Advertisement

Psikolog UGM Beberkan Minimnya Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak

Bernadheta Dian Saraswati
Selasa, 23 Mei 2023 - 14:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Psikolog UGM Beberkan Minimnya Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak Ilustasi ayah bermain dengan anak. - Freepik\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Peran ayah di Indonesia dalam hal pengasuhan anak disebut minim. Hal itu seperti yang ramai diperbincangkan belakangan ini di media sosial. 

Disebutkan bahwa Indonesia masuk peringkat tiga fatherless country di dunia. Psikolog UGM, Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog., menyampaikan bahwa fatherless country adalah suatu negara yang masyarakatnya minim peran akan keterlibatan sosok ayah dalam kehidupan anak.

Advertisement

“Fatherless ini menjadi fenomena yang sudah dirasakan bersama dimana peran ayah bisa dikatakan minim,” tuturnya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Senin (22/5/2023). 

Kepala Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM ini mengatakan bahwa dalam pengasuhan anak membutuhkan keterlibatan orang tua yaitu ayah dan ibu secara berimbang. Artinya, pengasuhan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu saja, tetapi juga dilakukan oleh ayah.

Baca juga: Profil Lengkap Puteri Indonesia 2023 Farhana Riswari, Punya Gelar Dokter

“Namun yang banyak terjadi ayah tidak terlibat dalam pengasuhan. Ini jadi fenomena yang cukup lazim, salah satunya karena pengaruh budaya,” terangnya.

Ia menyebutkan budaya patriarki yang masih melekat pada masyarakat Indonesia. Dalam budaya ini menempatkan perempuan bertanggungjawab untuk urusan domestik dan mengurus anak. Sementara laki-laki bertanggungjawab pada urusan publik.

Selain faktor budaya, anak bisa mengalami fatherless karena orang tua yang terlalu sibuk. Karena kesibukan bekerja, menjadikan ayah sulit untuk terlibat dalam pengasuhan.

“Faktor orang tua yang fly in fly out, terlalu sibuk, misal berapa hari sekali baru bisa pulang menjadikan secara teknis lebih dulit terlibat dalam pengasuhan. Sementara saat sudah pulang tidak ada komitmen untuk mengganti hari-hari yang hilang,”paparnya.

Hal tersebut dikatakan Diana disebabkan karena ayah tidak mengerti bagaimana proses pengasuhan anak yang baik. “Fatherless karena tidak tahu cara mengasuh anak, tidak ada model yang bisa ditiru dan tidak ada ilmunya,”ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Ilkom UAD Menggelar Comday 11

Ilkom UAD Menggelar Comday 11

Pendidikan | 1 month ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya

News
| Jum'at, 19 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement