Advertisement
PkM Fakultas Farmasi UAD Dampingi UMKM Jamu Asy Syifa

Advertisement
BANTUL—Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) Asy Syifa’ memulai kembali usahanya setelah sempat mengalami kelumpuhan akibat dampak dari pandemi Covid-19. UMKM jamu Asy-Syifa’ berlokasi di daerah Banguntapan, Bantul, dan telah memulai lagi usahanya menjadi jamu modern dan memunculkan juga minuman herbal berkhasiat.
Hal tersebut mendorong tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Farmasi dan Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan untuk melakukan pengabdian masyarakat di UMKM Jamu di Desa Tamanan Bantul tersebut. Tim tersebut di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPPM UAD).
Advertisement
Tim PkM UAD ini, diketuai oleh Putri Rachma Novitasari dengan anggota Prita Anggraini Kartika Sari dan Etika Dyah Puspitasari. Universitas Ahmad Dahlan bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Aisyiyah Tamanan dan UMKM Jamu Asy Syifa’ guna melaksanakan program Pendampingan Inovasi Jamu Modern UMKM dalam Rangka Menciptakan Peluang Usaha Baru di Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul.
BACA JUGA: Kubah Gunung Merapi di Barat Daya Bertambah Tinggi, Tidak Ada Titik Magma Baru
Kegiatan yang diselenggarakan secara bertahap dari bulan Agustus hingga Oktober ini diharapkan dapat membantu UMKM untuk melakukan inovasi sehingga mampu berkompetisi dengan UMKM-UMKM baru yang tidak kalah inovatif.
Pengabdian ini merupakan kali kedua pendampingan UMKM Jamu di daerah tersebut sebagai tindak lanjut dari PkM sebelumnya.
Sebelum dilakukan pendampingan, dilakukan diskusi antara tim PkM dengan anggota UMKM Asy Syifa’ untuk menindak lanjuti usaha yang telah dilaksanakan sebelumnya, termasuk mengidentifikasi permasalahan lanjutan dari usaha yang telah dirintis.
“Anggota UMKM diajarkan cara pengembangan kemasan jamu modern yang terstandarisasi serta pendampingan untuk memperoleh pendaftaran produk halal. Untuk proses pendampingan halal, tim PkM UAD bekerja sama dengan tim pendamping Proses Produk Halal [PPH] wilayah kerja DIY,” ujar Putri, dalam keterangan Senin (2/10/2023).
Sebelumnya, dilakukan penyuluhan tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) yang biasa menjadi permasalahan kesehatan di masyarakat serta penanganannya, sehingga sasaran konsumen jamu juga menjadi lebih tepat.
Anggota UMKM yang rata-rata berusia 40 tahun ke atas sehingga banyak yang kurang familiar dengan cara penjualan yang tepat dalam usaha penjualan jamu mereka, sehingga PkM ini, diharapkan akan menjadi terobosan baru untuk produk UMKM dan menarik konsumen dari generasi muda. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
- DPRD dan Pemda DIY Sepakati Perubahan APBD 2025, Pendapatan dan Belanja Turun
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 18 Juli 2025: Penghasilan di Atas UMR Tak Boleh Terima Bansos, Bantul Creative Expo 2025 Kembali Digelar, Selama 16 Tahun, Daihatsu Jadi Mobil Terlaris Kedua di Indonesia
Advertisement
Advertisement