Advertisement

KAFEGAMA-UAJY Gelar Semnas Menyelamatkan Nasib Perguruan Tinggi Swasta

Abdul Hamied Razak
Kamis, 28 Agustus 2025 - 04:27 WIB
Abdul Hamied Razak
KAFEGAMA-UAJY Gelar Semnas Menyelamatkan Nasib Perguruan Tinggi Swasta KAFEGAMA DIY dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menyelenggarakan Seminar Nasional (Semnas) dengan topik Menyelamatkan Nasib Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Auditorium Kampus UAJY Babarsari, Yogyakarta, Rabu (27/9 - 2025).

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) DIY dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menyelenggarakan Seminar Nasional (Semnas) dengan topik “Menyelamatkan Nasib Perguruan Tinggi Swasta (PTS)”.

Seminar tersebut diselengarakan di Auditorium Kampus UAJY Babarsari, Yogyakarta, Rabu (27/9/2025). Event ini didukung  oleh LLDIKTI V DIY, APTISI V DIY dan Kantor Perwakilan BI DIY. Seminar dihadiri oleh 150 Pimpinan PTS se-DIY yang hadir secara luring dan 200 peserta yang mengikuti secara daring.

Advertisement

BACA JUGA: Fisip UAJY dan UKRIM Kembangkan Teknologi Pengering Tenaga Surya untuk Produk Herbal

Narasumber yang hadir adalah Prof. Dr. Fathul Wahid (Ketua APTISI V DIY/Rektor UII), Prof. Ainun Naim (Guru Besar FEB UGM) dan Sri Darmadi Sudibyo (Kepala Perwakilan BI DIY). Narasumber Prof. M. Najib (Direktur Kelembagaan, Ditjen Dikti, Kemendiktisaintek RI) hadir secara daring. Penanggap materi seminar Prof. Didi Achjari (Ketua ISEI Cabang Yogyakartra). Bertindak moderator Prof. Edy Suandi Hamid (Rektor UWM Yogyakarta).

Rektor UAJY Dr. G. Sri Nurhartanto saat memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara seminar nasional tersebut membeberkan sejumlah persoalan yang dihadapi perguruan tinggi swasta. Di samping penurunan jumlah mahasiswa, PTS juga menghadapi tantangan untuk keberlanjutan.

Tantangan tersebut antara lain regulasi pemerintah yang sering berubah dinamis, tuntutan akreditasi, anggaran infrastruktur yang meningkat dan sebagainya. "PTS memang harus siap menghadapi tantangan dan dinamika regulasi yang ada," jelasnya melalui keterangan persnya.

Menurut Nurhartanto, kondisi perekonomian saat ini juga mempengaruhi penurunan jumlah mahasiswa baru PTS. Rektor UAJY itu menjelaskan, penurunan pendapatan orang tua/wali mahasiswa baru membuat orangtua menunda atau tidak membiayai anaknya di luar kota atau bahkan di kota/daerahnya sendiri. 

“Biaya kuliah saat ini menjadi salah pertimbangan utama orang tua/wali  untuk membiayai kuliah di PTS”, ungkap Nurhartanto yang juga Dosen Fakultas Hukum UAJY.

Menurut Rektor UAJY, ada beberapa variabel penentu keputusan orang tua/wali memutuskan memilih PTS untuk putra-putrinya. Variabel tersebut antara lain, akreditasi prodi, fasilitas infrastruktur, kualitas dosen, kemudahan lulusan mencari pekerjaan dan sebagainya.

Selama ini PTS ikut membantu negara dalam memberikan pelayanan pendidikan tinggi. Jadi sudah menjadi kewajiban negara atau pemerintah untuk membantu PTS. “Mayoritas peserta seminar juga berharap pemerintah memberikan kemudahan terkait regulasi dan biaya akreditasi ditanggung oleh negara”, jelas Dr. Y. Sri Susilo (Humas KAFEGAMA DIY) yang sekaligus Ketua Panitia Semnas.

Untuk diketahui, Mayoritas PTS dalam bebeberapa tahun terakhir mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru. Dalam semnas tersebut terungkat beberapa penyebab penurunan jumlah mahasiswa tersebut.

Pertama, pada beberapa tahun sebelumnya penerimaan mahasiswa baru sebagian Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jalur mandiri dibuka sampai akhir bulan Agustus. Pada tahun 2025 oleh Kemendikrisaintek dibatasi sampai bulan Juli. Sebagian PTN tersebut juga menambah kapasitas atau daya tampung mahasiswa baru yang diterima.

Kedua, kecenderungan PTN untuk membuka program studi (prodi) baru. Kondisi tersebut juga menjadikan kapasitas PTN tersebut meningkat. Peningkatan tesebut menjadikan pangsa pasar PTS mengalami penurunan.

Ketiga, berkaitan dengan menurunnya pendapatan atau daya beli masyarakat. Kondisi tersebut menjadikan sebagian masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan tidak tetap, menjadi tidak mampu mengirimkan putra untuk kuliah ke luar daerah. Hal ini berkaitan kemampuan untuk membiayai biaya kuliah dan biaya hidup di kota/daerah lain.

Keempat, persaingan antar PTS juga menjadi salah satu penyebab. Data menunjukkan bahwa sebagian PTS di beberapa daerah jumlah mahasiswa barunya justru meningkat. Kondisi ini dimungkinkan jumlah mahasiswa baru PTS di kota tujuan kuliah, termasuk Yogyakarta, jumlahnya juga mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Daftar 19 KA Berhenti di Stasiun Jatinegara Dampak Demo 28 Agustus Hari Ini

Daftar 19 KA Berhenti di Stasiun Jatinegara Dampak Demo 28 Agustus Hari Ini

News
| Kamis, 28 Agustus 2025, 07:27 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement