Advertisement
Daftar Ilmuwan Menyesal dengan Temuannya, Bisa Jadi Pelajaran Akademisi!

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Universitas Islam Indonesia (UII) Kembali menambah satu dosen dengan gelar predikat akademik tertinggi, profesor. Dia adalah Profesor Allwar yang merupakan professor ke-29 di level UII dan ketiga di bidang Kimia perguruan tinggi tersebut. Surat Keputusan jabatan professor tersebut diserahkan pada Kamis (19/1/2023).
Rektor UII Profesor Fathul Wahid dalam sambutan penyerahan SK Profesor tersebut mengingatkan kepada para akdemisi tidak semua hasil temuan para ilmuwan itu berjalan normal dan selalu berdampak positif bagi masyarakat. Akan tetapi bisa jadi tidak bermanfaat di satu daerah namun berfungsi dengan baik diterapkan di daerah lain.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
BACA JUGA : Ilmuwan: Planet Mirip Bumi Diduga Mengorbit di Zona Layak
“Kesadaran spasial tampaknya lebih mudah dibayangkan, karena kasat mata. Dimensi sensitivitas lainnya adalah temporal. Ada masa lampau, masa kini, dan masa depan. Apa yang tidak bermasalah di masa lampau, belum tentu sama di masa kini. Juda demikian halnya untuk masa depan,” katanya dalam rilisnya, Kamis.
Ia menambahkan ketika temuan ilmu pengetahuan dan teknologi diperkenalkan pertama kali, rasa bahagia dan takjub, biasanya hanya akan melihat sisi baiknya saja. Hal itu sangat wajar dan manusiawi. Tetapi perspektif temporal perlu melihat dalam horizon waktu yang jauh. Ada beberapa ilmuwan yang sedikit merasa menyesal dengan hasil temuannya.
Fathul mencontohkan Robert Oppenheimer, ahli fisika berkebangsaan Amerika, yang dikenal sebagai bapak bom atom, menyesal karena bom atom buatannya telah membunuh ratusan ribu orang. “Pada suatu saat, dia menyatakan, tanganku berlumuran darah".
BACA JUGA : Dari Hal Mustahil, Ilmuwan Indonesia Masuk Nominasi
Contoh lain Mikhail Kalashnikov sang penemu senapan serbu AK-47, yang sangat terkenal karena desainnya yang sederhana, mudah diproduksi, dan mudah dirawat. Karena sadar, senapan tersebut digunakan di banyak peperangan dan konflik senjata dan telah membunuh banyak orang. “Suatu saat menjelang kematiannya, ia mengakui merasakan "penderitaan spiritual yang sangat perih,” ujarnya.
Selain itu Alfred Nobel yang dikenal sebagai nama penghargaan untuk ilmuwan dalam beragam bidang juga yang menemukan dinamit. Awalnya dinamit digunakan untuk kepentingan sipil, tetapi kemudian juga untuk perang. Sebelum meninggal, dia dihantui oleh kematian dan kerusakan yang diakibatkan oleh temuannya.
“Di dalam surat wasiat yang ditinggalkan, ia meminta kekayaannya dimanfaatkan untuk mendirikan yayasan yang merayakan pencapaian ilmu pengetahuan dan perdamaian,” katanya.
BACA JUGA : Ilmuwan Perkirakan Wilayah Utara Jakarta Bakal Tenggelam
Bukan berarti temuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak mempunyai sisi positif. Namun, sisi negatif yang tidak berhubungan erat di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu dimitigasi. ”Kesadaran mitigasi tidak mungkin dilakukan tanpa sensitivitas yang memadai,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
- Hasil Liga Italia: AC Milan Dipermalukan Sassuolo 2-5 di San Siro
- Mahasiswa UI Meninggal Jadi Tersangka Mirip Kasus Lanjar, Ini Kisah Lengkapnya
- 2 Gelar Indonesia Masters 2023, Jokowi Beri Selamat Jojo, Chico dan The Babies
- Catat! Ada Acara Makan-Makan di Balai Kota Semarang untuk Menyambut Walkot Baru
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Jasad Pasutri asal Karanganyar Ditemukan Mengapung di Sungai Bengawan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, Minggu 29 Januari 2023
- Top 7 News Harianjogja.com, Minggu 29 Januari 2023
- Api Tungku Bakar Rumah Warga di Kulonprogo
- Soal Polemik Ganti Rugi Tol Jogja Solo, Ini Solusi yang Ditawarkan Pusat
- Sangat Mengganggu, Knalpot Blombongan di Bantul Akan Disita Polres dan Dijadikan Monumen
Advertisement
Advertisement