Advertisement
Peneliti UGM Temukan Alternatif Sumber Protein dari Jamur Benang
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Peneliti sekaligus Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Rachma Wikandari mengembangkan sumber mikoprotein dari jamur Rhizopus oligosporus atau jamur benang. Pengembangan ini dapat menjadi alternatif sumber gizi dan protein yang tidak hanya berasal dari produk nabati.
Wikandari menjelaskan jamur benang bukan termasuk dalam jenis sayuran sehingga tidak bisa dikategorikan dalam plant-based food. Oleh karena itu jenis pangan yang dikembangkan ini tergolong dalam jenis sumber protein baru.
Advertisement
"Mikoprotein dari jamur benang ini mengandung serat dan protein yang tinggi dengan kandungan lemak yang rendah, sehingga dapat dikatakan sebagai sumber protein yang sehat," kata Wikandari pasa Selasa (7/5/2024).
Wikandari menerangkan mikoprotein dari jamur benang memiliki kandungan protein yang setara dengan telur dan susu. Terbukti mengandung semua asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Meski pun jumlahnya lebih rendah dari pada sumber protein hewani.
Protein hewani umumnya memang punya kualitas yang baik, akan tetapi harganya tidak terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Adapun protein nabati harganya tergolomg terjangkau, namun gizinya, terutama asam aminonya disebut Wikandari tidak lengkap.
"Saya berpikir diperlukan sumber protein yang kualitas baik dan harganya lebih terjangkau apalagi ramah lingkungan. Hal ini yang mendorong saya untuk mengeksplorasi mikoprotein dari jamur benang," ujarnya.
Ke depannya permintaan protein diprediksi bakal meningkat terutama di negara-negara berkembang. Temuan Wikandari ini bisa menjadi sumber alternatif protein baru bagi masyarakat.
Baginya, sumber mikoprotein dari jamur benang ini menjadi alternatif di luar protein hewani dan nabati. Wikandari juga menilai jamur benang memiliki potensi sebagai mikoprotein dalam pengembangan produk daging tiruan
"Saya memilih jenis jamur lokal Indonesia, jamur ini biasanya digunakan dalam pembuatan tempe sehingga terbukti aman dikonsumsi," ujarnya.
Riset produk vegan dari jamur benang yang dimulai sejak tahun 2020 oleh Wikandari. Hasilnya bahkan telah dipublikasikan di jurnal maupun seminar internasional. Berkat kebaruan riset yang ia lakukan, Wikandari berhasil mengajak kolaborasi riset dan publikasi internasional dengan berbagai kampus di banyak negara beberapa diantaranya dengan University of Boras, Swedia, Universidade de Minho, Portugal dan York University, Inggris.
Tidak hanya itu, Wikandari juga mendapat penghargaan kategori young scientist dari International Union of Food Science and Technology, organisasi profesi untuk ahli teknologi pangan dunia yang beranggotakan kurang lebih 300.000 ilmuwan, pada tahun 2022 di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mantan Bos Sriwijaya Air Diduga Bersekongkol di Kasus Timah, Didakwa Terima Uang Rp1 Triliun
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sambut Hari Pers Nasional 2025, Sejumlah Agenda Disiapkan PWI dan Pemkab Sleman
- Jadwal DAMRI ke Pantai Parangtritis dan Candi Borobudur Magelang
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 30 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Kamis 30 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Kamis 30 Januari 2025, Cek Lokasinya di Sini
Advertisement
Advertisement