Advertisement

Dosen ITNY Beri Penguatan Kapasitas Masyarakat Rawan Bencana Melalui Peta Kebencanaan di Klakah Boyolali

Media Digital
Jum'at, 08 September 2023 - 19:30 WIB
Sunartono
Dosen ITNY Beri Penguatan Kapasitas Masyarakat Rawan Bencana Melalui Peta Kebencanaan di Klakah Boyolali Dosen ITNY Beri Penguatan Kapasitas Masyarakat Rawan Bencana Melalui Peta Kebencanaan di Klakah Boyolali. - Istimewa.

Advertisement

JOGJA—Tim Dosen Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) melakukan pengabdian kepada masyarakat berbasis kebencanaan yang didanai hibah Kemendikbud Ristek dalam skema Pengabdian Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat 2023. Pengabdian ini bertujuan bisa membuat peta kebencanaan yang harusnya menjadi dasar pengembangan strategi mitigasi bencana untuk tipe bencana tertentu.

Mulai dari peta risiko bencana yang merupakan produk sintesis dari peta kebencanaan lainnya mencakup peta ancaman (hazard map), peta kerentanan (vulnerability map) dan peta kapasitas (capacity map).

Advertisement

Untuk menjamin terselenggaranya upaya penanggulangan bencana, khususnya mitigasi resiko bencana, eksistensi keberadaan atau pengadaan peta-peta kebencanaan seharusnya menjadi hal yang prioritas terutama bagi otoritas pemerintahan suatu wilayah. Hal utama dari pengurangan dampak  bencana adalah perencanaan dapat pula berfungsi sebagai media pengambilan keputusan dalam pembangunan.

BACA JUGA : Teliti Air Tanah dan Baja Tahan Karat, Dua Dosen Perempuan ITNY Jadi Guru Besar

Dengan demikian keputusan dalam bentuk kebijakan pembangunan dapat diarahkan untuk mengurangi komponen pembentuk resiko, baik menghindari lokasi bahaya, mengeliminasi kerentanan, sampai dengan memperkuat kapasitas sumberdaya manusianya. Pengabdian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data secara langsung, wawancara dan FGD ( Forum Group Discussion) dengan mitra yaitu perangkat Desa Klakah dan bagian pengurus yang mengurus tentang kebencanaan Gunung Merapi.

“Pendataan yang kami lakukan dengan cara observasi langsung. Pendataan ini berupa jumlah jiwa dan kondisi geografis desa Klakah, selain itu juga morfologi kawasan Klakah baik itu aliran sungai dan ketinggian Klakah. Erupsi gunung api yang terjadi dapat menghasilkan sejumlah bencana, seperti lava pijar, lahar, jatuhnya piroklastik dan awan panas,” kata Fatimah selaku dosen geofisika di program studi Teknik Geologi ITNY.

Apabila terjadi erupsi gunung api , maka akan menimbulkan bencana bagi warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan mitigasi bencana sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak bencana erupsi gunung api wawancara yang dilakukan pada pengabdian ini dengan mewancarai perangkat desa yaitu kepala desa Klakah dan sekretris desa Klakah, selain itu juga anggota TAGANA serta relawan desa.

Pembuatan desa kerawanan bencana ini didasarkan pada peta KRB Gunung Merapi yang dikeluarkan oleh kementrian ESDM melalui Badan Geologi ditambahkan data administrasi kewilayahan dan juga sejarah dampak erupsi Gunung Merapi pada area administrasi desa Klakah, Selo, Boyolali.

Peta Kerawan bencana ini nantinya akan disimpulkan menjadi peta kerentanan bencana. Pembuatan Peta Kerentanan menggunakan metode pengolahan serta analisis spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan metode nilai, bobot, dan tumpangtindih data untuk pendeteksian lokasi-lokasi permukiman yang terletak di lereng gunung api pada radius bahaya.

Kegiatan dalam pengabdian ini lebih terfokus pada FGD ( Forum Group Discussion) antara penabdi dengan perangkat desa dan pihak terkait Desa Klakah. Focus group discussion (FGD), pelatihan dan pendampingan. Focus Group Discussion (FGD) dalam kegiatan ini dalam mendapat tanggapan balik dan masukan dari informasi dan data yang sudah dikumpulkan juga termasuk memastikan kebenaran data.

