Advertisement

Inspiratif! Remaja Ponorogo Viral dengan Koleksi Banyak Piala, Lolos ITB Tanpa Tes

Imam Mustajab
Rabu, 09 Juli 2025 - 15:47 WIB
Sunartono
Inspiratif! Remaja Ponorogo Viral dengan Koleksi Banyak Piala, Lolos ITB Tanpa Tes Mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB) asal Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan Ponorogo saat menunjukan salah satu pialanya, Rabu (9/7/2025). - Espos.id/Imam Mustajab.

Advertisement

Harianjogja, PONOROGO—Seorang remaja asal Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan Ponorogo, Jawa Timur, viral di media sosial berkat koleksi piala hingga medali yang mencapai seratusan buah. Selain itu, remaja bernama Avan Ferdiansyah Hilmi itu juga berhasil menembus salah satu kampus terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Dalam potongan video yang dibagikan akun Instagram @santosoim, pemilik akun mengira rumah salah satu calon mahasiswa ITB tersebut merupakan toko piala karena jumlah koleksi piala yang dipajang berjumlah banyak. Namun, setelah dikonfirmasi ke keluarga, ternyata piala tersebut adalah milik remaja berusia 19 tahun yang dia kunjungi.

Advertisement

Avan merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan suami-istri Eko Yudianto, 54, dan Umi Latifah, 50. Sehari-hari, pasutri tersebut bekerja sebagai penjual es keliling dengan penghasilan bulanan tidak lebih dari Rp2 juta.

BACA JUGA: Misterius! Diplomat Muda Asal Jogja Meninggal Dunia di Indekos Menteng, Polisi Periksa 4 Saksi

Dilansir pada Rabu (9/7/2025), Avan menceritakan kunjungan yang dilakukan dosen Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut dilakukan pada Rabu, 25 Juni 2025, lalu dengan maksud melakukan kunjungan lapangan dan menyerahkan sejumlah bantuan.

“Ke sininya itu 25 Juni kemarin, nyerahin bantuan dari Paragoncorp berupa laptop, uang tunai dan sejumlah produk,” ujarnya.

Avan menceritakan, kiprahnya di dunia lomba sejak kelas II Sekolah Dasar (SD). Saat itu, dia rutin mengikuti berbagai kompetisi yang digelar oleh event organizer di pusat perbelanjaan di Ponorogo. Baru pada kelas IV SD, Avan mulai mengikuti perlombaan berskala lokal hingga nasional dan berhasil mengumpulkan banyak piala kejuaraan.

“Baru mulai serius ikut lomba resmi dari kelas IV. Tapi masih sering kalah, baru bisa sering menang saat kelas VI SD hingga duduk di bangku SMP,” katanya.

Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Avan mengaku tertarik dengan bidang biologi yang dibuktikan dengan mengikuti berbagai perlombaan. Namun, saat duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA) ketertarikan dia beralih ke bidang kebumian.

“Baru mulai kerasa puncaknya itu kelas IX SMP,  pertimbangan saya Bantur setir dari biologi ke kebumian itu dari prospek kerja dan kondisi ekonomi. Selain itu ada kakak kelas yang berhasil maju di lomba tingkat internasional, akhirnya saya juga ikut kepingin,” ungkap Avan.

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Saat duduk di kelas XI SMA, dia berhasil menyabet medali perunggu Olimpiade Geografi dan Geosains OGG Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB). Prestasi tersebut menjadi tiket emas baginya untuk diterima di ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

“Yang paling berkesan itu pernah ikut Olimpiade Sains Nasional [OSN], walaupun enggak dapat medali tapi pengalamannya membekas. Kalau lokasi paling jauh ikut lomba itu pernah sampai Jakarta hingga Bogor,” ucapnya.

Perjuangan Avan dalam mengenyam pendidikan lanjutan masih menemui jalan terjal. Pasalnya, kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan membuatnya sempat kesulitan saat proses daftar ulang. Dia menjelaskan, biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang dibebankan kepadanya sebesar Rp12 juta sempat membuat khawatir.

“Waktu itu saya ajukan penundaan pembayaran karena memang belum sanggup. Alhamdulillah, dapat balasan dari ITB kalau UKT saya Rp0. Tapi itu masih sementara, sambil menunggu KIP Kuliah disetujui,” katanya.

Menariknya, hingga kini Avan belum tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), meskipun pengajuan telah dilakukan sejak dua tahun lalu melalui kelurahan setempat dan Dinas Sosial Ponorogo.

BACA JUGA: Penutupan Peternakan Babi di Tlogoadi Sleman: Kandang Sudah Kosong Saat Satpol PP Datang

Dengan segala keterbatasan, Avan tetap bersyukur dan berharap dapat terus berprestasi di bangku kuliah. Saat ini ia terdaftar sebagai mahasiswa baru di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB dan sedang menanti penempatan program studi berdasarkan penilaian akademik di semester awal.

“Jika nilai akademik memenuhi bisa milih mau jurusan apa, tapi kalau nilainya kurang ya terpaksa ambil sisa jurusan yang lain. Harapannya ya semoga bisa terus kuliah sesuai minat saya dan mampu lulus tepat waktu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Espos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Wakil Direktur Utama BRI Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Mesin EDC Bank

News
| Rabu, 09 Juli 2025, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025

Wisata
| Rabu, 09 Juli 2025, 14:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement