Terapkan Ekonomi Hijau, Industri Harus Berani Meninggalkan Penggunaan Energi Fosil
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah ekonom menilai penggunaan energi fosil perlahan-lahan harus ditinggalkan untuk kemudian digantikan pada energi baru yang terbarukan. Kampanye dan pelaksanaan ekonomi hijau mesti menjadi fokus dalam tata kelola industri guna keberlangsungan kehidupan.
Dekan Fakultas Bisnis UKDW Perminas Pangeran menjelaskan, industri harus berani menerapkan ekonomi hijau dan meninggalkan penggunaan energi fosil. Selera konsumen dan pertimbangan investor dewasa ini dianggapnya sudah cenderung berubah, dan lebih kritis terhadap upaya pelestarian lingkungan.
Advertisement
"Model bisnis sudah sedemikian berubah sekarang ini, sudah banyak sektor yang berupaya menerapkan ekonomi hijau. Iklim riset pun demikian, ada yang namanya green finance atau green accounting," kata Perminas dalam Talk Show Be Ready for Global Energy Crisis Senin (21/2/2023).
BACA JUGA : Terus Dorong Ekonomi Hijau, KLHK Jadi yang Terbaik
Menurut Perminas, global menganut dua strategi utama dalam transisi dari energi fosil ke energi baru yang terbarukan. Pertama Eropa yang mengadopsi konsep diversifikasi. Penggunaan sumber energi baru yang terbarukan seperti listrik, matahari dan sebagainya banyak ditemui pada kendaraan maupun produk lain.
"Kedua adalah dekarbonisasi yang marak digunakan di Amerika. Tetap di energi fosil, tetapi kalau ada dampak negatif mereka akan meningkatkan teknologi untuk menghilangkan dampak yang ditimbulkan," jelasnya.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyatakan, dunia sedang menuju situasi yang sulit karena ancaman krisis energi di masa depan. Teknologi industri dan transportasi mau tidak mau, siap tidak siap harus mulai beralih ke penggunaan energi baru yang terbarukan yang tidak mengandalkan energi fosil.
"Dalam pengembangan industri kendaraan listrik nasional, kita tentu berharap ada kendaraan nasional yang berjaya di pasar dalam negeri maupun luar negeri, mengingat selama ini pasar kendaraan nasional sangat dikuasai oleh kendaraan asing, terutama dari Jepang dan Eropa," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral, Bayi Kuda Nil Thailand Ini Sejak Awal Ramal Donald Trump Menangi Pilpres AS
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Masa Tanam Padi Dimulai, Dinas Pertanian Kulonprogo Antisipasi Hama
- Ganti Rugi Lahan Tol Solo-Jogja-YIA di Sedayu Tembus Rp51 Miliar, Segini Detail Harganya
- Dinilai Bias Gender, Maskot Pilkada Jogja Diminta Ditarik dari Peredaran
- Sedang Dirobohkan, Begini Penuturan Warga Sekitar tentang Bangunan Gama Bookstore
- Revitalisasi Taman Affandi Sudah 75%, Beragam Tanaman Mulai Ditanam
Advertisement
Advertisement