Advertisement
Hasil Penelitian: 5 Persen Konsumen Kental Manis di DIY Diminumkan Balita

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Universitas Aisyiyah Yogyakarta merilis hasil penelitian terkait penggunaan kental manis bagi warga pinggiran di DIY. Hasilnya masih banyak masyarakat yang memahami kental manis sebagai susu dan diberikan kepada balita. Bahkan penelitian itu mengungkap sebanyak 5 persen konsumen kental manis memberikan kepada balita seperti halnya minum susu.
Penelitian itu mengungkap temuan dari 1.000 responden ibu-ibu yang ada lima kabupaten dan kota di DIY, tercatat 22,3 persen atau 231 orang yang menganggap produk kental manis sebagai susu. Kemudian sebanyak 8,9 persen menganggap air dengan rasa susu atau bukan susu, serta 5,6 persen keterangan lain. Selain itu 63,2 persen di antaranya menganggap kental manis sebagai minuman gula yang ditambah dengan susu.
Advertisement
BACA JUGA : Resep Omelet Makaroni untuk Sarapan Sehat Anak
“Tetapi secara perlahan masyarakat mulai memahami bahwa kental manis itu bukan susu. Tetapi masih cukup banyak juga yang menganggap bahwa itu susu,” kata Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat, Sabtu (19/8/2023).
Arif menambahkan dari data itu pula terungkap masih ada sekitar 5 persen dari total responden yang memberikan kental manis pada balita. Kemudian 27 persen memberikan kepada orangtua, 55 persen untuk toping makanan dan 13 persen untuk campuran makanan.
“Kemudian alasan memilih kental manis pun beragam, ada 23 persen karena harganya murah, 7 persen sudah turun temurun dari keluarga, 34 persen karena praktis. Ini memang perlu diedukasi, tujuan kami edukasi karena ini kandungan gulanya cukup tinggi,” katanya.
Guru Besar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta Profesor Tria Astika Indah yang turut tergabung dalam penelitian itu mengungkap kental manis memang tidak direkomendasikan untuk balita karena bukan susu. Hal itu karena kandungan gula terlalu tinggi. Padahal sesuai dengan Permenkes No.30/2013 bahwa anjuran mengonsumsi gula yaitu 10 persen dari total energi 220 kalori atau setara dengan empat sendok makan atau sekitar 50 gram.
“Ketika ini diberikan kepada balita akan berisiko, salah satunya berkaitan dengan stunting nantinya,” ujarnya.
Tria mengungkap, dari 55 balita yang mengkonsumsi kental manis diperoleh proporsi bahwa 34,3 persen balita stunting mengonsumsi kental manis lebih dari sekali dalam sehari. Selain itu 31,3 persen dari balita sunting mengonsumsi kental manis di usia 24-59 bulan.
BACA JUGA : Warga Bantaran Kali Code Terima Edukasi tentang Program JKN
“Kemudian ada 60 persen ibu dari balita stunting ini tetap memberikan kental manis pada balitanya. Maka saat ini bermunculan diabetes pada anak. Misalnya IDAI mencatat ada 19 persen penderita diabetes dari anak usia 0-4 tahun, 31,05 persen usia 2-9 tahun,” katanya.
Rektor Unisa Yogyakarta Warsiti mengatakan keterlibatan Unisa dalam penelitian itu dengan mengirimkan sejumlah dosen. Tujuan penelitian itu semata-mata memotret dari sisi akademik sebagai peneliti. Dari hasil penelitian itu diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat terutama sebagai edukasi di bidang kesehatan.
“Dalam praktiknya hasil penelitian ini bisa berkembang ke hal lain yang menarik dan tidak sebatas pada kental manis saja. Prinsipnya peneliti yang terlibat menjalankan tugas akademiknya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Donald Trump Serukan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Selama 30 Hari
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Viral Video Kritik Layanan Uji Kir Bantul, Dishub Bantah dan Ungkap Fakta Lapangan
- Kenaikan Suhu Bumi Memperparah Kondisi Penderita Lupus
- Frekuensi Perjalanan Kereta Api Lebih Padat pada Libur Waisak, KAI Daop 6 Jogja Himbau Masyarakat Berhati-hati
- Warga Tangkap Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Semin Gunungkidul
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
Advertisement