Jumlah Koleksi & Kunjungan ke Perpustakaan UGM Naik Drastis usai Pandemi

Harianjogja.com, SLEMAN—Jumlah kunjungan ke perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM) terus meningkat setelah pandemi Covid-19 berlalu. Tidak hanya itu, jumlah koleksi buku juga ikut naik. 

Kepala Perpustakaan UGM Dra. Nawang Purwanti, M.Lib., melaporkan jumlah kunjungan saat pandemi covid-19 pada 2021 memang menurun drastis. Jumlahnya hanya 5.885 pengunjung. Namun usai masa pandemi, pada tahun 2022, jumlah pengunjung meningkat menjadi 212.135. “Hingga bulan Mei tahun 2023 jumlah pengunjung mencapai 53.697,” paparnya , dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat (11/8/2023).

Adapun jumlah koleksi tercetak berupa buku di perpustakaan UGM hingga pada bulan Mei tahun 2023 mencapai 423.979 judul atau 639.081 eksemplar. “Jumlah ini meningkat sebelum tahun 2022 dengan jumlah koleksi 635.149 eksemplar atau 421.336 judul buku,” tuturnya.

Sementara koleksi elektronik atau digital baik yang berasal dari langganan maupun kepemilikan sendiri hingga bulan Mei tahun 2023 terdiri dari E-Journal sebanyak 38.950 judul , 54.881 judul E-Book, 220.043 judul E-Theses, 196.000 data E-Datasheet, 44.212 data E-Company Profile, dan 30.705 judul E-Proceedings.

Baca juga: Viral Mahasiswa Diare Massal Gegara Makan Nasi Tak Layak saat Orientasi Kampus, Ini Klarifikasi UII

Di tengah tingkat literasi digital yang rendah di Indonesia, perpustakaan UGM tetap bertransformasi menjadi penyedia data dan informasi sumber pengetahuan terkini lewat koleksi buku terbaru maupun lewat ragam koleksi digitalnya berupa E-journal dan E-Book.

Menurut Nawang, keberadaan perpustakaan menjadi bagian penting bagi sebuah sebuah perguruan tinggi. Sebagai pusat jendela dunia, perpustakaan UGM menyimpan banyak koleksi buku tercetak maupun digital dari beragam kluster ilmu. Di kampus UGM, selain ada perpustakaan UGM sebagai perpustakaan universitas, ada juga perpustakaan Fakultas dan Sekolah yang menyimpan koleksi dari ranah bidang ilmu yang digeluti di setiap masing Fakultas.

Perpustakaan UGM berada di selatan Gedung Pusat. Gedung lima lantai ini menempati bekas Gedung Konferensi Kolombo pada 19 Desember 1959, yang lebih dikenal sebagai Perpustakaan UGM Unit II dengan luas bangunan 4.461 meter persegi. Sebelum berada di selatan Gedung Pusat, perpustakaan UGM berdiri pada 1 Maret 1951 di Jl. Panembahan Senopati yang sekarang menjadi Hotel Limaran. Saat itu kampus UGM masih berada di lingkungan Kraton.

Setelah kampus UGM mulai terbangun di kompleks bulaksumur, Perpustakaan UGM berpindah ke Sekip Unit V tanggal 31 Juli 1975. Hingga 1 April 2012 semua unit di Perpustakaan UGM telah menempati satu lokasi yaitu di Bulaksumur 16 Yogyakarta dengan penambahan 2 gedung baru yang diharapkan Perpustakaan UGM dapat lebih maksimal dalam melayani penggunanya.

Nawang mengatakan Perpustakaan UGM sebagai perpustakaan perguruan tinggi yang unggul, berwawasan global, handal dalam mendukung pendidikan dan pembelajaran inovatif serta penelitian yang berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

“Perpustakaan UGM itu bisa menjadi mitra civitas akademika dalam melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang unggul dan berkelanjutan,” kata Nawang.

Jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Umumnya, kata Nawang, mereka datang untuk membantu ketersediaan data untuk kepentingan penulisan skripsi, tesis dan disertasi serta serta referensi untuk kebutuhan riset dosen dan mahasiswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News