Advertisement

Kolaborasi Pengumpulan Data untuk Memetakan Pengetahuan Komunitas tentang Embung dan IoT di Dukuh Bendo Kulonprogo Dinyatakan Selesai

Media Digital
Senin, 19 Mei 2025 - 17:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Kolaborasi Pengumpulan Data untuk Memetakan Pengetahuan Komunitas tentang Embung dan IoT di Dukuh Bendo Kulonprogo Dinyatakan Selesai Proses pengambilan data untuk proyek Mengintegrasikan Embung, Sistem Penyimpanan Air Berbasis Pengetahuan Lokal dengan Teknologi IoT untuk Konservasi Air Tawar di Lanskap Kering Kulonprogo".

Advertisement

KULONPROGO—Tim peneliti dari Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah melaksanakan serangkaian kegiatan pengumpulan data terkait proyek “Mengintegrasikan Embung, Sistem Penyimpanan Air Berbasis Pengetahuan Lokal dengan Teknologi IoT untuk Konservasi Air Tawar di Lanskap Kering Kulonprogo".

Adapun proses pengumpulan data lapangan dilakukan sepanjang bulan Maret 2025 di Dukuh Bendo, Desa Ngentakrejo, Lendah, Kulonprogo. Tim peneliti dipimpin oleh Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D., yang baru-baru ini diangkat sebagai National Geographic Explorer. Proyek ini didukung oleh National Geographic Society melalui program World Freshwater Initiative.

Advertisement

BACA JUGA: Ilmuwan Jogja Temukan Obat Antikanker dan Diabetes dari Bahan Alam, Sudah Dipatenkan

Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mengeksplorasi dan memetakan pengetahuan serta persepsi masyarakat terhadap embung—waduk tradisional—dan potensi integrasi teknologi Internet of Things (IoT) untuk pengelolaan air tawar yang lebih efisien. Inisiatif ini bertujuan memahami lebih dalam bagaimana pengetahuan lokal dan inovasi teknologi dapat dikombinasikan untuk membangun sistem pengelolaan air yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat.

Pengumpulan data dilakukan secara bertahap guna memastikan pendekatan yang komprehensif dan partisipatif. Metode yang digunakan meliputi wawancara, survei, dan diskusi informal dengan warga, kelompok tani, dan tokoh masyarakat. Dengan menjalin kolaborasi erat bersama pemangku kepentingan lokal serta memanfaatkan keahlian wilayah dari UGM, tim peneliti memastikan bahwa wawasan yang diperoleh mencerminkan pengalaman dan kebutuhan nyata komunitas.

Temuan dari fase ini akan menjadi dasar dalam merancang intervensi selanjutnya, termasuk sistem pemantauan berbasis IoT, lokakarya edukatif, dan rencana revitalisasi embung yang dikembangkan bersama masyarakat. Upaya kolaboratif ini menegaskan pentingnya inovasi yang berakar pada kearifan lokal dan proses partisipatif demi mencapai ketahanan air yang berkelanjutan. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tiru Dedi Mulyadi, Wali Kota Semarang Pertimbangkan Kirim Geng Remaja ke Barak Militer

News
| Senin, 19 Mei 2025, 23:17 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement