Advertisement

Kepala BPIP: Generasi Muda Alami Putus Pemahaman Pancasila selama 20 Tahun

Sunartono
Selasa, 18 April 2023 - 06:37 WIB
Sunartono
Kepala BPIP: Generasi Muda Alami Putus Pemahaman Pancasila selama 20 Tahun Ketua BPIP Profesor Yudian Wahyudi saat memberikan kuliah tentang pancasila dalam Ngabuburit Kebangsaan di UNU Jogja, Senin (17/4/2023). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Generasi muda terutama dari kalangan Gen Z mengalami putus pemahaman Pancasila nyaris selama 20 tahun seiring dihapuskannya mata pelajaran Pancasila setelah reformasi. Keterputusan pemahaman itu perlu diisi materi Pancasila dengan menyasar ruang-ruang pada anak Gen Z.

Kepala BPIP Profesor Yudian Wahyudi menilai saat ini Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan, salah satunya krisis pemahaman pengamalan Pancasila karena pada zaman reformasi mata pelajaran Pancasila dipinggirkan. Sehingga ada keterputusan pemahaman itu sekitar 20 tahun. Oleh karena itu, BPIP terus membidik kembali generasi muda untuk diberikan pemahaman Pancasila.  

Advertisement

“Presiden sudah menerbitkan PP nomor 4 tahun 2022 yang intinya mengembalikan Pancasila sebagai mata pelajaran inti sendiri dari PAUD sampai perguruan tinggi dan pendidikan nonformal serta informal. Artinya pemerintah sudah berusaha menutup ruang kosong selama 20 tahun keterputusannya,” katanya di sela-sela acara Ngabuburit Kebangsaan di Kampus Terpadu UNU Jogja Banyuraden, Sleman, Senin (17/4/2023).

BACA JUGA : Kepala BPIP 'Puasa Bicara', Pengamat: Sangat Tidak Bijak

Adapun mata pelajaran tersebut dengan komposisi 30% teori pancasila dan 70% di antaranya praktik pengamalan Pancasila. Ia berharap makin banyak ruang-ruang belajar Pancasila di semua level perguruan tinggi terutama menyasar generasi z yang sempat terputus dengan mata pelajaran Pancasila.

“Di situlah makna penting pusat studi pemuda dan pancasila seperti di UNU Jogja dengan dikaitkan dengan membumikan Pancasila di kalangan anak muda,” ucapnya.

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono sepakat bahwa Gen Z utamanya mengalami lost dengan Pancasila sejak reformasi terbukti TAP MPR No.2/1978 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dan Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) dibubarkan. Selain itu lebih memprihatinkan menghilangkan mata pelajara Pancasila dari UU Sisidiknas No.20/2003 yang menggantinya dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

“Jadi hitungan lebih 20 tahun atau bahkan 23 tahun kit aini lost Pancasila, kalau dulu ada pelajaran budi pekerti, PMP dan lainnya pada alas dasarnya untuk pembangunan karakter yang lebih penting,” ujarnya.

Rektor UNU Jogja Widya Priyahita Pudjibudojo menyatakan Pusat Studi Pancasila yang baru diresmikan di kampusnya secara khusus menyasar generasi milenial dan generasi Z yang sempat terputus cukup lama tidak mendapatkan mata pelajara Pancasila di sekolah. Pusat studi ini sepenuhnya dikelola pemuda seumuran Gen Z dan milenial dengan cara yang sesuai dengan kondisi mereka.

BACA JUGA : BPIP Sinergikan Program Pembumian Pancasila

“Kebetulan ketua pusat studinya ini usia masih 26 tahun dan dia influencer juga. Dengan ini harapannya anak muda tidak asing dengan Pancasila,” katanya.

Ia mengatakan melalui pusat studi itu juga diharapkan para pemuda dapat mengamalkan Pancasila mulai dari hal kecil seperti aktif di kegiatan sosial, mengelola sampah, pendidikan hingga menghargai perbedaan antarsesama. Harapannya dapat terus membumikan Pancasila ke depan dengan cara yang sesuai kebutuhan anak muda.

“Tujuannya ingin mensosialisasikan nilai pancasila. Istimewanya di tahun kedua ini kami mulai fokus pada anak muda dan ingin membumikan nilai Pancasila pada generasi milenial dan gen Z,” katanya.

Diskusi Pancasila itu dilatari situasi era disrupsi saat ini yang mengubah pola kehidupan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di kalangan anak muda. Mulai dari kemajuan teknologi yang pesat, adanya perubahan demografi penduduk, hingga ancaman pandemi.

“Upaya pembinaan ideologi Pancasila perlu dilakukan secara masif dan berkelanjutan, termasuk melalui sosialisasi dan forum diskusi terbuka untuk memahami pemahaman pemuda pemudi Indonesia terhadap relevansi nilai-nilai Pancasila,” katanya.

BACA JUGA : BPIP Temui Jokowi, Ini yang Dibahas

Secara khusus, Ngabuburit Kebangsaan mengundang guru-guru Bimbingan Konseling dan/atau PPKN SMA/SMK/MA di wilayah DIY.  Ia berharap dapat memberikan pemahaman kepada guru-guru dan membuka ruang dialog untuk lebih memahami tantangan-tantangan yang dihadapi oleh anak muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement