Gamelan dan Wayang Kulit Masuk Kampus Mulai Dikampanyekan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—DIY dengan keistimewaannya memiliki kelebihan dalam pelestarian budaya. Salah satunya pelestarian berbagai kesenian tradisional seperti gamelan dan wayang kulit yang saat ini sudah banyak masuk ke sekolah.
Meski demikian belum banyak program gamelan dan wayang kulit yang masuk kampus di luar kampus seni budaya. Sejalan dengan itu program gamelan dan wayang kulit masuk kampus perlu dikampanyekan. Hal itu disuarakan Kepala Taman Budaya Yogyakarta (TBY) Purwiati dalam acara hibah berupa gamelan dan wayang kulit dari keluarga R. Mujoko Rachmat Soerodirdjo kepada UII, pada Jum’at (13/10/2023).
Advertisement
BACA : Gaung Gamelan Tandai Pembukaan Yogyakarta Gamelan Festival 2023
“Sekarang gamelan sudah banyak masuk ke sekolah. Kami berharap gamelan dan wayang kulit bisa masuk kampus. Maka kami mengapresiasi UII yang sudah berkomitmen terhadap gamelan dan wayang kulit. Harapannya dapat menjadi media kerja sama antar warga kampus dan dinas kebudayaan serta kelompok sanggar lain di Jogja,” kata Purwiati.
Rektor UII Profesor Fathul Wahid mengatakan budaya hakekatnya bukan barang baru di kampusnya. Para pendiri kampus UII terdahulu sudah menginginkan adanya lembaga kebudayaan. Seiring dengan waktu berjalan, baru sekitar empat tahun silam berdiri Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada.
UII memiliki komitmen untuk pelestarian budaya termasuk kesenian tradisional gamelan dan wayang kulit. Oleh karena itu bersedia menerima hibah dari keluarga R. Mujoko Rachmat Soerodirdjo seperangkat gamelan dan wayang kulit tersebut dan telah menyiapkan tempat serta para pihak yang akan merawat.
“Tentu hibah ini menjadi terhormat bagi kami karena sudah dipilih, dan kami berkomitmen akan merawat kesenian tradisional, sejalan dengan komitmen UII terhadap budaya,” ujarnya.
Sebagai tindaklanjutnya, ke depan akan ada latihan rutin dari kelompok yang telah dibentuk melalui rekruitmen terbuka yang diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Menurutnya sudah ada 66 orang, yakni 22 dosen 22 tendik (tenaga kependidikan) dan 22 mahasiswa yang akan mengikuti.
BACA JUGA : Lestarikan Budaya di Tanah Rantau, Pemda DIY Hibahkan Banjararum untuk ke Jogja
“Gamelan sebagai produk kebudayaan. Menurutnya dengan jalur kebudayaan ini dapat melantangkan pesan-pesan baik. Pesan-pesan baik bisa diterima dengan berbagai cara. Kebudayaan adalah salah satu cara atau jalur untuk melantangkan pesan-pesan itu,” ujarnya.
Wahyudi Afrizal selaku perwakilan keluarga R. Mujoko Rachmat Sorudijro mengatakan gamelan dan wayang kulit ini sebelumnya parkir di rumah dan tidak digunakan. “Kemudian kami kami menilai jika hanya terparkir di rumah tidak ada fungsinya, sehingga harapannya dengan dihibahkan ke UII dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kampus,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Ketahanan Pangan, Polda DIY Produktifkan Lahan Kadar Keasaman Tinggi di Galur
- Jadwal dan Lokasi Keberangkatan Bus DAMRI di Jogja
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Kamis 21 November 2024
- Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jogja dan Sekitarnya, BMKG: Masih Didera Hujan
- Jelang Pilkada Sleman, Harda-Danang Gelar Silaturahmi dengan Ponpes Wahid Hasyim
Advertisement
Advertisement