Advertisement
Pakar: Arsitektur Antroposen Perlu Digaungkan untuk Cegah Kerusakan Bumi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pakar Ilmu Arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII) Profesor Ilya Fajar Maharika mengusulkan konsep arsitektur antroposen untuk mencegah kerusakan bumi. Secara ekstrem Ilya mengatakan arsitek tampaknya telah melahirkan gagasan yang bagi bumi adalah monster dengan potensi merusak inangnya, kini menjadi krisis bagi bumi.
"Sebagai gambaran, fakta global menunjukkan bangunan dan sektor konstruksi menyumbang 36 persen dari penggunaan energi final global dan 39 persen emisi karbon dioksida terkait energi ketika pembangkit listrik hulu dimasukkan. Artinya ilmu arsitektur menjadi salah satu bidang paling bertanggung jawab terhadap penggunaan energi maupun emisi karbon," kata Ilya dalam pidato pengukuhan guru besar belum lama ini sebagaimana dikutip Harianjogja.com, Rabu (6/3/2024).
Advertisement
BACA JUGA : Pakar UGM: Persoalan Sampah di DIY Terus Berlarut, Bisa Timbulkan Kerusakan Lingkungan
Ilya mengatakan arsitektur disandingkan kata Antroposen yang merupakan konsep waktu geologis baru. Mengutip arsitek muda asal India, Dosen FTSP UII ini mengungkap arsitektur yang kontekstual pada satu lokasi alami tertentu berpotensi digunakan secara keliru oleh para arsitek dan desainer.
Konteksnya mudah dimanipulasi agar arsitek dapat menyusun narasi yang seolah-olah kita berpikir bahwa manusialah yang mendominasi alam. Ekstremnya, alam saat ini sekadar menjadi ornamen dalam arsitektur dan kemudian menamakannya sebagai arsitektur berkelanjutan dan hijau. "Sekadar dekorasi fasad dengan tanaman hijau dan lansekap tidaklah berarti bahwa arsitektur ramah lingkungan," katanya.
Ia menilai upaya intervensi untuk program menjaga lingkungan khususnya perkotaan memang banyak digulirkan, salah satunya kawasan bebas kendaraan bermotor. Akan tetapi sebagian besar masih berbasis event, kepentingan dekoratif atau tamanisasi yang berdampak sangat kecil dilihat dari skala kebutuhan untuk memitigasi perubahan iklim. Selain itu, kebijakan pun sering maju-mundur.
BACA JUGA : Bank BPD DIY Senopati Teruskan Atasi Masalah Sampah di Jogja
"Ini rentan untuk mewujudkan cita-cita Antroposen yang mampu menjadikan kota kita tidak lagi sumber polusi, produsen CO2, dan suhu panas. Kita juga kehilangan sensitivitas terhadap prioritas. Mengubah 40 kota secara radikal dengan solusi-solusi alami, mobilitas aktif dan massal, dan mendorong ekonomi hijau, akan lebih berdampak besar dibandingkan menciptakan satu kota super cerdas atau 40 seperti Jakarta," katanya.
Ilya menegaskan naskah pidato pengukuhan ini ditujukan untuk melantangkan manifesto Arsitektur Antroposen dan kontekstualisasinya bagi Indonesia. "Ini adalah ajakan untuk membicarakan secara serius baik di ranah paradigma atau cara pandang, praktik arsitektural dan konstruksi pada umumnya, maupun pendidikan arsitektur serta kerja sama antardisiplin," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gerindra Jaring Calon Wali Kota Jogja Lewat Komunikasi Intensif
- Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Minggu 28 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Minggu 28 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Minggu 28 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Advertisement