Sampaikan Orasi Ilmiah, Rektor UIN Baca Syair Tolak Bala hingga Sebut Kriteria Pemimpin
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—UIN Sunan Kalijaga berusaha untuk menampilkan nilai budaya lokal dalam pengembangan akademik kampus. Oleh karena itu berbagai nilai seni budaya, pesan hingga doa kearifan sering mewarnai dialektika kampus ini.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Jogja Profesor Al Makin membaca doa tolak bala warisan Sunan Kalijaga hingga orasi ilmiah diiringi dengan gending Jawa dalam peringatan Kelahiran Kampus UIN Sunan Kalijaga memasuki tahun ke-72 di Gedung Prof. Amin Abdullah, Selasa (26/9/2023).
Advertisement
Prosesi seremonial orasi ilmiah diiringi gending-gending Jawa yang mengejawantah nilai Islam dan budaya lokal yang adiluhung sebagai sarana dakwah yang diajarkan Sunan Kalijaga. Tarian Jawa juga menjadi suguhan pembukaan Orasi Ilmiah. Kekayaan nilai kearifan lokal itu masih mewarnai pengembangan akademik UIN Sunan Kalijaga.
BACA JUGA : Rencana UIN Walisongo Buka Fakultas Kedokteran Tetap Jalan meski Dikritik IDI
Secara umum Profesor Al Makin menyampaikan terkait capaian UIN Sunan Kalijaga selama tiga tahun terakhir, di antaranya memiliki 26 jurusan yang terakreditas unggul kemudian melahirkan 37 guru besar. Hingga menyelesaikan tiga proyek pembangunan fisik dan fasilitas gedung terdiri atas gedung kuliah terpadu Rp41,7 miliar, proyek Taman Ushuluddin senilai Rp199 juta dan proyek pembangunan gedung badminton Rp2,4 miliar.
“Semua itu dilalui dengan dengan kejujuran dan kelurusan hati. Tidak neko-neko dan tidak bermaksud mengambil yang bukan haknya,” ucap Al Makin dalam orasinya.
Ia mengatakan UIN harus menyamankan semua golongan, mazhab, dan aliran. Semua harus dilindungi. Tetapi, rakyat harus rasional, baik, berbudi, jujur dan tidak tergoda intrik dan money politic, jika ingin pemimpin yang ideal dan sama.
“Rakyat harus memulai untuk lurus, tegak, apa adanya, bloko suto, pratelo, jika ingin pemimpin yang begitu. Rakyat tidak menerima apa pun untuk memilih pemimpinnya. Rakyat memegang idealismenya, nilai-nilainya, memilih sesuai hati nurani. Tidak menerima apapun dari yang dipilih dan yang tidak dipilih,” katanya.
Rektor mengajak untuk memulai dari diri sendiri sebelum memilih pemimpin, sebelum menuntut mereka dan menentukan kreteria mereka. Rakyat yang baik akan memilih pemimpin yang baik, begitu juga sebaliknya, yang jujur akan memilih yang jujur.
“Yang lurus akan memilih yang jujur. Yang toleran, pro-keragaman, pro-antar iman, pro-antar budaya, pro-antar tradisi, pro-kebijakan dan kebajikan akan memilih yang sama. Dan sebaliknya. Jika belum toleran, antar iman, kebajikan ya mari mulai dan ubah. Dari diri sendiri. Jangan menghakimi, jangan menilai, jangan memojokkan. Jangan membenci dan menyebar kebencian,” katanya.
BACA JUGA : Pramuka UIN Sunan Kalijaga Kirim Kontingen PWN PTK di Gorontalo
Profesor Al Makin mengakhiri pidatonya dengan menyampaikan Kidung Rumekso Ing Wengi karya Sunan Kalijaga yang dikenal sebagai kidung tolak bala. Syair-syairnya mengandung makna doa permohonan di tengah malam, permohonan terbebas dari semua penyakit, petaka dan berbagai hal buruk lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement