Advertisement
Merespons Isu Terkini, Galaksi Unisa Jogja Tampilkan Sembilan Film Karya Mahasiswa

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Jogjakarta menggelar Gala Aksi Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Galaksi) di Militarie Societiet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (23/1/2025).
Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah kreativitas mahasiswa, namun juga medium untuk merespons isu terkini seputar maraknya peredaran minuman keras di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Advertisement
Galaksi 2025 memutar sembilan karya film mahasiswa. Para mahasiswa mencoba menyampaikan pesan tentang bahaya minuman keras dengan bahasa visual.
Kesembilan film tersebut berjudul Batas Antara, Semu, Cheers, Garis Hitam Putih, Angkara, Kasur, Nasoka, Banyu Buthek, dan Epilog. Film ini disambut antusiasme para penonton yahg ingin menyaksikan karya-karya mahasiswa.
BACA JUGA: Libur Panjang, KAI Commuter Tambah 6 Jadwal Perjalanan KRL Jogja-Palur
"Galaksi menjadi wadah untuk mahasiswa memamerkan karya yang dihasilkan melalui proses panjang pembelajaran di semester ganjil 2024/2025. Karya yang dipamerkan mulai dari fotografi, karya film, dan majalah dengan merespons isu peredaran minuman keras di DIY," kata Ketua Pelaksana Galaksi 2025, Najwa Azzuro dalam rilis tertulis Jumat (24/1/2025).
Nahwa menambahkan bila Galaksi diharapkan menjadi wahana untuk terus mengasah kemampuan analisis, dan meningkatkan kreativitas. Dari agenda ini, semangat kolaborasi dan berani beraksi juga diharapkan bisa tumbuh. "Seperti jargon kita, berkarya, beraksi, bersuara," katanya.
Dalam Galaksi ini mahasiswa juga bisa mengaplikasikan soft skill mereka dalam beragam aspek, mulai dari teknik sinematografi, penulisan, fotografi, hingga editing. Najwa berharap karya-karya yang dihasilkan dapat memberi dampak positif untuk masyarakat. "Semoga next juga karya mahasiswa semakin keren,” ungkapnya.
Saat sesi bedah majalah, karya mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Jogja, juga mendapat apresiasi dari Jurnalis Senior CNN Indonesia, Hendrawan Setiawan. Ia menilai tema yang diangkat seputar maraknya peredaran miras, relevan dengan isu terkini, khususnya di DIY.
"Ini sangat relevan. Gak bisa ditawar lagi, isu di Jogja yang awal sempat diabaikan. Viral kemudian karena santri (menjadi korban orang yang terpengaruh minuman keras) begitu. No viral no justice ya," jata Hendrawan.
Isu tentang miras tersebut juga semakin besar, karena mendapat dorongan dari kelompok masyarakat sipil. Hendrawan menyebut pekerjaan jurnalis sangat dekat dengan permasalahan publik. Jurnalis menjembatani masyarakat dan pembuat kebijakan.
"Profesi ini meng-capture, mendokumentasikan peristiwa di masyarakat. Teman-teman mendokumentasikan isu yang layak diketahui publik, dengan mengkonfirmasi banyak pihak. Ini membuka mata kita, lebih lagi ini dikerjakan jurnalis mahasiswa," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Perekrutan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah Rakyat Harus Sesuai Domisili
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
- Kementerian ATR/BPN Bantah Isu 2026 Tanah Tak Bersertifikat Diambil Negara, Dirjen PHPT: Itu Tidak Benar
- Libur Panjang 1 Sura, Penumpang KA Jarak Jauh di Daop 6 Jogja Melonjak 20 Persen
- Sambut Positif Putusan MK Terkait Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal, KPU DIY: Kurangi Beban Teknis
Advertisement
Advertisement