Pengabdian kepada Masyarakat, Instiper Berdayakan KWT Desa Ngestiharjo
Advertisement
JOGJA—Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta berkomitmen dalam mentransfer teknologi dan pengetahuan kepada masyarakat melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Salah satu program unggulan yang tengah berjalan dilaksanakan di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, dengan menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga dan KWT Sumber Rejeki sebagai mitra.
Program ini mengusung tema Pemberdayaan Asosiasi KWT di Desa Ngestiharjo Kabupaten Bantul dengan Peningkatan Nilai Tambah Hortikultura dan Komersialisasinya. Fokus utama dari kegiatan ini adalah pengembangan potensi lokal yang ada pada kedua KWT, yaitu tanaman lidah buaya di KWT Sumber Rejeki dan produk bumbu pecel serta hortikultura di KWT Kenanga.
Advertisement
Program PKM ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui skema Pemberdayaan Desa Binaan.
Pelatihan pembuatan pupuk organik padat. - ist
Dengan adanya dukungan ini, kedua KWT diharapkan dapat terus mengembangkan usaha mereka, menjadi lebih berdaya saing, serta memberikan dampak ekonomi positif bagi para anggotanya dan masyarakat sekitar.
Kegiatan yang dipimpin oleh Pauliz Budi Hastuti, bersama timnya, Ngatirah dan Mohammad Prasanto Bimantio, dan Siti Tamaroh Cahyono Murti, telah dimulai sejak Juli 2024.
Pauliz Budi Hastuti menjelaskan sejumlah program pelatihan dan pengembangan telah dilaksanakan, seperti pelatihan budi daya lidah buaya. “Pelatihan ini ditujukan bagi anggota KWT Sumber Rejeki untuk meningkatkan teknik budidaya lidah buaya, meliputi pembibitan, perawatan, hingga pemanenan yang optimal,” ujarnya seperti dalam keterangan tertulis kepada Harian Jogja, Rabu (23/10/2024).
Selain itu juga ada Pelatihan Good Agricultural Practices (GAP). Dalam kegiatan ini, Tim Instiper memberikan pelatihan terkait dengan penerapan praktik pertanian yang baik agar hasil produk hortikultura dari KWT Kenanga dan Sumber Rejeki dapat memenuhi standar keamanan pangan serta ramah lingkungan.
Ada juga Pelatihan Pembuatan Kompos dan Pupuk Organik Cair. Anggota KWT juga dibekali keterampilan pembuatan kompos dan pupuk organik cair, yang diharapkan mampu meningkatkan kesuburan tanah sekaligus mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Dalam upaya meningkatkan skala produksi, dilakukan perluasan lahan budidaya lidah buaya dan cabai yang diharapkan dapat mendorong peningkatan hasil serta pengembangan produk olahan bernilai jual tinggi.” (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Perang Ukraina Vs Rusia, AS Bakal Hapus Utang Ukraina US$4,65 Miliar
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Besok, Undangan Memilih di Pilkada Sleman Mulai Didistribusikan
- Banket Longsor Timpa Dua Rumah, Lurah Bangunjiwo Minta Warga Perhatikan Konstruksi Bangunan dan Tanah
- Diguyur Hujan Deras, Dua Talud di Jogja Ambrol
- Kebijakan Opsen Diterapkan, PAD Sleman dari Pajak Kendaraan Diprediksi Tembus Rp200 Miliar di 2025
- Tiga Desa Wisata di Bantul Bersaing Raih Penghargaan Desa Wisata Berkelanjutan 2024
Advertisement
Advertisement