Advertisement

Pelajar SMA Adu Kreatif Bikin Video Dakwah dan Melukis Kaligrafi

Sunartono
Senin, 22 Mei 2023 - 16:57 WIB
Sunartono
Pelajar SMA Adu Kreatif Bikin Video Dakwah dan Melukis Kaligrafi Bincang Seni Budaya Islam bertema Tantangan dan Masa Depan Seni Kaligrafi di Era Teknologi Digital di sela lomba kaligrafi di UII, Senin (22/5/2023). - Istimewa/UII.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pelajar jenjang SMA dari berbagai kota di Indonesia beradu kreatif dalam kompetisi video dakwah dan kaligrafi di Auditorium UII, Senin (22/5/2023).

Kepala Bidang Humas UII Rifqi Sasmita dalam rilis tertulisnya mentatakan kompetisi itu diigelar skala nasional. Untuk video digelar secara daring, sedangkan kaligrafi digelar luring di Auditorium UII.

Advertisement

“Selain perlombaan tingkat nasional, kegiatan turut disemarakkan dengan Bincang Seni Budaya Islam bertema Tantangan dan Masa Depan Seni Kaligrafi di Era Teknologi Digital pada hari yang sama,” kata Rifqi.

BACA JUGA : Dosen UMY Dampingi Perajin Kaligrafi Sawahan Gamping

Target kegiatan itu dari kalangan generasi muda, utamanya pelajar SMA sederajat dan mahasiswa jenjang Sarjana. Peserta tersebut tidak hanya berasal dari lingkup regional Jawa Tengah dan DIY, tetapi seluruh Indonesia. Bahkan ada yang berasal dari Pulau Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi dan Nusa Tenggara.

“Sejak pendaftaran dibuka pada 14 April-10 Mei 2023, panitia mencatat sebanyak 140 peserta lomba video dakwah serta 82 peserta lomba kaligrafi dinyatakan memenuhi syarat pendaftaran/ketentuan umum. Ini menunjukkan bahwa daya kreativitas generasi muda tersebar di berbagai wilayah di tanah air,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat mendorong generasi muda untuk menunjukkan karya terbaik masing-masing tanpa menghapus nilai ketakwaan. Dalam event ini, peserta juga diberikan mimbar apresiasi karya kreativitasnya tersebut.

“Sebagai wujud ekspresi perayaan Milad UII ke-80 tahun, kegiatan ini juga mengandung esensi rasa syukur, hingga saat ini UII turut merawat seni dan budaya,” katanya.

Kompetisi itu menghadirkan dewan juri yang berkompeten di bidangnya masing-masing guna menjaga kredibilitas dan kualitas dari perlombaan. Para juri berasal dari kalangan akademisi, praktisi, dan seniman. “Metode penilaian juga dibuat seadil mungkin di mana para dewan juri menilai karya peserta dengan metode blind reviu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Selebgram Ini Bagikan Kondisi Putrinya yang Masih Balita Dianiaya oleh Pengasuh

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement