Kesehatan Mental Masih Jadi Masalah Bagi Pelajar dan Mahasiswa Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kesehatan mental masih menjadi persoalan yang sering melanda pelajar dan mahasiswa Jogja. Terbukti banyak ditemukan kasus bunuh diri, klitih, narkoba yang disebabkan oleh lemahnya kondisi psikologi pelajar dan mahasiswa.
Persoalan kesehatan mental ini disinggung oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY Profesor Setyabudi Indartono saat menghadiri pengukuhan tiga guru besar UAD, Sabtu (25/5/2024). Tiga guru besar yang dikukuhkan antara lain Profesor Alif Muarifah bidang ilmu psikologi, Profesor Suyatno bidang ilmu manajemen berbasis sekolah dan Profesor Fithriatus Salihah sebagai guru besar ilmu hukum.
Advertisement
BACA JUGA : Penggunaan Kata-kata Baik Kuatkan Kesehatan Mental Anak
Profesor Setyabudi dalam kesempatan itu memberikan ulasan terkait dengan keilmuan psikologi bahwa di Jogja yang dikenal sebagai kota pendidikan dan kota budaya masih ada sejumlah persoalan mulai seperti klitih hingga bunuh diri.
"Jogja yang terkenal dengan kota pendidikan kota budaya ini sering tercoreng dengan isu klitih isu mental health [kesehatan mental]. Begitu banyak mahasiswa dan siswa kita menunjukkan lemahnya kondisi psikologi mereka sehingga membuat keputusan sesaat yang merugikan mereka. Betapa banyak kasus narkoba, bunuh diri dan seterusnya," kata Setyabudi sebagaimana dikutip Harianjogja.com melalui Youtube.
Oleh karena itu ia mengharapkan kepada Profesor Alif Muarifah sebagai guru besar bidang ilmu psikologi bisa memberikan kontribusi dalam menangani persoalan tersebut. "Saya kira dengan dikukuhkannya Profesor Alif Muarifah menjadi harapan membangkitkan kembali dukungan kepada anak kita agar anak berkembang secara sehat secara mental," ucapnya.
BACA JUGA : Gangguan Kesehatan Mental Kerap Dialami Anak Muda, Kebanyakan Masalah Bermula dari Rumah
Dalam kesempatan itu Alif Muarifah menyampaikan pidato bertajuk Pengasuhan dan Attachment Ibu-Anak: Perjalanan Panjang Membangun Kualitas Kepribadian untuk Menyongsong Generasi Emas. Di awal pidato ia mengungkap saat ini terjadi krisis karakter di kalangan generasi muda dan lemahnya kualitas kepribadian di semua lini.
Berbagai persoalan yang muncul antara lain rendahnya kemampuan menyesuaikan diri, memburuknya kualitas harga diri, pelanggaran disiplin, menuda dalam menyelesaikan tugas di sekolah hingga mengarah ke perilaku menyimpang.
"Bentuk agresivitas seperti tawuran antarpelajar dan tindakan saling menyerang. Perilaku ini muncul karena stimulus yang berasal dari lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan dalam risetnya menemukan adanya keterkaitan peran pengasuhan dan attachment dalam memberikan sumbangan terhadap kepribadian. Konsep itu bisa menjadi salah satu intervensi berbagai gangguan kesehatan mental maupun perilaku menyimpang termasuk agresivitas remaja.
"Pengasuhan ibu dengan anak memiliki peran penting membangun kepribadian sehingga berbagai perilaku yang tidak diharapkan [agresivitas remaja] bisa dikendalikan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
- Bawaslu DIY Petakan Potensi Kerawanan TPS Pilkada 2024, Listrik & Internet Kerap Jadi Kendala
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
- Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat
- Empat Pelaku Penganiayaan di Jambusari Sleman Masih Diburu Polisi
Advertisement
Advertisement