Mahasiswa Doktoral UGM Meneliti Pengelolaan Limbah Cair Lewat Mikroalga
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Mengembangkan riset pengolahan limbah cair dari industri kelapa sawit, Mahasiswa Doktoral Ilmu Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Tia Erfianti berhasil meraih penghargaan bergengsi Kurita Grant Japan 2024.
Dari tangan Tia, limbah cair dari industri kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) mampu diolah menggunakan mikroalga.
Advertisement
Kurita Grant, atau Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) Grant merupakan hibah penelitian untuk pengelolaan air dan teknologi lingkungan yang ditujukan bagi mahasiswa doktoral, dosen maupun akademisi.
Penghargaan ini tidak hanya memberikan dukungan finansial bagi penelitian Tia dan timnya, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan para peneliti di Jepang.
"Saya merasa senang dan bersyukur sekali, riset saya mendapat penghargaan dari KWEF," kata Tia pada Kamis (3/10/2024).
Penelitian Tia berfokus pada pemanfaatan limbah cair kaya nitrogen sebagai media tumbuh mikroalga. Dengan produksi POME yang mencapai 28,7 juta ton per tahun di Indonesia, Tia melihat potensi besar untuk mengelola limbah ini dan mengubahnya menjadi sumber daya.
Tia dibantu oleh Brilian Ryan Sadewo dari Fakultas Teknik dan Renata Adaranyssa Egistha Putri dari Sekolah Pascasarjana dengan mengusulkan topik riset yang sangat relevan dengan tantangan lingkungan saat ini, yakni Microalgae-Based Nitrogen-Rich Wastewater Treatment Enhanced by Biorefinery Concept and Omics Technology for Sustainable Waste Management.
"Tim riset kami di Fakultas Biologi telah memiliki lebih dari 35 strain mikroalga unggulan dari Indonesia yang mampu meremediasi limbah khususnya limbah perairan. Sehingga, tercetuslah ide untuk memanfaatkan limbah cair tersebut," tegasnya.
Untuk mendapatkan penghargaan tersebut, Tia harus melewati perjalanan yang tidak mudah. Tia harus merangkum seluruh ide penelitian dalam satu halaman yang telah ditentukan oleh panitia. Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, proposal yang disusunnya harus melewati proses seleksi dari Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) yang berlangsung selama tiga hingga empat bulan.
BACA JUGA: Demi Keselamatan Perjalanan Kereta Api, Kawasan Bong Suwung Jogja Dibongkar
"Proposal kami akhirnya terpilih dan mendapatkan pendanaan sekitar 400.000 yen, setara dengan Rp43 juta, untuk durasi riset satu tahun," jelasnya.
Riset Tia berpijak pada persoalan pengelolaan perairan di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Menurut Tia ada beberapa masalah utama yang mempengaruhi kurang baiknya pengelolaan ini.
Di antaranya seperti tingginya tingkat pencemaran, keterbatasan infrastruktur pengolahan limbah, serta tekanan besar terhadap sumber daya air akibat aktivitas industri, pertanian, dan urbanisasi.
"Melalui event ini, saya bisa memberikan andil kontribusi terhadap perairan di Indonesia dalam upaya meremediasi limbah POME," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jogja dan Sekitarnya, BMKG: Masih Didera Hujan
- Jelang Pilkada Sleman, Harda-Danang Gelar Silaturahmi dengan Ponpes Wahid Hasyim
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Kamis 21 November 2024
- Jalur Trans Jogja ke Sejumlah Mall dan Kampus di Jogja
- Jadwal SIM Keliling Bantul Kamis 21 November 2024: Di Polsek Srandakan
Advertisement
Advertisement