Advertisement

The Lilliput World Menggelar Wisuda dengan Cara Unik dan Berbeda

Abdul Hamied Razak
Minggu, 18 Juni 2023 - 22:47 WIB
Abdul Hamied Razak
The Lilliput World Menggelar Wisuda dengan Cara Unik dan Berbeda Kegiatan wisuda The Lilliput World berbeda dengan kegiatan wisuda pada umumnya, wisuda kali ini lebih simbolik. Anak/anak diberi pohon yang memiliki filosofi tersendiri. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—The Lilliput World menggelar wisuda pertamanya di Hotel Hyatt Jalan Palagan Tentara Pelajar, Jogja. Berbeda dengan kegiatan wisuda pada umumnya, wisuda kali ini lebih simbolik. Anak-anak diberi pohon yang memiliki filosofi tersendiri.

"Momen wisuda ini akan menjadi momen berharga untuk anak-anak karena mereka akan merayakan kebersamaannya selama ini," kata Kepala Sekolah The Lilliput World sekaligus Ketua Yayasan Taman Cipta Karya Nusantara (TCKN), Crista Trirahayu, melalui keterangan persnya, Minggu (18/6/2023).

Advertisement

BACA JUGA: Heboh Acara Wisuda Lulusan Sekolah Dasar dan Menengah, Dinas: Tidak Ada Aturannya!

The Lilliput World merupakan kegiatan pertama TCKN yang bergerak di bidang pendidikan anak-anak usia dini (pre-school) dan konsen di bidang sosial. Sebanyak 20% dari total anak-anak merupakan anak dari kampung yang disupport sepenuhnya oleh yayasan.

Dia menjelaskan, metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini adalah metode Montessori, Taman Siswa, dan Living Values Education. Dari ketiga metode tersebut diharapkan pendidikan anak-anak bisa seimbang dengan menerapkan pembelajaran natural, sesuai dengan kultur yang ada di Indonesia, serta tetap mengikuti perkembangan edukasi modern.

"Salah satu implementasi sistem pendidikannya adalah mengajak anak untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan praktikal. Misalnya, kampanye sekolah untuk waste management atau pengelolaan sampah. Anak-anak diajarkan untuk mengolah sampah makanan atau minuman yang dibawa ke sekolah agar tidak menjadi sampah," katanya.

Setelah anak teredukasi dan terbiasa, lanjutnya, sekolah melibatkan orangtua untuk mendukung aplikasinya di rumah dan menjadikannya kebiasaan bersama. Kemudian, baru diajarkan ke lingkungan sekitar melalui program-program kolaborasi dengan Karang Taruna dan Ibu-ibu PKK setempat.

"Kami berharap bisa menjadi bagian dalam berkontribusi untuk perubahan serta perkembangan edukasi di Indonesia sekarang untuk generasi yang lebih baik, terlebih kami juga didukung oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang akademis," katanya.

BACA JUGA: Disdikpora Jogja Belum Terima Aduan soal Wisuda SD, Surat Edaran Resmi Sudah Terbit

Sejumlah akademisi yang dimaksud, seperti Prof Slamet PH dari UNY, Kun Setyaning Astuti (UNY), Dekan Psikologi UST Titik Muti'ah, Bambang Sujatno (AMPTA), dan Christopher Drake yang merupakan President Association for Living Values Education International sekaligus Co-founder Asia-Pacific Network for Moral Education.

Metode pembelajaran di sekolah yang memiliki slogan 'Learn, Understand, and Grow' ini juga melibatkan orang tua secara langsung. Orang tua yang mengirimkan anak ke sekolah juga dianggap siap untuk belajar dan bertumbuh bersama-sama. "Bahkan, untuk event wisuda ini, orang tua juga terlibat. Sedangkan pihak The Lilliput World hanya sebagai konseptor utama," katanya.

Hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi pendidikan anak-anak, terutama di Indonesia. Meski tak mudah, tetapi hal ini memberikan efek yang cukup baik untuk pendidikan anak-anak sekaligus sebagai pendorong terbentuknya komunitas yang harmonis di sekolah.

Selain itu, setiap satu bulan sekali para orang tua juga akan berkumpul. Mereka akan berdiskusi, melakukan brainstorming, maupun mengikuti sesi parenting dengan menghadirkan spesialis. "Kami membuka kelas menjadi dua level, yakni untuk anak usia 1-3 tahun dan 3-6 tahun. Terdapat 6 guru yang mengajar serta guru-guru lain, seperti guru musik, sport, hingga art," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tidak Hadir dalam Sidang Sengketa Pileg, 2 Pemohon Dianggap MK Tidak Serius

News
| Senin, 29 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement