Advertisement

Gelar Desain 2023 Hadir Lagi, Kini Digelar di PDIN

Media Digital
Selasa, 05 Desember 2023 - 17:27 WIB
Maya Herawati
Gelar Desain 2023 Hadir Lagi, Kini Digelar di PDIN Gelar Desain (Gede) kembali hadir di akhir 2023 tepatnya pada 4-5 Desember 2023 di Gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Jalan C. Simanjuntak, Terban, Jogja. - ist - ukdw

Advertisement

JOGJA—Setelah sempat vakum selama pandemi, Gelar Desain (Gede) kembali hadir di akhir 2023 tepatnya pada 4-5 Desember 2023 di Gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Jalan C. Simanjuntak, Terban, Jogja.

GEDE merupakan rangkaian acara yang diadakan setiap 2 tahun sekali oleh Himpunan Mahasiswa Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (HMDP UKDW). Acara ini penting karena menjadi wadah untuk mencari jati diri sebagai calon desainer untuk menjawab permasalahan yang benar-benar ada di lingkungan sekitar dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di sekitar Jogja baik dalam keterampilan perajin, material, serta menggali ide dari alam dan budaya Nusantara dengan menggabungkan kebutuhan fungsi dari calon pengguna.

Advertisement

PDIN sebagai wadah penghubung di dunia desain dan arsitektur memungkinkan mahasiswa untuk memperluas relasi dengan para desainer dan perusahaan untuk kesempatan kolaborasi lebih lanjut maupun membangun ekosistem desain produk di DIY dan Jawa Tengah.

Pameran Gede 2023  kali ini dipersiapkan mahasiswa Despro angkatan 2022 dan 2023 dengan pendampingan dosen Koniherawati, dan Daniel Pandepotan, serta Purwanto.

Tema Evolution of Design : Z-tech Odyssey, dipilih dengan harapan bahwa Gelar Desain 2023 mencerminkan bagaimana desain bergerak menjawab permasalahan, teknik dan proses yang berubah mengikuti perkembangan zaman di segala aspek sosial.

Karya–karya mahasiswa meliputi pengolahan material alam dan limbah menjadi berbagai produk pendukung interior hingga mainan dari juga mendominasi pameran. Contohnya adalah pemanfaatan limbah tekstil (perca kain) dengan teknik tradisional pilin kolaborasi dengan perajin di Kulonprogo menjadi produk fesyen yaitu tas wanita, pemanfaatan nata de soya -turunan pengolahan kedelai dari UMKM pembuat tahu- menjadi lampu yang estetik, eksplorasi limbah kaca menjadi perhiasan; eksplorasi material rokabu (rotan, kayu, bambu) menjadi furnitur; maupun eksplorasi limbah kain menjadi tas yang sesuai dengan  gaya masa kini.

BACA JUGA: Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda

Revitalisasi budaya dalam produk fesyen, aksesori maupun mainan anak-anak juga menjadi topik pengembangan desain. Isu sustainable living, misalnya sarana tanam sayur secara hidroponik dalam ruang yang estetik, desain produk inklusif yang menjadi sarana bantu pengguna difabel untuk meningkatkan kemampuan motorik, kognitif, aktualisasi diri maupun aksesibilitas.

Sebagai contoh adalah sarana pembelajaran batik cap yang aman untuk pengguna disabel netra, sarana bantu potong untuk pengguna dengan kemampuan kognitif yang kurang agar bisa fokus memotong kain dengan rapi, dan wastafel lipat untuk meningkatkan aksesibilitas pengguna kursi roda dalam mencuci tangan di ruang publik.

Isu kesehatan mental juga diusung produk pengenalan emosi dasar bagi anak dengan mengeksplorasi secara kreatif interaksi orang tua, anak, produk yang interaktif. hingga isu kebencanaan juga dipikirkan oleh mahasiswa. GEDE 2023 juga menampilkan berbagai karya kewirausahaan berbasis desain produk (designpreneur) sebagai luaran dari program kewirausahaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yaitu vest dari limbah jeans yang juga bisa diubah menjadi tote-bag, jam tangan berbahan limbah bonggol jagung, dompet kartu berbahan limbah kulit jagung, dan pot berbahan ampas kopi. Lebih dari 50 produk ditampilkan dalam pameran ini.

Berbagai lokakarya juga diadakan untuk menambah keahlian masyarakat umum, seperti pengolahan limbah plastik menjadi produk baru bersama pak Hartono dari Blasu Studio, fotografi produk bersama Tosan Tri Putro, dosen prodi desain produk UKDW, diskusi designpreneur yang menerapkan strategi berkelanjutan dalam rintisan bisnis para mahasiswa program MBKM Kewirausahaan dan diskusi mahasiswa desain produk di DIY dan Jawa Tengah. Pameran ini menjadi proses pembelajaran mahasiswa calon desainer produk agar menjadi agen perubahan dengan peka/kritis menjawab kebutuhan sekitar yang faktual baik dengan mengombinasikan estetika, teknologi, dan kewirausahaan secara kreatif. Mahasiswa dapat memilih fokus eksplorasi material (material-driven), kultur (cultural-based) maupun pengguna (user-centred design). (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu

News
| Sabtu, 27 April 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement