Advertisement
Komunitas Butterflies of Yogyakarta, Mengabadikan Kupu-Kupu Sebelum Punah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Indonesia menjadi rumah bagi ribuan spesies kupu-kupu. Gencarnya pembangunan, serta rusaknya alam, berdampak pada berkurangnya populasi. Komunitas Butterflies of Yogyakarta berupaya mengabadikannya, sebelum kupu-kupu tinggal cerita.
Saat kecil, Raafi Nur Ali senang mengamati kupu-kupu dan serangga lainnya. Rumahnya berada di Sleman, daerah belakang kantor TVRI Jogja, Mlati, Sleman. Raafi mengatakan bahwa dulu, sekitar tahun 1990-an, masih banyak persawahan, yang menjadi rumah dari beragam jenis kupu-kupu.
Advertisement
Kecintaan pada flora dan fauna membawa Raafi masuk ke Prodi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogja. Di kampus itu, sekitar tahun 2015, dia membentuk kelompok belajar yang fokus pada kupu-kupu. "Kupu-kupu itu unik, sayapnya macem-macem, saat identifikasi, beda titik [di sayap, itu bisa] beda spesies," kata Raafi, Rabu (30/7/2025).
BACA JUGA: Prada Lucky Dipukuli dan Dicambuk Senior TNI hingga Tewas
Beberapa kelompok sejenis pecinta kupu-kupu ini tersebar di dalam dan luar kampus di Jogja. Mereka kemudian bertemu dan saling berjejaring pada Jambore Kupu-Kupu di Malang tahun 2018. "[Dari situ terus inisiatif] mulai bangun dari daerah kita, dari Jogja," katanya.
"Namanya Butterflies of Yogyakarta, terinspirasi dari buku Dragonflies of Yogyakarta, tujuannya ke situ, pengen bikin edukasi [kupu-kupu] yang lokal dulu di Jogja."
Sejak terbentuk, Butterflies of Yogyakarta (BOY) rutin turun ke lapangan, mencari dan mendata kupu-kupu. Mereka berupaya mencakup semua wilayah yang ada di DIY. Anggota BOY yang saat ini terdiri dari delapan orang akan berjalan perlahan, agar kupu-kupu sekecil apapun bisa terdeteksi.
Apabila menemukan kupu-kupu, mereka akan memotretnya. Jarang sekali anggota BOY membawa pulang kupu-kupu, kecuali untuk kebutuhan penelitian. Bagian yang menyenangkan saat terjun lapangan ini, ketika mereka menemukan spesies baru, yang belum dijumpai sebelumnya.
"Misalnya waktu di Taman Nasional Gunung Merapi, kami nemu lima spesies baru, sebelumnya belum pernah terdata," kata laki-laki berusia 28 tahun ini. "[Sampai saat ini sudah] terkumpul 275 spesies, [kupu-kupu] yang secara langsung kami lihat."
Di samping mendata kupu-kupu, BOY juga menggelar beragam edukasi tentang kupu-kupu. Ada pula pendampingan Desa Ramah Serangga hingga pembuatan workshop.
Sebelum Menghilang
Kupu-kupu bisa menjadi pendeteksi masih asri atau tidaknya suatu lingkungan. Raafi mengatakan, semakin beragam jenis kupu-kupu di suatu wilayah, menandakan vegetasi yang juga masih beragam. Keberadaan kupu-kupu yang beragam dan jumlah yang banyak, menandakan polusi di lingkungan sekitar masih rendah.
Meski sayangnya, melihat perkembangan pembangunan serta kerusakan lingkungan di Jogja, membuat jumlah kupu-kupu semakin menurun. Dibandingkan saat dia kecil, Raafi memperkirakan populasi kupu-kupu di Jogja saat ini sudah berkurang sebanyak 50%.
"Sumber pakannya hilang, kupu-kupu ada yang makan padi, tumbuh di sawah, sedangkan sawah udah ganti jadi bangunan, otomatis kupu-kupunya hilang," kata Pendiri BOY tersebut.
