Advertisement
Pengabdian Masyarakat Dosen UPN Veteran Jogja di BUMKal Trengginas Batik Nitik Trimulyo Bantul

Advertisement
BANTUL—Permasalahan mendasar yang tumbuh seiring perkembangan teknologi di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya batik adalah perubahan metode pemasaran.
Untuk meningkatkan pemasaran, seharusnya pelaku UMKM bisa memanfaatkan ekosistem digital untuk mengembangkan usahanya.
Advertisement
Kehadiran berbagai platform media sosial, lokapasar atau e-commerce, hingga bank digital bisa menjadi solusi. Mempromosikan hasil produksinya, pelaku UMKM akan semakin mudah dengan peningkatan pengetahuan para pengguna digital.
BACA JUGA: UPN Veteran Yogyakarta Turut Bantu Tingkatkan Pelayanan di Kalurahan Bokoharjo
Berjalannya usaha/kegiatan UMKM khususnya batik dalam hubungannya dengan ekosistem digital masih merupakan kendala utama yang pada gilirannya tidak menutup kemungkinan kinerja UMKM secara umum mengalami kemunduran bahkan keterpurukan apabila tidak mampu berintegrasi dengan penggunaan media sosial dan branding.
Integrasi ini juga akan mampu memelihara hubungan antara usaha/kegiatan UMKM dengan menjaga keberlanjutan kekayaan warisan budaya, identitas, dan jati diri masyarakat Jawa, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Salah satu fenomena terkait dengan kebutuhan integrasi antara usaha/kegiatan UMKM dengan ekosistem digital dalam hal ini media sosial dan branding sedang dialami oleh Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Trengginas Batik Nitik Trimulyo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Padahal potensi yang dimiliki oleh Batik Nitik ini sangat besar. Salah satu kendala yang dihadapi sejak lama oleh pengrajin batik nitik di Sitimulyo yang terwadahi melalui BUMKal Trengginas Batik Nitik Trimulyo adalah masalah branding yang berdampak pada pemasaran, lebih lagi dihadapkan pada tantangan berupa transformasi digital saat ini.
Berdasar latarbelakang tersebut tim dosen dari UPN "Veteran Yogyakarta yang terdiri dari Kartika Ayu Ardhanariswari, S.Sn, M.Ds, Ninik Probosari, SE, M.Si, dan Dra. Krisnandini Wahyu Pratiwi, M.Si, pada Sabtu, 6 Juli 2024 bertempat di Kembangsongo, Kalurahan Trimulyo, Kapanewon Jetis, Bantul, melakukan pengabdian masyarakat mengenai perancangan digital branding dan pendampingan perlindungan hak kekayaan intelektual terutama merek dagang bagi pelaku industri batik bagi BUMKal Trengginas Batik Nitik Trimulyo.
Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh UPN "Veteran" Yogyakarta ini memiliki beberapa tahapan. Pertama, sosialisasi dan materi tentang perancangan ekosistem digital guna meningkatkan promosi penjualan batik melalui platform digital. Kedua, pemahaman tentang hak kekayaan intelektual melindungi merek dagang pelaku UMKM.
Melalui Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan oleh UPN “Veteran” Yogyakarta dengan Program Pemberdayaan Masyarakat untuk BUMKal Trengginas Batik Nitik Trimulyo dilakukan melalui Perancangan Ekosistem Digital dapat mendukung program promosi digital pada hasil karya masyarakat, khususnya indutri batik.
Digitalisasi melalui pemasaran batik, salah satunya melalui branding media sosial memberikan berbagai kemudahan akses dalam rangka penyelenggaraan pemasarannya.
Dengan dilakukannya program pengabdian ini diharapkan akan mampu menunjukkan bahwa digitalisasi pemasaran batik merupakan strategi penting dalam pemasaran melalui pendekatan digital yang berdampak pada pengembangan potensi industri batik, khususnya bagi BUMKal Trengginas Batik Nitik Trimulyo. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

PPIH Pastikan Kesiapan Layanan Jemaah Haji Indonesia hingga Mafar Tsani
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Sudah Cair! Ini Cara Cek Penerima Bantuan Subsidi Upah BSU BPJS Ketenagakerjaan
- Lapas Wirogunan Sembelih 2 Sapi dan 7 Ekor Kambing untuk Warga Binaan
- Bisa Jadi Referensi SPMB 2025, Ini Daftar SMP Terbaik di Jogja Berdasarkan ASPD 2023 dan ASPD 2025
- Daftar 10 Stasiun Kereta Api Terpadat Saat Long Weekend Iduladha 2025, Jogja Tidak Masuk
- Ritual Grebeg Kraton Jogja Dikembalikan ke Era Sri Sultan HB VII, Tak Ada Utusan Raja Mengantar Gunungan ke Kepatihan
Advertisement
Advertisement