Advertisement
Bentuk Unit Layanan Disabilitas, UAJY Komitmen Jadi kampus Inklusif
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) meresmikan Unit Layanan Disabilitas (ULD), Selasa (3/12/2024). Melalui ULD, UAJY berkomitmen untuk menjadi kampus yang lebih inklusif bagi semua kalangan.
Di UAJY saat ini terdapat total sebanyak 13 mahasiswa difabel, dengan rincian difabel tuli dua perempuan dan empat laki-laki, difabel low vision satu laki-laki, difabel daksa satu perempuan, difabel lemah tangan satu perempuan, difabel lemah otot satu laki-laki, difabel lupus satu perempuan, difabel bipolar satu perempuan dan difabel lambat belajar satu laki-laki.
Advertisement
Rektor UAJY, Sri Nurhartanto, menjelaskan melalui ULD, UAJY akan semakin bisa mendata kebutuhan mahasiswa difabel untuk dapat memfasilitasi dalam proses pendidikan, sehingga bisa dengan maksimal mengikuti proses pendidikan seperti mahasiswa non difabel lainnya.
BACA JUGA : Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
“Kami merasa UAJY masih harus belajar banyak dalam mengelola, menyelenggarakan pendidikan yang bersifat inklusif terutama untuk penyandang disabilitas. Karena keunikan masing-masing,” ujarnya dalam peresmian ULD UAJY, di Gedung Thomas Aquinas, Selasa (3/12/2024).
Tim Pengembang ULD UAJY, Bambang K Prihandono, menuturkan inklusi menjadi dasar dari keungguland an integeritas UAJY. “Harapannya dengan membangun civitas akademika yang inklusi, kita juga membangun masyarakat secara luas yang inklusi,” katanya.
ULD sangat dibutuhkan seiring dengan bertambahnya mahasiswa difabel, dinamikan kebutuhan akomodasi dan aksesibilitas mahasiswa difabel yang beragam serta arahan dan layanan pada mahasiswa difabel yang selama ini masih dikelola secara taktis dan parsial oleh masing-masing unit.
Sejumlah tugas yang akan dikerjakan ULD UAJY ini diantaranya melakukan analisis kebutuhan, memberikan rekomendasi, melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis, melaksanakan pendampingan dan melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan.
Mahasiswa difabel tuli UAJY, Muhammad Rizki Adhana, menceritakan ia awalnya kesulitan berkomunikasi dengan mahasiswa dan dosen di kelas. Waktu awal kuliah, lingkungan kuliahnya belum memahami Bahasa isyarat untuk berinteraksi dengan difabel tuli.
Ia mengaku untuk berinteraksi dengan mahasiswa maupun dosen kebanyakan menggunakan tulisan, karena tidak ada yang menguasai Bahasa isyarat. Dengan adanya ULD, ia berharap dapat lebih terfasilitasi bahasa isyarat untuk mengikuti proses pendidikan.
“Harapannya kedepan ULD dapat menjadi wadah mahasiswa disabilitas, misalnya diadakannya kelas Bahasa isyarat untuk para pengajar juga mahasiswa. ULD juga bisa membuat program memunculkan adanya pendamping difabel terutama untuk masa penerimaan mahasiswa baru,” paparnya.
BACA JUGA : SIGAB Berikan Pelatihan Layanan Inklusif ke ASN Kantor Pertanahan Gunungkidul
Direktur Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigab), Jony Yuliyanto, menyampaikan salah satu yang menjadi banyak tantangan bagi kampus untuk menuju inklusif, yakni mereka mulai dari adanya fasilitas. Padahal hal ini tidak sepenuhnya benar. Karena pendataan dan pemahaman mahasiswa difabel lebih diperlukan.
“Banyak kalangan dosen di perguruan tinggi mengatakan untuk menuju kampus inklusif harus punya ram dulu, punya peralatan yang mendukung dan sebagainya. Pertanyaan saya, pernah ga bapak-ibu memetakan betul siapa yang datang di kampus untuk belajar? Apakah kita sudah tahu persis kondisi difabelnya, hambatan yang dialami dan kebutuhan akomodasinya,” ungkapnya.
Di UAJY, ketika mahasiswa masuk sudah mengidentifikasi jenis disabilitasnya, sehingga kampus sudah memiliki data dan mengetahui kebutuhan mahasiswa difabel tersebut. “Apa yang sudah dilakukan oleh UAJY saya kira sudah pada track yang tepat. Saya yakin peningkatan layanan yang dilakukan akan berkembang berdasarkan informasi yang sudah diperoleh,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo Sebut Muhammadiyah Jadi Contoh Kehidupan Inklusif dan Toleran
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 19.000 Undangan Tak Sampai ke Tangan Pemilih, Bawaslu Minta KPU Bantul Lakukan Evaluasi
- Cara Hidup Hemat dengan UMR Jogja
- Pemkot Pastikan Refocusing Anggaran MBG Tak Ganggu Program Penting Lainnya di Kota Jogja
- Gunungkidul Terbitkan Edaran Tarif Parkir dan Harga Wajar untuk Wisatawan di Libur Natal & Tahun Baru
- Destinasi Jip Wisata Merapi Targetkan 15 Ribu Wisatawan Sehari di Libur Natal & Tahun Baru
Advertisement
Advertisement