BACA JUGA: Shopee Rajai E-Commerce di Indonesia, Ini Sosok Founder
Untuk mengetahui spesies kupu-kupu yang pernah hidup di Jogja, BOY berupaya mengarsipkannya. Pengarsipan bisa berupa proyek buku kupu-kupu yang spesifik wilayah atau berupa produk penelitian mahasiswa. BOY berkontribusi pada pembuatan buku kupu-kupu wilayah Taman Nasional Gunung Merapi dan Menoreh. BOY juga sudah mendampingi delapan mahasiswa sarjana satu dan magister yang meneliti kupu-kupu.
Pengarsipan ini menjadi penting, mengingat Indonesia belum memiliki data pasti jumlah flora dan fauna. BOY memulai pendataan kupu-kupu dari Jogja, untuk kemudian melebar ke Jawa, dan setelahnya mencakup seluruh Indonesia.
Saat ini, BOY masih dalam proses penyusunan data lengkap temuan kupu-kupu mereka di Jogja. Mereka menargetkan buku tersebut selesai pada 2026. "Semoga kupu-kupu di Jogja, serta di Indonesia, tetap lestari dan bisa didokumentasikan, sebelum mereka hilang," kata Raafi.
Merintis Desa Ramah Serangga
Pelestarian kupu-kupu perlu kerja sama banyak pihak, terutama masyarakat yang berhubungan langsung dengan lingkungannya. Butterflies of Yogyakarta (BOY) mengajak masyarakat untuk semakin sadar dengan lingkungannya. Saat ini, BOY bersama pengelola Dukuh Crangah, Hargotirto, Kokap, Kulonprogo sedang menginisiasi Desa Ramah Serangga.
Meski masih di tahap awal, namun Raafi melihat antusiasme masyarakatnya tinggi. Saat pendataan, BOY menemukan lebih dari 50 spesies kupu-kupu yang ada di Dukung Crangah. Ada potensi pengembangan Desa Ramah Serangga ini menjadi wisata ekologi dan edukasi. Masyarakat sekitar bisa menjaga lingkungannya, serta mendapat manfaat secara ekonomi dari pembentukan Desa Ramah Serangga.
"Masyarakatnya mau belajar, gotong royong, dan mikir bareng. Lingkungannya juga cukup baik, meski memang aksesnya belum bagus," kata Raafi.
Namun perjalanan menuju Desa Ramah Serangga masih panjang. BOY dan masyarakat masih perlu banyak belajar bersama. BOY dengan bekal ilmunya, terus mendampingi masyarakat mengenal jenis kupu-kupu. Raafi mengatakan, edukasi ini termasuk mengenalkan tiga jenis kupu-kupu yang hidup di Jogja, dan statusnya dilindungi. Tiga kupu-kupu itu yaitu troides helena, troides cuneifera, dan troides amphrysus.
BACA JUGA: Kejagung Tetapkan Cheryl Darmadi DPO TPPU Korupsi Duta Palma
Jangan sampai masyarakat salah bertindak, hingga menangkap dan menjual kupu-kupu yang seharusnya tetap hidup liar di alam. "Beberapa spesies kupu-kupu di Indonesia ditangkap dan dijual ke luar negeri. Di Jogja pernah terjadi beberapa kasus," katanya.
Desa Ramah Serangga juga mengeksplorasi potensi lain, seperti budidaya serangga menjadi bahan baku benang sutra. Ada pula potensi serangga yang menjadi bahan pangan manusia. "Bisa juga untuk wisata edukasi, seperti butterflies watching," kata Raafi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mandatory Anggaran Pendidikan 20 Persen di APBN Harus Dikawal
Advertisement

Satu Lagi Kuliner Legendaris di Jogja, Ayam Goreng Tojoyo Buka di Malioboro
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks dari Stasiun Kutoarjo Purworejo, Sabtu 9 Agustus 2025
- Terlibat Dugaan Investasi Fiktif, Perempuan Asal Korea Selatan Dideportasi
- Polisi Ringkus Tiga Pelaku Perampas Ponsel yang Mengaku Sebagai Petugas di Kulonprogo
- Jadwal Bus DAMRI ke Bandara YIA, dari Jogja, Purworejo dan Kebumen, Sabtu (9/8/2025)
- Ini Pesan yang Ditinggalkan di Atas Gambar One Piece Temuwuh Kidul Yang Dihapus
Advertisement
Advertisement