Advertisement
Kunjungi Madrasah Muallimat Muhammadiyah Jogja, Menteri PPPA Minta Pesantren Cegah Kekerasan Anak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meresmikan program Pesantren Perempuan Cinta Anak di Madrasah Muallimat Muhammadiyah Jogja, Rabu (17/5/2023). Bintang menyampaikan harapan agar pesantren berperan aktif dalam mencegah kekerasan terhadap anak.
Salah satu alasan pesantren memilik peran vital dalam mencegah kekerasan anak adalah adanya materi keagamaan yang lebih mendapat dan memberikan pengaruh positif signifikan terhadap anak. Sehingga pesantren bisa menjadi model lembaga pendidikan yang dapat mengupayakan pencegahan tindak kekerasan pada anak.
Advertisement
BACA JUGA : Anak-Anak di Jogja Jadi Pekerja Seks dan Tak Dibayar
“Pesantren memiliki posisi strategis. Jumlah pesantren di seluruh Indonesia mencapai 36 ribu dengan 3,4 juta santri aktif dan 370 ribu pengajar, baik kiai, ustaz. Dengan demikian pesantren memiliki pengaruh kuat dalam disiplin dan pola asuh,” katanya di Jogja, Rabu.
Kementerian PPPA memiliki perhatian khusus untuk mendorong terbentuknya pesantren serta madrasah ramah anak dan menyenangkan bagi pertumbuhan anak dalam melewati masa-masa remaja. Dengan demikian anak dapat meningkatkan prestasi jauh lebih baik lagi dalam belajar maupun aspek kemampuan lainnya.
“Oleh karena itu kami sangat mendukung dan mengapresiasi inisiatif Madrasah Muallimat Muhammadiyah membentuk Pesantren Perempuan Cinta Anak sebagai turunan dari program Pimpinan Pusat 'Aisyiyah,” ucapnya.
BACA JUGA : 34 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi di Jogja
Ia berharap pola asuh serta pendidikan anak yang berlangsung dengan baik di Pesantren dan Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta mampu menginspirasi pesantren lain di Tanah Air. Maraknya informasi terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak yang muncul akhir-akhir ini, menurut dia, menunjukkan masyarakat mulai memiliki kesadaran terhadap segala bentuk tindakan yang mengarah pada kekerasan atau perlakuan salah pada anak.
"Isu perempuan dan anak ini sangat kompleks dan multisektoral, tidak hanya bisa ditangani oleh pemerintah. Perlu sinergi kerja sama baik dengan tokoh agama, tokoh adat, dan seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
Advertisement
Advertisement