bidang Computer science. Ia adalah penerima Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri (BPPLN) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Teddy berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul An Algorithmic Framework for Making Use of Negative Learning in Ant Colony Optimization di hadapan komite sidang disertasi. Karya ilmiah ini fokus pada pengembangan algoritma optimasi koloni semut dengan pendekatan negative learning. Menurut dia, algoritma optimasi semut bukan hal baru tetapi hasilnya kurang memuaskan dan tidak menunjukkan hasil yang konsisten. Singkatnya, Teddy mengembangkan algoritma ini bersama supervisor untuk mendapatkan yang terbaik. Selain menjadi lulusan tercepat, Teddy juga berhasil memperoleh Best Paper Award di ANTS 2020 Twelfth International Conference on Swarm Intelligence October 26-28, 2020 di Barcelona. Ia juga berhasil menerbitkan enam jurnal, satu artikel jurnal Q1, satu artikel jurnal Q2, dan empat artikel jurnah di Proceeding seminar Internasional.

  1. Simatupang Juan Regan

Belum lama ini, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) berhasil meraih best presentation pada kegiatan Asian Cooperative Program (ACP) yang diselenggarakan di Universiti Utara Malaysia pada 12-22 Maret 2023. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2020 UAJY ini bernama Simatupang Juan Regan. Melalui program ini, ia berkompetisi dalam International Field Study yang berfokus membahas mengenai penanganan bencana alam.

Tema yang diusung adalah Climate Change and Practice of DRR (Disaster Risk Reduction). Kegiatan ini bertujuan menjadi wadah diskusi antarmahasiswa dan dosen mengenai cara mengaplikasikan ilmu-ilmu yang ada untuk meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap bencana alam. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari Malaysia, Indonesia, dan Jepang.

Bagaimana? Masih ragu soal kemampuan dosen dan mahasiswa PTS? (BC)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Bakal Susun Kursi Menteri hingga 40, Gerindra Membantah

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja Versi Mahasiswa, Cek Tempatnya

Wisata
| Kamis, 09 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement