Advertisement
Bantul Punya 9 Potensi Ancaman Bencana, Kampus Tingkatkan Kesiapsiagaan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Wilayah Kabupaten Bantul tercatat memiliki Sembilan potensi ancaman bencana dari total 12 jenis bencana. Berbagai pihak harus disiapsiagakan untuk melakukan antisipasi, salah satunya perguruan tinggi yang berada di wilayah Bantul.
Kabupaten Bantul disebut memiliki setidaknya 9 dari 12 ancaman bencana, baik itu ancaman bencana alam maupun non alam. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Suprihana, S.T., M.T Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Penanganan Pascabencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Suprihana menyatakan wilayah Bantul memang memiliki 9 potensi ancaman dari 12 ancaman bencana.
Advertisement
BACA JUGA : BPBD Bantul Segera Kukuhkan 3 Kalurahan sebagai Kaltana
“Ancaman tersebut meliputi tsunami, abrasi, banjir, longsor, gempa bumi, cuaca ekstrim, kebakaran, kekeringan dan wabah penyakit,” ungkap Suprihana dalam Pelatihan dan Praktik Evakuasi Bencana Gempa Bumi sebagaimana rilis yang diterbitkan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (15/6/2023). UMY menggelar pelatihan dan simulasi bencana pada Rabu (14/6/2023) di Gedung AR. Fachruddin A UMY.
Suprihana mencontohkan terjadinya gempa bumi di Bantul pada 2006 silam yang memakan banyak korban jiwa dan bangunan rusak.Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kesiapsiagaan masyarakat Bantul dalam menghadapi bencana khususnya gempa bumi.
“Maka dengan adanya pelatihan evakuasi gempa bumi ini, UMY sudah ikut berperan aktif dalam mengantisipasi salah satu ancaman bencana yang ada di Bantul," katanya.
Lingkungan UMY pun dilakukan kesiapsiagaan terhadap gempa bumi dengan perwakilan dari setiap gedung. Pelatihan dimulai dari pengenalan karakteristik gempa bumi, tahap prabencana hingga serangkaian proses evakuasi. BPBD Bantul menerapkan skenario simulasi gempa bumi yang berlokasi di Sesar Opak dengan kekuatan 6,6 SR dalam pelatihan evakuasi ini.
Kepala Lembaga Pengembangan Karir dan Sumber Daya Manusia (LPK SDM) UMY Adhianty Nurjanah berharap melalui kegiatan tersebut perwakilan UMY yang menjadi peserta dapat menyerap pengetahuan dan memahami mitigasi bencana. Sehingga dapat diterapkan sewaktu-waktu ketika kemampuan itu dibutuhkan.
“Ke depannya, UMY juga akan merencanakan untuk melangsungkan simulasi bencana. Mengingat kami berada di daerah rawan gempa bumi,” ucapnya.
BACA JUGA : Ada 548 Kejadian Bencana Alam di Bantul Sepanjang 2022
Pelatihan dan Praktik Evakuasi Bencana Gempa Bumi merupakan respons untuk meminimalisasi kerusakan ketika gempa bumi terjadi. Pelatihan juga bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan civitas akademika UMY terhadap bencana gempa.
Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Manusia UMY Profesor Nano Prawoto menyatakan sifat kesiapsiagaan terhadap bencana gempa adalah kebutuhan primer. Agar bekerja dengan selamat, sehat dan aman, maka pelatihan mitigasi kebencanaan ini diperlukan. “Demi mewujudkan harapan ini, diperlukan kerja sama antara seluruh civitas akademika UMY,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Lawan Persis Solo, PSS Kehilangan Betinho
- Marak Soal Peredaran Miras, Pemkot Sebut Jogja Bakal Punya Perda Baru
- Kawan.Kompak, Wahana Berjejaring Pasien Psoriasis dan Vitiligo untuk Sembuh Bersama
- Belasan Calon Transmigran Bantul Mengundurkan Diri, Ini Penyebabnya
- Sultan HB X Minta Bupati Walikota Keluarkan Aturan Miras Online Pekan Ini
Advertisement
Advertisement