Advertisement
Puji Lestari, Profesor Fisip UPN Veteran Jogja Lahirkan Teori Komunikasi Hati
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Seorang akademisi UPN Veteran Yogyakarta Puji Lestari mampu meraih predikat akademik tertinggi dengan bergelar profesor atau guru besar di bidang ilmu komunikasi. Dosen Fisip itu mampu melahirkan teori komunikasi hati. Bahkan konsepnya telah diterapkan di berbagai kasus bencana. Melalui komunikasi hati akan meminimalisasi bencana sosial tambahan ketika terjadi suatu bencana.
“Teori komunikasi hati lebih pada proses komunikasi hati mulai dari olah pikir [mengarahkan pikiran ke hal-hal positif] dan olah rasa [mengelola perasaan] dengan mengelola sampah hati menjadi energi positif yang menghasilkan sifat simpati dan perilaku empati yang berdampak pada hidup bahagia serta damai,” kata Puji dalam sambutan tertulis pengukuhan guru besarnya.
Advertisement
BACA JUGA : Jabatan Banyak Jadi Alasan Guru Besar Minim Penelitian
Puji dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu komunikasi pada Kamis (2/3/2023) lalu di Auditorium UPN Veteran Yogyakarta. Adapun pidato ilmiah yang disampaikan berjudul Komunikasi Hati Sebagai Aspek Penting Pengurangan Risiko Bencana Sosial dan Mental.
Profesor Puji mengatakan memahami teori komunikasi hati dengan segala bentuk implementasi dalam kehidupan, pada dasarnya bisa menjadi solusi dalam permasalahan komunikasi yang dihadapi. Komunikasi yang diawali dengan tata kelola hati mampu menjadi solusi dalam proses penyampaian pesan dari komunikator dan bagaimana pesan bisa diterima serta dimaknai oleh komunikan.
Ia menilai komunikasi hati sesungguhnya tidak bisa lepas dari nilai etika dan budaya, merupakan kepekaan dengan mengedepankan simpati dan empati. Komunikasi hati berbicara tentang empan papan, yaitu bagaimana ketika berkomunikasi harus peka terhadap situasi dan kondisi.
“Komunikasi hati adalah bagaimana olah pikir dan olah rasa mengendalikan ego sehingga tidak mengganggu hubungan dengan pihak lain. Olah pikir dilakukan agar tercipta sikap positif, sedangkan olah rasa dilakukanuntuk mengasahkepekaan sehingga tercipta hal yang baik,” katanya.
BACA JUGA : Widodo Jadi Guru Besar Teknik Lingkungan Pertama di UII
Dosen kelahiran Klaten ini menambahkan komunikasi hati sesungguhnya bagian vital dalam pengurangan risiko bencana, baik sosial ataupun mental. Adapun perannya, manusia perlu menyadari setiap bencana yang terjadi, menerima, dan mengelola semua hal buruk. Kemudian ia perlu berdamai dengan dirinya. Hal ini akan membantu mentalnya untuk tetap sehat dan dapat menjalani kehidupan dengan baik.
Komunikasi hati melalui olah pikir dan rasa dapat dilakukan secara individu maupun kelompok untuk pengurangan risiko bencana sosial dan mental. Secara individu seseorang harus memikirkan setiap peristiwa sebelum bertindak. Berpikir positif dalam setiap peristiwa yang dialami bahkan termasuk berpikir positif dalam kejadian negatif.
“Melalui komunikasi hati, hidup akan lebih berarti. Kerisauan, refleksi, dan gagasan yang telah saya sampaikan semoga dapat memberikan perspektif untuk diskusi dan kolaborasi baik offline maupun online melalui media digital, guna menyebarkan virus komunikasi hati dengan mengelola sampah hati menjadi energi positif melalui olah pikir dan olah rasa untuk menyelesaikan bencana sosial dan mental,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Mabes Polri Sebut 45 WNA Malaysia Jadi Korban Pemerasan di Konser DWP 2024, Pelaku Aparat dari Polres hingga Polda Metro Jaya
Advertisement
Mengenal Coolcation dan Star Bathing, Cara Berwisata yang Bakal Tren Tahun Depan
Advertisement
Berita Populer
- Cerita Darto Sutradarai Film Modal Nekad dengan Proses Singkat
- Curi Sepeda Motor Milik Tetangganya, Warga Pleret Ditangkap
- 5 Gereja di Bantul Disterilisasi Gegana Polda DIY, Hasilnya Aman untuk Ibadah Natal
- DPRD Kota Jogja Usul Penambahan SDM untuk Operasional Insinerator
- Divonis 8 Tahun Penjara, Eks Dirut Tarumartani Tak Ajukan Banding
Advertisement
Advertisement