Metode desk studi dalam kegiatan ini dilakukan oleh pengabdi untuk melakukan pengumpulan data dan informasi tentang kependudukan dan dampak bencana. Penilaian Partisipasi Desa atau Participatory Rural Appraisal (PRA), dalam kegiatan ini dilakukan bersama aparat desa terdampak untuk mendata batas kewilayahan.

Partisipan dalam FGD ini ada tiga orang pelaksana pengabdian dimana dari bidang ilmu Geofisika yang nantinya akan menjelaskan tentang produk gunung api aktif dan pendataannya, yang kedua dari Teknik Geologi dimana disini akn membuat peta kerawanan bencana sesuai kaidah peta nasional dari Badan Geologi Indonesia. Ya

Ketiga dari ahli Perencanaan Wilayah disini yang akan mendampingi mengenai kerentanan sualatu wilayah terhadap bencana. FGD ini dari pihak mitra menghadirkat perangkat desa, bagian kebencanaan, relawan serta masyarakat. Kegiatan FGD berlangsung pada hari Selasa tanggal 29 Agustus 2023.

Analisa situasi daerah pengabdian Klakah merupakan daerah terdampak erupsi Gunung Merapi karena jaraknya yang sangat dekat dengan Merapi sehingga produk erupsi Merapi  seperti abu vulkanik ini bisa tebal pasti sampai di daerah desa Klakah menurut TAGANA desa Klakah.

Abu vulkanik yang tebal selain membuat kerugian fisik juga kesehatan dan membuat pertanian lumpuh sehingga akan berimbas pada mata pencaharian yang sebagian besar masyarakat desa Klakah terkena dampak dan hewan ternak yang makan rumput menurut Arif Yuono Sekertaris Desa Klakah.

Lurah Desa Klakah Marwoto mengatakan Klakah sering terdampak Erupsi Merapi sehingga masuk dalam pengawasan BPBD. Sudah beberapa kali melakukan pengungsian saat erupsi Merapi namun masyarakat masih memikirkan bagaimana cara agar tetap bisa produktif saat bencana.

“Klakah pernah kehilangan penduduk dan wilayah saat terjadi erupsi besar Merapi tahun 1950 an. Pergantian fungsi lahan dan batas lahan pertanian yang hilang akibat bencana dampak erupsi Merapi. Analisis situasi baik kritis dan data yang berhubungan dengan dampak bencana, diperlukan untuk pengelolaan terhadap kejadian bencana. Informasi mengenai kondisi fisik suatu wilayah sangat dibutuhkan khususnya dalam tahap mitigasi dan kesiapsiagaan,” katanya.

Pelaksanaan FGD dihadiri dari perangkat desa dan juga masyarakat lembaga terkait dengan pihak pengabdi tiga bidang keahlian. FGD ini membahas data morfologi dua aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Forum ini juga membahas situasi di Klakah dalam hal ini memang Klakah daerah rawan bahaya.

“Setiap erupsi Merapi selalu kena dampak abu vulkanik sudah beberapa tahun terakhir ini tidak terkena dampak awan panas. Tempat atau dusun yang dulunya kena awan panas sudah tidak ditinggali lagi. Peta yang dihasilkan menunjukan bahwa masih terbagi atas zona bahaya yaitu daerah Klakah Ngisor yang berdekatan dengan sungai dimana bahaya nya berupa aliran lahar dingin dan juga daerah sumber,” kata Ayu Candra Kurniati sebagai ahli Perencanaan Wilayah dan dosen PWK ITNY

Sehingga dari FGD tersebut masih harus ada tindak lanjut untuk melihat kerentanan terhadap bencana yang berbasis kewilayahan.

BACA JUGA : Membuat Sendiri Rumah Impian dengan Teknologi 3DCP

Dosen Teknik Geologi ITNY, Paramitha Tedja Trisnaning menambahkan dampak bencana ini bisa dipetakan dan ditambah ke arah mitigasi bencana bisa berupa jalur evakuasi.

“Guna mewadahi semua ini perlu narasumber dari pihak pengamat gunung Merapi supaya bisa merambah ke wilayah yang lebih spesifik,” katanya.

Pengabdian ini masih akan berlanjut hingga akhir tahub 2023 sehingga demi keberlanjutan program kemasyarakatan khususnya mengenai dampak bencana erupsi gunung Merapi akan dilakukan berbagai hal sesuai arahan dan diskusi berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ramai Soal Akun Fufufafa, Sufmi: Prabowo Tak Pernah Mempersoalkan

News
| Kamis, 12 September 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement