Advertisement
PENGABDIAN MASYARAKAT UNISA YOGYAKARTA: Gerakan Ottoman Hijau, Mahasiswa Unisa Wakafkan Tempat Sampah

Advertisement
SLEMAN–Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar penyuluhan pengelolaan sampah organik dan anorganik di Masjid Ottoman Nogotirto, Sleman, Minggu (6/7/2025).
Penyuluhan bertema Gerakan Ottoman Hijau: Sampah Tertata, Bumi Terjaga tersebut dimulai seusai Salat Isya berjamaah dengan dihadiri jamaah serta masyarakat sekitar Masjid Ottoman. Selain itu, mahasiswa juga menyerahkan wakaf empat tempat sampah organik dan anorganik yang diharapkan bermanfaat bagi Masjid Ottoman.
Advertisement
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bukti kolaborasi antara Unisa Yogyakarta dan Masjid Ottoman, tetapi juga menunjukkan aksi nyata dari program Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UNISA Yogyakarta dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan solusi lingkungan berkelanjutan.
Ketua pelaksana kegiatan penyuluhan, Juli Suhaidi menyebut agenda ini sebagai pengabdian mahasiswa Unisa Yogyakarta untuk masyarakat.
Penyuluhan ini, kata dia, sejatinya juga merupakan praktik langsung dari pelajaran Fiqih Hijau yang mengaitkan keselarasan Islam dan menjaga lingkungan hidup. “Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada tuan dan puan jamaah Masjid Ottoman yang telah menerima kami semua. Penyuluhan ini merupakan pengabdian dan pengamalan dari teologi Fiqih Hijau Al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” kata dia.
Juli menambahkan, Islam sangat menganjurkan kebersihan dan pelestarian terhadap lingkungan.
Masjid Ottoman merupakan masjid yang baru diresmikan sejak awal Ramadan 1446 Hijriah, atau sekitar Maret 2025. Lokasinya berada di wilayah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Mlangi Besar, tidak jauh dari Kampus Terpadu Unisa Yogyakarta.
BACA JUGA: 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
Sebagai masjid yang baru berdiri, beberapa fasilitas masjid belum memadai termasuk dalam pengelolaan sampah yang baik.
Untuk itu, perwakilan takmir Masjid Ottoman, Muhammad Jarir mengapresiasi inisiasi Gerakan Ottoman Hijau yang digagas oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta.
Ketua PRM Mlangi Besar itu pun berharap agar Masjid Ottoman, sebagai masjid yang baru berdiri dapat menjadi contoh bagi jemaah dan masyarakat sekitar, termasuk pada pengelolaan sampah yang baik.
Sementara itu, pemaparan penyuluhan pengelolaan sampah organik dan anorganik diisi oleh dua mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta, Ramli dan Larindi Ayu Kusuma
Dalam pemaparannya, mereka menjelaskan ihwal mekanisme bank sampah, mulai dari pemilahan, penyortiran, hingga pencatatan dalam buku tabungan. Serta ajakan kepada jamaah untuk mulai memilah sampah dari rumah dan menjaga kebersihan lingkungan masjid sebagai wujud nyata keimanan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Waqaf Tempat Sampah
Adapun, sebagai bagian dari komitmen Project Fiqih Hijau, mahasiswa mewaqafkan empat buah tempat sampah kepada Masjid Ottoman untuk mendukung kebersihan dan pengelolaan sampah yang lebih baik.
Tempat sampah tersebut terdiri dari dua unit berwarna hijau untuk sampah organik dan dua unit berwarna merah untuk sampah anorganik (plastik, kertas, kaleng). Desainnya dilengkapi dengan label bertuliskan kategori sampah untuk mempermudah dipahami oleh jemaah atau warga. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
Advertisement
Advertisement