40 Lulusan Vokasi di Jogja Menerima Bantuan Peralatan dan Permodalan untuk jadi Wirausaha Muda
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 40 anak lulusan SMK dan putus sekolah di Sleman dan beberapa wilayah DIY menerima bantuan peralatan dan permodalan menjadi pengusaha muda, Rabu (18/9/2024).
Para penerima bantuan merupakan peserta Program Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum 2024 Bidang Usaha Jasa Makanan yang digulirkan oleh Ditjen Vokasi Kemendikbudristek dengan pelaksana Lembaga Kursus dan Pelatihan (LPK) Budi Mulia Dua Culinary School.
Advertisement
Kepala Seksi Kelembagaan PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan Sleman Mayang Sutrisna mengatakan para penerima bantuan tersebut diharapkan dapat menjadi wirausaha muda dan SDM yang unggul.
BACA JUGA: Festival Vokasi Digelar di UGM, Ini Tanggalnya
"Kalau mereka bergerak di bidang kulineri harapannya bisa mandiri, menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga tidak ada ketergantungan lagi," katanya di sela kegiatan Penutupan PKW Platinum Tahap VI 2024 di Budi Mulia Dua Culinary School.
Mayang berharap, para penerima bantuan dengan segala keterampilan, peralatan dan permodalan yang diberikan okeh Ditjen Vokasi Kemendikbudristek dapat merintis usaha. Kalau bisa membuka lapangan kerja juga.
"Kami berharap mereka kelak bisa mandiri dan mampu mengembangkan potensinya. Peran kami memberikan motivasi, pelatihan, kiat-kiat berbisnis dan sebagainya. Untuk bantuan peralatan dari Pusat," katanya.
Pengelola LPK Budi Mulia Dua Culinary School, Ani Syafaatun menjelaskan para peserta sebelumnya diberikan materi pelatihan 300 jam selama 50 hari sebelum menerima bantuan peralatan dan permodalan senilai Rp7 juta.
Materi kuliner yang diberikan lebih diarahkan ke street food dan bakery karena segmen ini paling cepat lari dan perputaran uangnya relatif cepat dan tidak membutuhkan peralatan yang banyak.
"Para peserta bisa membuka rintisan usaha dengan keterampilan dan ilmu yang diberikan. Bagaimana merintis usaha, managemennya, perencanaan bisnis, membuat produk, sudah kami bekali. Termasuk izinnya, PIRTnya, BPOM, sertifikat halal hingga marketplace," katanya.
Ani mengatakan setelah menerima bantuan peralatan tersebut, kegiatan usaha yang dilakukan peserta program akan dimonitor selama satu tahun ke depan. Pendampingan juga dilakukan melalui optimalisasi peran orang tua masing-masing perserta, pertemuan secara berkala hingga home visit terkait pemantauan rintisan usaha.
BACA JUGA: Laboratorium PLTS Jadi Sarana Belajar Energi Terbarukan Bagi Siswa SMK
"Pelibatan orang tua dibutuhkan agar mereka bisa ikut memantau dan membantu para wirausaha muda ini. Supaya dari keluarga bisa membantu proses ini," katanya.
Salah seorang peserta, Depri Eka Pratama lulusan SMKN 1 Geyegan mengatakan ia memproduksi brand KingBab. Idenya dia ambil dari media sosial dengan resep yang dimodifikasi dengan rasa Indonesia.
"Ini seperti Shusi dari Korea tapi saya ubah dengan ciri khas Indonesia. Jadi tampilannya Shusi Korea dan rasanya lidah Indonesia," katanya.
Dia mengaku respons masyarakat dengan KingBab sangat baik. Per hari rata-rata habis sekitar 150-200 pices dengan harga Rp2.000 per pices. "Bantuan alat yang saya terima akan saya kembangkan untuk membuka cabang baru. Mudah-mudahan bisa berhasil," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
Advertisement
Advertisement