Advertisement
Buntut Kematian Mahasiswa UNY, Pemerintah Didesak Evaluasi UKT

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Pusat Studi Perguruan Tinggi (PSPT) menilai sistem pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) di kampus negeri harus segera dievaluasi pemerintah karena tak mencerminkan tujuan awal diterapkannya. Hal ini disampaikan menyusul adanya salah satu mahasiswa UNY yang meninggal dunia saat memperjuangkan keringanan UKT.
“UKT diterapkan sudah 10 tahun sejak 2013 lalu, tujuannya agar ada subsidi silang dan diakses masyarakat luas dengan mudah. Tapi realitas hari ini malah sebaliknya, kasus kematian mahasiswa di UNY itu contoh paling nyatanya,” kata peneliti PSPT, Panji Mulkan pada Minggu (15/1/2023) sore.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Sistem pembayaran kuliah dengan UKT, jelas Panji, tidak terpantau dengan baik oleh pemerintah. Karena sepenuhnya yang menentukan UKT adalah kampus, sehingga mereka memiliki kebijakan masing-masing. Ada yang menggunakan slip gaji, nota pembayaran listrik, dan surat lainnya untuk menentukan besaran UKT mahasiswanya, tanpa ada pengecekan pemerintah.
BACA JUGA : Kisah Pilu Mahasiswa UNY Perjuangkan Keringanan Biaya
Kondisi minimnya pengawasan pemerintah terhadap UKT mahasiswa, lanjut Panji, melahirkan praktik-praktik buruk penyelenggaraan perguruan tinggi negeri. “Kampus negeri jadinya malah seperti bisnis, bukan lembaga pendidikan milik negara. Ini tentu tidak baik,” ujarnya.
Temuan PSPT, sambung Panji, menyebutkan banyak salah penggolongan UKT di kampus negeri misalnya mahasiswa kelompok ekonomi bawah digolongkan dengan UKT menengah yang harusnya dibayar mahasiswa dengan ekonomi menengah ke atas.
BACA JUGA : Ribuan Mahasiswa Kampus Negeri Jogja Kesulitan Bayar
“Kampus negeri berbadan hukum seperti UNY ini sumber pemasukannya kebanyakan dari mahasiswa, bukan dai unit bisnisnya atau pemerintah. Inilah yang menjadikan kampus negeri jadi bisnis dengan konsumen utamanya justru mahasiswanya sendiri dan tentu masalah yang paling kelihatan banyak yang kesulitan bayar UKT karena terlalu tinggi dan tidak tepat penggolonganya,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Jasad Pasutri asal Karanganyar Ditemukan Mengapung di Sungai Bengawan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, Minggu 29 Januari 2023
- Top 7 News Harianjogja.com, Minggu 29 Januari 2023
- Api Tungku Bakar Rumah Warga di Kulonprogo
- Soal Polemik Ganti Rugi Tol Jogja Solo, Ini Solusi yang Ditawarkan Pusat
- Sangat Mengganggu, Knalpot Blombongan di Bantul Akan Disita Polres dan Dijadikan Monumen
Advertisement
Advertisement