Advertisement
Dosen UII Gelar Pelatihan Pemanfaatan ChatGPT untuk Guru PAI SMK di Jogja

Advertisement
JOGJA—Sebanyak 27 guru anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) SMK se-Kota Jogja mengikuti pelatihan Pemanfaatan ChatGPT untuk Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran belum lama ini.
Pelatihan ini digelar sebagai bagian dari program Hibah Abdimas PKM Universitas Islam Indonesia (UII) dengan judul Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) bagi Guru MGMP Pendidikan Agama Islam SMK di Sekolah Umum Kota Yogyakarta untuk Penyusunan Bahan Ajar dan Inovasi Pembelajaran.
Advertisement
Kegiatan ini didanai oleh Kemdiktisaintek tahun 2025 sebagai upaya mengusung semangat pengabdian masyarakat berbasis teknologi untuk memperkuat mutu pendidikan di sekolah. Adapun dosen yang terlibat antara lain Dr. M. Roem Syibly, S.Ag., M.S.I. (FIAI) selaku Ketua Tim dengan anggota Dr. Mohamad Joko Susilo, S.Pd., M.Pd (FIAI), Sri Mulyati, S.Kom., M.Kom (Informatika), Indah Safitri, S.M., Panca Setya Wardani S.IP serta dua mahasiswa UII, Nala Fariha dan Alin Aulia Sukmana Putri.
Para guru MGMP PAI diharapkan mampu mengintegrasikan AI ke dalam proses pembelajaran, baik dalam penyusunan materi, penyajian media, maupun evaluasi. Hasil pelatihan ini tidak berhenti pada hari kegiatan, tetapi terus diterapkan di kelas sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik, kontekstual, dan bermakna.
BACA JUGA: Proyek Parkir Nglanggeran Berpotensi Mangkrak, Kalurahan Minta Dilanjutkan
Sri Mulyati dalam kesempatan itu memperkenalkan konsep dasar ChatGPT, cara melakukan prompting yang efektif, serta strategi memanfaatkannya untuk penyusunan materi. Guru bisa membuat buku ajar PAI untuk kelas 10–12, menyusun slide presentasi yang menarik, hingga mengembangkan alat peraga praktik ibadah seperti wudhu, shalat, dan manasik haji.
"Peserta kami dampingi untuk menyusun instrumen evaluasi pembelajaran berupa soal pilihan ganda, esai, dan rubrik penilaian yang sesuai dengan standar asesmen. Guru-guru dapat mengeksplor bagaimana fitur chat gpt," katanya dalam rilisnya, Minggu (7/9/2025).
Adapun sesi kedua, pelatihan fokus pada pembuatan slide presentasi dengan tetap merujuk pada buku referensi yang dimiliki guru. Proses ini diperkaya dengan pemanfaatan fitur Presentation.ai, sebuah teknologi berbasis kecerdasan buatan yang mampu membantu menyusun tampilan materi secara lebih sistematis, visual, dan menarik.
Metode pelatihan dirancang agar peserta aktif berpartisipasi. Guru dibagi ke dalam kelompok kecil, berdiskusi, kemudian mempraktikkan langsung penyusunan perangkat pembelajaran dengan bimbingan tim pengabdi. Setiap kelompok menghasilkan produk nyata berupa rancangan buku ajar, media presentasi, serta prototipe alat peraga yang siap digunakan di kelas.
Para guru juga diberikan tugas menyiapkan perangkat ajar secara berkelompok sebagai tindak lanjut dari materi yang telah dipelajari sepanjang hari. Setiap kelompok diminta menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) serta slide bahan ajar yang relevan dengan topik pembelajaran masing-masing.
Penugasan ini bertujuan untuk memastikan peserta tidak hanya memahami konsep yang diberikan, tetapi juga mampu menghasilkan produk konkret siap digunakan di kelas. "Harapannya guru dapat membawa pulang hasil karya berupa rancangan pembelajaran yang sistematis sekaligus media presentasi yang menarik, sehingga pelatihan ini benar-benar berdampak nyata pada praktik mengajar mereka," kata Dr. M. Roem Syibly, S.Ag., M.S.I.
Roem Syibly menegaskan pentingnya penguasaan teknologi digital oleh guru agama di era saat ini. 'ChatGPT bukan untuk menggantikan peran guru, tetapi justru menjadi asisten digital yang memperkaya kreativitas dalam mengajar. "Karena dengan teknologi ini, guru bisa menyusun materi lebih cepat, sementara waktunya lebih banyak digunakan untuk mendampingi siswa," ujarnya.
Adapun Panca Setya Wardani menambahkan pelatihan ini menjadi ruang belajar bersama antara peneliti dan guru. "Kami berupaya menghadirkan inovasi yang aplikatif. Guru bisa langsung membawa pulang produk pembelajaran yang siap digunakan," katanya.
BACA JUGA: Menhub Ungkap Alasan Pembukaan Kembali Bandara Internasional
Mohamad Joko Susilo memberikan pesan moral terkait pentingnya pemanfaatan teknologi ini secara bijak. Teknologi harus ditempatkan sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bukan semata-mata menggantikan peran guru.
Program pengabdian masyarakat ini, dirancang untuk mendorong kolaborasi perguruan tinggi dengan masyarakat, khususnya sektor pendidikan. "Harapannya Universitas Islam Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas pembelajaran di Yogyakarta," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement