Advertisement
UGM Kembangkan Chatbot Lintang, Dilengkapi Fitur untuk Identifikasi Kesehatan Mental

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—UGM mengembangkan platform kesehatan mental bernama ChatBot Lintang. Platform ini memfasilitasi seluruh sivitas akademika untuk mengomunikasikan pesan terkait kesehatan mental dan kekerasan.
Ketua tim pengembang ChatBox Lintang, Fatwa Sari Tetra Dewi, menjelaskan ChatBot Lintang menjadi saluran untuk memfasilitasi komunikasi antar individu. “LintangBot ini dikembangkang dengan kecerdasan buatan sehingga mampu merespons kata-kata kunci terkait gejala stres maupun kecemasan,” katanya, Rabu (26/7/2023).
Advertisement
BACA JUGA : Posyandu di Sleman Diminta Memantau Kesehatan Jiwa
Pengembangan ChatBot Lintang ini berawal dari keprihatinan terhadap persoalan yang banyak dialami oleh mahasiswa terutama soal kesehatan mental dan kekerasan. Beragam persoalan seperti stres, kecemasan, depresi, dan kasus kekerasan lainnya seringkali mempengaruhi kesejahteraan mental dan akademik mahasiswa.
Namun, seringkali mahasiswa menghadapi kesulitan dalam menemukan media percakapan yang aman dan nyaman untuk berbagi pengalaman, mencari dukungan, dan menemukan solusi yang sesuai. Maka tercetuslah pengembangan platform ini.
LintangBot dilengkapi dengan sejumlah fitur pendukung, salah satunya fitur swaperiksa untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mental individu. “Lalu, fitur direktori layanan kesehatan mental untuk pengarahan pengguna agar terhubung dengan professional,” katanya.
Berikutnya, fitur psikoedukasi dan juga dilengkapi tips praktis untuk pengguna. LintangBot dapat diakses melalui tautan https://bot.ugm.ac.id/s/lintangbot oleh seluruh civitas akademika, baik itu dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
ChatBotLintang diluncurkan Rektor UGM, Ova Emilia, bersamaan dengan Seminar Kesehatan Mental di Balai Senat UGM, Rabu (26/7/2023). Kehadiran platform ini diharapkan bisa memberikan ruang komunikasi yang aman. Pasalnya, ruang komunikasi ini dijamin kerahasiaanya serta dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan mental dan tindak kekerasan lainnya.
“Tak hanya itu, diharapkan juga bisa membentuk komunitas yang peduli, responsif, dan mengasah empati terhadap permasalahan yang muncul di lingkungan akademis terutama yang berdampak bagi kesehatan mental,” katanya.
BACA JUGA : Atikoh Ganjar Gandeng Women Movement Cegah Stunting dan Mental Disorder
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menyampaikan keinginan UGM mewujudkan kampus yang sehat, aman dan inklusif tertuang secara jelas dalam rencana strategis (renstra) UGM 2022-2027. Aspek kesehatan mental menjadi salah satu poin yang perlu menjadi perhatian bersama, selain kesehatan secara fisik, sosial, ideologis, maupun spiritual.
Upaya mewujudkan kampus sehat baik mulai promotif, preventif, maupun kuratif terus digalakkan UGM, antara lain dengan pengembangan ChatBot Lintang oleh tim Health Promoting University (HPU) UGM. “ChatBot Lintang diharapkan mampu mendukung upaya UGM dalam mewujudkan kampus sehat bagi seluruh warganya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Viral Grup Inses Fantasi Sedarah, Pembahasan dan Pengesahan RUU Ketahanan Keluarga Diminta Disegerakan
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- DIY Targetkan Bebas Malaria Juni 2025, Perang Terhadap DBD Terus Digencarkan
- Kasus Obesitas Melonjak, Dinkes Bantul Klaim Efek Skrining dan Gaya Hidup Tak Sehat
- Pelaksanaan Hari Pertama ASPD SD/MI di Bantul Diklaim Lancar
- Respons Bupati Terkait Kasus Perusakan Makam di Bantul, Halim: Nggak Ngerti Ajaran Agama
- Lama Bersekolah di Gunungkidul Masih Setara Kelas 1 SMP, Pemkab Luncurkan Geni Seko Gunung untuk Pacu Pendidikan
Advertisement