Advertisement

Sekolah dari Jakarta Ikuti Tradisi Wiwitan di Pakem Sleman

Sunartono
Sabtu, 25 Mei 2024 - 08:57 WIB
Sunartono
Sekolah dari Jakarta Ikuti Tradisi Wiwitan di Pakem Sleman Sebanyak 85 siswa dan enam guru dari SMP Kolese Kanisius Jakarta menggelar tradisi Wiwitan di persawahan Padukuhan Tanen, Kalurahan Hargobinagun, Kapanewon Pakem, Sleman, Kamis (23/5/2024) lalu. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 85 siswa dan enam guru dari SMP Kolese Kanisius Jakarta menggelar tradisi Wiwitan di persawahan Padukuhan Tanen, Kalurahan Hargobinagun, Kapanewon Pakem, Sleman, Kamis (23/5/2024) lalu.

Tradisi Wiwitan merupakan ritual tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi dan Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah menumbuhkan padi berisi beras. Wiwitan berasal dari kata wiwit dalam bahasa Jawa, berarti mengawali panen padi.

Advertisement

BACA JUGA : Festival Upacara Adat Digelar untuk Lestarikan Tradisi

Prosesi Wiwitan dimulai dari arak-arakan penari sebagai Dewi Sri, disusul tarian cucuk lampah, bergodo, pembawa tumpeng, sesaji, memedi sawah dan pembawa cangkul hingga barisan warga. Arak-arakan itu diiringi suara khas gamelan selama perjalanan menuju persawahan.

Momentum Wiwitan menjadi puncak kegiatan Ekskursi SMP Kolese Kanisius Jakarta gelombang kedua bertajuk Merajut Budaya Merawat Semesta, yang berlangsung dari 21 hingga 24 Mei 2024. Para siswa disajikan sejumlah materi bertopik ekologi dan budaya, mulai dari turun ke sungai untuk mengidentifikasi kualitas air, melakukan inventarisasi tanaman sayur dan pohon buah yang ada di seputaran Omah Petroek, Pakem.

Guru Pendamping Kegiatan Wiwitan SMA Kolese Kanisius Jakarta Yohanes Sumarsono menjelaskan dalam ekskursi, para siswa diajak secara langsung mensyukuri kehidupan. "Ini sangat menarik dan berkesan bagi para siswa kami. Mereka mengalami peristiwanya, langsung. Bahkan dilibatkan dalam semua rangkaian acara,” kata dia.

Budayawan Romo GP. Sindhunata SJ mengatakan, kegiatan Wiwitan menjadi pengalaman berharga bagi para siswa. Mereka diajak merasakan hidup sederhana dengan masyarakat desa. Kegiatan itu diharapkan menjadi kenangan sekaligus mengambil pelajaran bahwa masih banyak orang yang hidup serba kekurangan.

"Justru alam mengakrabkan kita dengan warga desa. Pohon-pohon ini memberi oksigen, maka harus kita rawat dan kita jaga. Persaudaraan dibentuk karena alam yang terjaga baik. Peristiwa Wiwitan panen padi mengajak kita menyadari kesederhanaan petani yang terus mengusahakan pangan," ujarnya.

BACA JUGA : Warga Pleret Bantul Gelar Tradisi Wiwitan

Siswa Kelas IX-5 Albertus Marvel Gunawan mengaku senang bisa merasakan aliran air sungai yang berhulu langsung di gunung Merapi. Kegiatan meneliti langsung di sungai menggunakan metode biotilik baru pertama ia praktikkan dalam kesempaan itu.

"Setahu saya meneliti itu hanya di ruang laboratorium. Ternyata bisa juga dilakukan di ruang terbuka,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ibadah Haji 2024, DPR Segera Bentuk Pansus untuk Evaluasi

News
| Senin, 17 Juni 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Mantap, Hidupkan Laguna Pengklik, Pemuda di Srigading Bikin Wisata Kano

Wisata
| Minggu, 16 Juni 2024, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement