Advertisement

Wow! Dosen UPN Jogja Ini Raih Peringkat Top 7 Persen Ilmuwan Teratas di Indonesia

Abdul Hamied Razak
Minggu, 21 Januari 2024 - 13:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Wow! Dosen UPN Jogja Ini Raih Peringkat Top 7 Persen Ilmuwan Teratas di Indonesia Prof. Puji Lestari, dosen FISIP UPN Veteran Yogyakarta. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN–Mendapatkan rekognisi internasional tahun ke-3 di antara para ilmuwan atau peneliti di dunia, tentunya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.

Prestasi inilah yang berhasil diraih oleh Prof. Puji Lestari, dosen UPN Veteran Yogyakarta. Dosen yang melahirkan Teori Komunikasi Hati tahun 2023 ini meraih rekognisi internasional top researcher AD Scientific Index 2024 rangking.

Advertisement

Profesor pertama FISIP UPN Veteran Yogyakarta ini berhasil menduduki top 7 persen ilmuwan teratas di Indonesia dengan peringkat 3.987 dari 55.470 peneliti di Indonesia. Peringkat Puji Lestari di Asia dan dunia pun meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Guru Pendamping Khusus Penyandang Disabilitas di Jogja Ditambah

Dosen yang dikenal aktif menulis buku dan baru saja merilis buku terbarunya berjudul Teori Komunikasi Hati : Analisis dan Implementasi dalam Kehidupan ini, menduduki peringkat 114.183 dari 436.320 setara TOP 26% ilmuwan di Asia dan Ilmuan dunia menduduki 30% teratas untuk H-index selama enam tahun (Last 6 years H-Index) yaitu peringkat 466.545 dari 1.443.405 peneliti dan H Indeks keseluruhan menduduki peringkat 577.682 dari 1.443.405 ilmuwan di dunia.

Tak hanya itu, di UPN “Veteran” Yogyakarta Puji kembali menduduki urutan nomor 2 selama 3 tahun berturut-turut dari 559 dosen di lima fakultas bidang ilmu teknik dan sosial. Sementara di kelompok bidang ilmu sosial yang terdiri atas Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Puji menduduki peringkat pertama dari 203 orang.

“Walaupun capaian ini belum seberapa tentunya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Sebagai dosen, saya ingin terus aktif memberikan kontribusi dan menyumbangkan pemikiran ilmiah terhadap berbagai permasalahan sosial yang ada di masyarakat, sehingga bisa memberikan manfaat sekaligus menjawab keresahan-keresahan yang ada di masyarakat,” tutur Puji Lestari melalui siaran persnya, Minggu (21/1/2024).

Mengembangkan ilmu bagi seorang Puji Lestari, ibarat panggilan hati. Baginya menjadi dosen tanpa penelitian layaknya sayur tanpa garam. Tidak heran jika panggilan hati ini membuatnya dikenal sebagai dosen yang sangat aktif dan produktif dalam meneliti dan menulis artikel jurnal.

Tulisannya tidak hanya dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi, namun juga jurnal internasional bereputasi Scopus dan WoS. Seluruh hasil risetnya telah terpublikasi sekitar 100 artikel jurnal. Setidaknya 25 publikasi telah disitasi oleh lebih dari 10 artikel ilmiah (i10 Index).

Aktifnya Prof. Puji Lestari dalam meneliti dan menuliskannya dalam berbagai jurnal pula yang menghantarkannya memperoleh gelar profesor dalam bidang Ilmu Komunikasi pada November 2022. Dosen yang melahirkan Teori Komunikasi hati ini, dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Komunikasi pada Maret 2023.

Di momen yang sangat berharga tersebut, Puji Lestari pun memberikan hadiah pemikiran ilmiah yang sangat indah dengan Teori Komunikasi Hati. Dua buah buku komunikasi hati pun dirilis dan dijadikan sebagai hadiah bagi masyarakat.

Buku pertama berjudul Teori Komunikasi Hati : Analisis dan Implementasi dalam Kehidupan serta Buku Komunikasi Hati, Oase dalam Kebencanaan dan Kesuksesan.

Kedua buku ini sekaligus melengkapi beberapa buku yang telah dibuat sebelumnya oleh Puji Lestari yakni Buku Komunikasi Bencana Aspek Penting dalam Pengurangan Risiko Bencana (penerbit Kanisius, 2018), Perspektif Komunikasi Bencana (2019), dan Buku Metode Penelitian Komunikasi (penerbit Alfabeta, 2021) berkalaborasi dengan Prof. Sugiyono.

BACA JUGA: Pendidikan Khas Jogja Bisa Diunggulkan Jadi Terkemuka Asia di Tengah Skor PISA Menurun

Saat disinggung terkait buku teori komunikasi hatinya, Puji mengatakan bahwa komunikasi hati adalah proses olah pikir yaitu selalu berpikir positif atas berbagai peristiwa bahkan peristiwa yang buruk sekalipun ada hal positifnya. Selain itu Komunikasi Hati juga berbicara tentang olah rasa yaitu mengubah perasaan negatif menjadi energi positif dengan membuang sampah hati.

“Sampah hati adalah segala hal negatif yang bisa membawa energi negatif untuk diri dan hati. Ini sebenarnya sangat implementatif dan menjadi sebuah kunci hidup damai dan bahagia, tidak hanya dengan diri sendiri, tapi juga dalam kehidupan di masyarakat. Komunikasi hati pun sebenarnya bisa diterapkan dalam perpolitikan saat ini. Bagaimana mengedepankan pikiran positif, mengedapankan simpati dan empati, tahu bagaimana empan papan atau menempatkan diri sehingga tidak asal hujat dan asal benci," katanya.

"Tak terkecuali dalam proses demokrasi saat ini. Dengan komunikasi hati, perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan perpecahan, karena komunikasi hati adalah terkait olah pikir dan olah rasa untuk mengendalikan ego sehingga tidak mengganggu hubungan dengan pihak lain. Membuang semua sampah hati, berbeda boleh tapi bisa saling menempatkan diri. Hidup damai dan bahagia selama pesta demokrasi harus dikampanyekan dan disebarluaskan,” tambah Puji.

Dia berharap bahwa teori komunikasi hati yang ia temukan bisa diimplementasikan oleh banyak orang dalam berbagai sisi kehidupan. “Harapannya teori ini dapat bermanfaat untuk mengurangi bencana sosial dan mental yang semakin marak di era digital zaman sekarang ini," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
UNY Mengukuhkan Lima Guru Besar

UNY Mengukuhkan Lima Guru Besar

Pendidikan | 2 weeks ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KKP: PNBP Sektor Perikanan Capai Rp966 Miliar hingga 20 Desember 2024

News
| Rabu, 25 Desember 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Coolcation dan Star Bathing, Cara Berwisata yang Bakal Tren Tahun Depan

Wisata
| Minggu, 22 Desember 2024, 16:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement