Advertisement

Edukasi Geopark Jogja Diperkuat Pelajar, Soroti Ancaman Geosite

Ariq Fajar Hidayat
Kamis, 11 Desember 2025 - 17:37 WIB
Maya Herawati
Edukasi Geopark Jogja Diperkuat Pelajar, Soroti Ancaman Geosite Jogja Geopark Youth Forum saat melakukan sosialisasi di salah satu sekolah, beberapa waktu lalu. Ist - Dok.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Upaya edukasi geopark di DIY diperkuat komunitas pelajar Jogja Geopark Youth Forum yang menyoroti meningkatnya ancaman pada sejumlah geosite.

Komunitas yang didirikan pada Mei 2024 ini menghimpun anak muda dari berbagai disiplin ilmu untuk mengembangkan program edukasi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatannya meliputi kunjungan lapangan, sosialisasi di sekolah, hingga kolaborasi dengan pengelola situs untuk menguatkan pemahaman publik.

Advertisement

“Awalnya ingin mengumpulkan kepemudaan yang punya minat pada pengembangan geopark. Jadi programnya kami arahkan ke edukasi, konservasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ketua Jogja Geopark Youth Forum, Ihqbar Alqhoza, Rabu (10/12/2025).

Ia menjelaskan komunitasnya berusaha membuat kegiatan yang menggabungkan edukasi dan pemberdayaan warga di sekitar situs. “Kami datang langsung ke situs untuk mengenalkan potensi geopark dan menggandeng pengelola untuk menjelaskan kondisinya. Harapannya kegiatan itu bisa membantu masyarakat mendapat pendapatan tambahan,” katanya.

Forum ini beranggotakan mahasiswa berbagai kampus, serta pelajar SMA dan SMK di DIY. Keragaman latar belakang itu dianggap memperkaya sudut pandang dalam menyusun program.

Isu utama yang mereka dorong adalah minimnya pemahaman publik mengenai geopark di DIY. Menurut Ihqbar, banyak warga lebih mengenal Jogja sebagai kota budaya dan wisata, padahal potensi kebumiannya besar dan bisa menjadi alternatif atraksi edukatif.

“Kalau bertanya ke masyarakat umum apa itu geopark Jogja, banyak yang tidak tahu. Karena itu kami menggalakkan edukasi dan konservasi agar situs-situs geologi tidak rusak atau hilang,” ucapnya.

Ihqbar mencontohkan Tebing Breksi yang dulu merupakan area tambang, kini berubah menjadi situs geologi yang menjaga warisan kebumian sekaligus membuka peluang wisata bagi warga. Pendekatan serupa diharapkan diterapkan di situs lain agar konservasi tetap sejalan dengan kebutuhan ekonomi masyarakat.

“Yang penting itu setelah kita jaga situsnya, apakah bisa menghidupi masyarakat atau tidak. Kalau masyarakat kehilangan mata pencaharian, harus ada alternatif seperti di Breksi yang berkembang jadi wisata,” ujarnya.

Dari pemantauan mereka, sejumlah geosite di DIY tercatat berisiko rusak akibat pembangunan dan aktivitas komersial. Salah satunya di kawasan Godean Sleman, di mana sebagian bukit yang berdekatan dengan area konservasi dikeruk untuk proyek perumahan dan pembangunan jalan.

“Beberapa situs bersinggungan langsung dengan kebutuhan pribadi maupun pemerintah, seperti geosite di Godean. Itu rawan rusak karena dikeruk untuk pembangunan,” kata Ihqbar.

Mereka juga menyoroti kondisi gumuk pasir Parangkusumo yang kini semakin padat dan kehilangan bentuk alami. Aktivitas wisata yang tidak terkontrol dinilai ikut menghambat proses alami pembentukan gumuk.

“Sekarang kondisinya memprihatinkan karena pasir tidak lagi membentuk gumuk sesuai karakter aslinya. Kami sedang mencoba mencari cara agar aktivitas masyarakat bisa dialihkan sehingga tidak mengganggu gumuk pasir,” imbuhnya.

Pihaknya berharap kehadiran anak muda dapat memperkuat kampanye pelestarian geopark sekaligus memperluas pemahaman bahwa warisan geologi tidak hanya untuk dipamerkan, tetapi juga dapat menopang kesejahteraan warga sekitar melalui pengelolaan yang tepat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Harga RAM Diprediksi Melonjak 2026 Akibat Ledakan AI

Harga RAM Diprediksi Melonjak 2026 Akibat Ledakan AI

News
| Kamis, 11 Desember 2025, 23:57 WIB

Advertisement

Pantai Lovina, Surga Wisata Lumba-lumba di Bali Utara

Pantai Lovina, Surga Wisata Lumba-lumba di Bali Utara

Wisata
| Rabu, 10 Desember 2025, 12:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement