The Lilliput World Menggelar Wisuda dengan Cara Unik dan Berbeda
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—The Lilliput World menggelar wisuda pertamanya di Hotel Hyatt Jalan Palagan Tentara Pelajar, Jogja. Berbeda dengan kegiatan wisuda pada umumnya, wisuda kali ini lebih simbolik. Anak-anak diberi pohon yang memiliki filosofi tersendiri.
"Momen wisuda ini akan menjadi momen berharga untuk anak-anak karena mereka akan merayakan kebersamaannya selama ini," kata Kepala Sekolah The Lilliput World sekaligus Ketua Yayasan Taman Cipta Karya Nusantara (TCKN), Crista Trirahayu, melalui keterangan persnya, Minggu (18/6/2023).
Advertisement
BACA JUGA: Heboh Acara Wisuda Lulusan Sekolah Dasar dan Menengah, Dinas: Tidak Ada Aturannya!
The Lilliput World merupakan kegiatan pertama TCKN yang bergerak di bidang pendidikan anak-anak usia dini (pre-school) dan konsen di bidang sosial. Sebanyak 20% dari total anak-anak merupakan anak dari kampung yang disupport sepenuhnya oleh yayasan.
Dia menjelaskan, metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini adalah metode Montessori, Taman Siswa, dan Living Values Education. Dari ketiga metode tersebut diharapkan pendidikan anak-anak bisa seimbang dengan menerapkan pembelajaran natural, sesuai dengan kultur yang ada di Indonesia, serta tetap mengikuti perkembangan edukasi modern.
"Salah satu implementasi sistem pendidikannya adalah mengajak anak untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan praktikal. Misalnya, kampanye sekolah untuk waste management atau pengelolaan sampah. Anak-anak diajarkan untuk mengolah sampah makanan atau minuman yang dibawa ke sekolah agar tidak menjadi sampah," katanya.
Setelah anak teredukasi dan terbiasa, lanjutnya, sekolah melibatkan orangtua untuk mendukung aplikasinya di rumah dan menjadikannya kebiasaan bersama. Kemudian, baru diajarkan ke lingkungan sekitar melalui program-program kolaborasi dengan Karang Taruna dan Ibu-ibu PKK setempat.
"Kami berharap bisa menjadi bagian dalam berkontribusi untuk perubahan serta perkembangan edukasi di Indonesia sekarang untuk generasi yang lebih baik, terlebih kami juga didukung oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang akademis," katanya.
BACA JUGA: Disdikpora Jogja Belum Terima Aduan soal Wisuda SD, Surat Edaran Resmi Sudah Terbit
Sejumlah akademisi yang dimaksud, seperti Prof Slamet PH dari UNY, Kun Setyaning Astuti (UNY), Dekan Psikologi UST Titik Muti'ah, Bambang Sujatno (AMPTA), dan Christopher Drake yang merupakan President Association for Living Values Education International sekaligus Co-founder Asia-Pacific Network for Moral Education.
Metode pembelajaran di sekolah yang memiliki slogan 'Learn, Understand, and Grow' ini juga melibatkan orang tua secara langsung. Orang tua yang mengirimkan anak ke sekolah juga dianggap siap untuk belajar dan bertumbuh bersama-sama. "Bahkan, untuk event wisuda ini, orang tua juga terlibat. Sedangkan pihak The Lilliput World hanya sebagai konseptor utama," katanya.
Hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi pendidikan anak-anak, terutama di Indonesia. Meski tak mudah, tetapi hal ini memberikan efek yang cukup baik untuk pendidikan anak-anak sekaligus sebagai pendorong terbentuknya komunitas yang harmonis di sekolah.
Selain itu, setiap satu bulan sekali para orang tua juga akan berkumpul. Mereka akan berdiskusi, melakukan brainstorming, maupun mengikuti sesi parenting dengan menghadirkan spesialis. "Kami membuka kelas menjadi dua level, yakni untuk anak usia 1-3 tahun dan 3-6 tahun. Terdapat 6 guru yang mengajar serta guru-guru lain, seperti guru musik, sport, hingga art," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
Advertisement
Advertisement