Advertisement
Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM Menggelar GAMA-ICTM 2025, Menjawab Tantangan Kedokteran Tropis. Mengapa Isu Ini Mendesak?
![Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM Menggelar GAMA-ICTM 2025, Menjawab Tantangan Kedokteran Tropis. Mengapa Isu Ini Mendesak?](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203850/1.-sampel-nyamuk-ber-wolbachia-dalam-project-yang-dilaksanakan-oleh-pkt-ugm.jpg)
Advertisement
JOGJA—Tantangan dalam kedokteran tropis meningkat pasca pandemi COVID-19. Penyakit menular yang sebelumnya terkendali kini kembali menjangkit dengan kecenderungan mengalami peningkatan. Sementara perubahan iklim mempercepat penyebaran penyakit berbasis vektor.
Sebagai negara tropis dengan populasi besar, Indonesia berada di garis depan dalam menghadapi berbagai penyakit yang erat kaitannya dengan faktor lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, isu kedokteran tropis semakin mendesak untuk dibahas dalam skala internasional.
Advertisement
Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM akan mengadakan konferensi Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) 2025. Konferensi yang akan diselenggarakan pada 13-15 Februari 2025 di ini akan mempertemukan para peneliti, tenaga kesehatan, dan pemangku kepentingan guna membahas solusi inovatif dan membangun ketahanan sistem kesehatan terhadap penyakit tropis.
Mengusung tema "Strengthening Health System Resilience for Tropical Disease Control in A Rapidly Changing World", konferensi ini menjadi wadah penting dalam berbagi pengalaman dan wawasan guna meningkatkan respon terhadap penyakit tropis yang terus berkembang.
“Ada beberapa faktor yang membuat kedokteran tropis ini menjadi isu yang krusial,” jelas dr. Citra Indriani, Direktur PKT UGM. Faktor-faktor tersebut antara lain meningkatnya resistensi antibiotik, terbatasnya akses terhadap pengobatan dan vaksinasi, serta dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
Penyakit tropis, seperti tuberkulosis (TBC), HIV, leptospirosis, dan berbagai penyakit tropis yang terabaikan (neglected tropical diseases/NTDs) juga masih menjadi tantangan besar di Indonesia dan negara-negara tropis lainnya.
Meskipun memiliki dampak luas, penyakit tropis sering kali kurang mendapatkan perhatian yang semestinya. Kurangnya investasi dalam penelitian, keterbatasan akses terhadap vaksin dan obat-obatan, serta stigma sosial terhadap pasien menjadi beberapa faktor yang menyebabkan isu ini belum menjadi prioritas utama di tingkat global. “Karena itu, diperlukan upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran dan mencari solusi yang lebih efektif,” imbuh dr. Citra.
Konferensi yang akan dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini akan menghadirkan beragam tema penting yang dibahas oleh para ahli di bidangnya. Sesi simposium mencakup terobosan terbaru dalam pengendalian malaria, strategi vaksinasi untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan, serta pendekatan One Health dalam menghadapi resistensi antibiotik.
Selain itu, konferensi ini juga membahas kesenjangan akses terhadap inovasi medis di negara berkembang dan solusi teknologi digital untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan. Terakhir, peran sains dan keterlibatan multi pihak dalam pengendalian demam berdarah menjadi fokus utama dalam sesi yang mengupas vaksin dengue dan implementasi teknologi Wolbachia di Indonesia.
Selain sesi symposium, pada konferensi ini terdapat sesi presentasi riset dan pengalaman lapangan. Panitia telah menerima lebih dari 80 abstract penelitian dan praktik baik yang akan dipresentasikan baik secara lisan maupun melalui poster. Tak hanya dari Indonesia, abstract juga dikirim oleh para peneliti dari mancanegara. Selain itu, panitia juga mengadakan sesi workshop pra-konferensi.
Terdapat tiga tema menarik yang dapat diikuti pada workshop sehari ini, yaitu: Wolbachia untuk pengendalian Dengue yang berkelanjutan dan Pemodelan transmisi penyakit infeksi menular untuk mitigasi ancaman penyakit berpotensi wabah.
Penyelenggaraan ini juga menjadi momentum bagi PKT UGM untuk membagikan penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Salah satu yang cukup menonjol adalah eksibisi yang disebut sebagai Wolbachia Experience.
Peserta konferensi dapat mengunjunginya untuk mengetahui hasil penelitian panjang teknologi Wolbachia yang kini diimplementasikan oleh Kementerian Kesehatan RI di 5 kota untuk menanggulangi DBD. Selain itu, terdapat pula booth-booth dari pendukung acara yang dapat dikunjungi oleh peserta konferensi.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Pusat Kedokteran Tropis UGM, Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Sayap utara lantai 2 Jl. Medika, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati Kab. Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Telp. 0274-547147 Whatsapp +62822 40000 896 (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/11/1203864/makan-bergizi-gratis-sd-sinduadi-timur.jpg)
KPAI Sarankan Evaluasi Makan Bergizi Gratis Melibatkan Orang Tua dan Anak
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203446/ray.jpg)
Hangat dan Intimnya Romantic Dinner Hari Valentine bareng Pasangan di Royal Garden
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Ramadan, Polres Kulonprogo menggelar Operasi Keselamatan Progo 2025
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Selasa 11 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Sumba Barat NTT
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Selasa 11 Februari 2025
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Xpress Selasa 11 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
Advertisement
Advertisement