Advertisement
Pidato Guru Besar: Rumah Sederhana Pro-Gesia Direkomendasikan Bagi MBR

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Universitas Islam Indonesia (UII) mengukuhkan dua guru besar dalam rapat senat terbuka di Auditorium Abdul Kahar Muzakkir, Selasa (31/10/2023). Keduanya adalah Profesor Suparwoko sebagai guru besar bidang ilmu rancang kota FTSP dan Profesor Allwar sebagai guru besar bidang kimia FMIPA.
Dalam pidato pengukuhannya Suparwoko mempresentasikan terkait gagasan dan penelitian dalam menangani persoalan sulitnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam mendapatkan rumah. Kuantitas rumah yang belum tertangani atau backlog saat ini berada di angka 12,7 juta dan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada 2024 diperkirakan ada 165.000 MBR yang belum memiliki rumah. Ia merekomendasikan sebuah konsep rumah sederhana Pro-Gesia (RS Pro-G) merupakan rumah berbasis pipa PVC dan papan GRC yang dibangun untuk pengembangan kota kecil.
Advertisement
BACA JUGA : Kebutuhan Rumah Bersubsidi di DIY Tinggi, Sulit Terpenuhi, Ini Penyebabnya...
“Dua proyek prototipe yaitu toilet umum milik warga di Krajan, Wedomartani, Ngemplak Sleman serta prototipe RS Prog G Tipe 24 du Dusun Tirto, Kasongan, Kasihan Bantul. Kedua prototipe yang dibangun mengadopsi rumah tipe 24 dengan konstruksi minimun bangunan tahan gemoa untuk tipe 30 dan 36,” kata Suparwoko dalam pidatonya.
Inovasi juga dimunculkan dalam penentuan material sambungan pada konstruksi rangka tulang. Pipa produksi pabrik yang tersedia di pasaran cenderung mahal kemudian dimodifikasi dalam bentuk kombinasi paralon-beton serta dilakukan rekayasa paralon. Adapun inovasi komponen bangunan fondasi batako, rangka pipa paralon beton bertulang, dinding papan GRC, lantai papan GRC cat marka jalan atau cat lantai serta atap GRC dengan rangka atap paralon beton.
“Konstruksi bangunannya terbilang mudah cepat, dan murah. Pintunya didesain tanpa kusen berikut jendela kaca berkusen GRC tapi sangat tipis. Inovasi materi, teknologi dan arsitektural yang efektif dan efisien bisa dilahirkan dari uji laboratorium struktur milik perguruan tinggi,” katanya.
Adapun Profesor Alwar menyampaikan pidato tentang Komposit sebagai Material Maju untuk Energi. Ia menyajikan penelitian mengkonversi minyak kelapa sawit dan limbah nanas untuk menjadi senyawa hidrokarbon ratai rendah seperti fraksi bensin (C5-C11), kerosin (C12-C17), dan diesel (C18C24).
BACA JUGA : Harga Rumah Subsidi Resmi Naik 2023-2024, Ini Perinciannya
Kapasitas konversi minyak kelapa sawit pada proses hidrokraking suhu 1500C diperoleh fraksi bensin (39.24 %), fraksi kerosin (59.16%) dan diesel (l .60%). Kapasitas katalis dalam mengkonversi minyak kelapa sawit menurun dengan kenaikan suhu. “Limbah kulit nanas dapat dibuat menjadi bioetanol dengan proses fermentasi dan dikonversi menggunakan katalis menjadi fraksin bensin diperoleh sebesar 5,07 % dengan komposisi fraksi bensin (C5-Cıı) berbeda,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Ungkap Pelaku Pelecehan Seksual terhadap Penumpang Citilink di Bandara Soetta Berprofesi sebagai Dokter
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Banyak Sekolah Negeri di Kulonprogo Kekurangan Siswa, Bupati Ajukan Opsi Regrouping
- Lulusan Sarjana Jadi Pengangguran Terbanyak Kedua di Bantul
- Kepala Pilar Tol Jogja-Solo Ditargetkan Selesai Dikerjakan Agustus 2025
- Daftar Jumlah PHK di Daerah Istimewa Yogyakarta Tiap Kabupaten dan Kota per Juni 2025
- Perpustakaan Sekolah di Bantul Belum Punya Pustakawan Profesional
Advertisement
Advertisement