Advertisement

UGM Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Riset Resona Saintek

Newswire
Jum'at, 05 Desember 2025 - 01:37 WIB
Abdul Hamied Razak
UGM Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Riset Resona Saintek Kegiatan Rerasan Pangan mempertemukan peneliti UGM dengan kelompok wanita tani dan warga pada 8 Oktober 2025 lalu.ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menegaskan peran strategisnya dalam memperkuat riset pangan nasional melalui program Resona Saintek: Riset Kuat, Pangan Hebat. Kampanye ini menghubungkan inovasi ilmiah dengan kebutuhan riil masyarakat, sekaligus menjadi wadah diseminasi berbagai riset unggulan yang didukung Program Semesta Kemendiktisaintek RI.

Riset pangan UGM sejatinya telah menempuh perjalanan panjang. Di ranah hulu, tim pemulia Fakultas Pertanian UGM selama bertahun-tahun mengembangkan varietas padi adaptif. Salah satunya adalah Gamagora 7, hasil kerja panjang pemulia UGM Supriyanta, yang dirancang melalui seleksi galur, uji adaptasi hingga uji multilokasi. Varietas ini kembali diarusutamakan melalui Resona Saintek agar manfaatnya semakin luas.

Advertisement

Dari proses pemuliaan itu pula lahir produk hilirisasi Presokazi, beras premium hasil kolaborasi Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Presokazi memenuhi standar mutu ketat untuk menunjang gizi keluarga dan ikut mendukung upaya penanggulangan stunting. Peluncuran produk ini menegaskan bahwa riset hulu UGM dapat diolah menjadi inovasi bernilai bagi publik ketika diseminasi berjalan optimal.

Salah satu inovasi lain yang mendapat sorotan adalah Gamahumat, pembenah tanah berbasis bahan humat yang dikembangkan tim lintas disiplin, antara lain Prof. Ferian Anggara, Prof. Himawan Tri Bayu Murti Petrus, dan Dr. Agr. Cahyo Wulandari. Ferian menjelaskan, riset Gamahumat saat ini berfokus pada pengembangan material mentah dan proses produksinya. Uji lapangan dilakukan bersama ahli tanah, pertanian, dan kehutanan, untuk memastikan penerapannya tepat di berbagai jenis lahan.

Gamahumat dibuat dari lignite, jenis batubara peringkat rendah yang selama ini kurang dimanfaatkan. Melalui rekayasa teknik, lignite diolah menjadi humat berkualitas tinggi yang mampu memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, khususnya di lahan marginal dan bekas tambang. “Kami menyebutnya Gamahumat Lignite-Based Soil Stabilizer, karena memang pondasinya adalah memulihkan tanah yang sudah kehilangan kualitasnya,” ujar Ferian dalam keterangan pers, Kamis (4/12/2025).

Selain itu, kajian antropologi mengenai potensi tanaman porang juga memperkaya kampanye Resona Saintek. Para peneliti melihat porang bukan sekadar komoditas pangan, tetapi pintu masuk pemberdayaan masyarakat melalui rantai nilai yang lebih inklusif.

Tidak hanya di laboratorium, seluruh inovasi ini dibawa langsung ke masyarakat. Di Kalurahan Caturtunggal, Sleman, kegiatan Rerasan Pangan mempertemukan peneliti UGM dengan kelompok wanita tani dan warga. Dr. Andrianto Ansari menjelaskan karakter Presokazi, sementara Dr. Rizky Pasthika Kirana memaparkan proses pengolahan dan pengemasannya. Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan soal budidaya hingga peluang pemasaran.

Kegiatan serupa berlangsung di Desa Sekaran, Klaten, melalui forum Rembug Sesarengan yang menghadirkan perangkat desa, petani dan peneliti UGM. Prof. Taryono, Prof. Himawan, dan Cahyo Wulandari memaparkan teknologi Gamagora, Presokazi, dan Gamahumat. Para petani aktif berdiskusi tentang efisiensi pemupukan, pemulihan lahan, serta tantangan budidaya.

Di kampus, mahasiswa juga dilibatkan melalui talkshow “Indonesia Tanpa Kelaparan” di Gedung Inovasi dan Kreativitas UGM. Prof. Taryono menekankan pentingnya hilirisasi riset pangan dan mengajak mahasiswa mengambil peran dalam membangun ketahanan pangan nasional.

Puncak kampanye Resona Saintek ditandai webinar nasional “Sinergi Ilmu dan Kelembagaan untuk Pertanian Berkelanjutan.” Berbagai pemikiran, termasuk dari Dr. Hempri Suyatna, menegaskan perlunya penguatan kelembagaan petani agar inovasi sains dapat diterapkan secara berkelanjutan.

Dari seluruh rangkaian kegiatan, satu hal menjadi benang merah: rakyat menjadi ruang hidup riset. Ketika petani mempraktikkan Gamahumat, warga mencoba Presokazi, mahasiswa memahami perjalanan Gamagora, hingga desa melihat peluang ekonomi baru—riset menjadi nyata di tengah masyarakat.

Resona Saintek menunjukkan bahwa kolaborasi lintas disiplin dapat membangun ekosistem inovasi pangan yang kokoh. Dari benih unggul, tanah sehat, pangan bergizi, hingga kelembagaan petani yang kuat, semuanya berjalan dalam satu gerak bersama menuju ketahanan pangan nasional.

UGM pun menegaskan komitmennya: rakyat membutuhkan riset yang membumi, dan riset yang kuat akan melahirkan pangan yang hebat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

129 WNI Selamat, 9 Tewas dalam Kebakaran Apartemen Hong Kong

129 WNI Selamat, 9 Tewas dalam Kebakaran Apartemen Hong Kong

News
| Kamis, 04 Desember 2025, 23:57 WIB

Advertisement

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona

Wisata
| Minggu, 30 November 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement