Advertisement
Guru Besar UMY Ciptakan Model Komunikasi Bencana Integratif di Destinasi Wisata KRB
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Destinasi wisata di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) menjadi perhatian tersendiri bagi pakar. Komunikasi antarpemangku kepentingan sangat dibutuhkan demi terciptanya destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi pengunjung sehingga mengarah ke terwujudnya pariwisata berkelanjutan.
Adalah Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Profesor Adhianty Nurjannah yang secara khusus memberikan perhatian terhadap pentingnya pola komunikasi bencana yang terintegrasi. Khususnya di wilayah Sleman yang memiliki destinasi wisata di KRB.
Advertisement
BACA JUGA : Kemenparekraf Dorong Pengembangan Wisata Jogja Lewat Industri Board Game
"Penting untuk meningkatkan quality tourism pada objek wisata yang berada pada kawasan rawan bencana, khususnya di Kabupaten Sleman. Tujuannya untuk membuat wisatawan merasa aman dan nyaman pada saat berkunjung di objek wisata. Karena didukung dengan akses informasi dan komunikasi yang lancar, penjagaan dan keamanan pada destinasi wisata, kemudahan akses berwisata, dan infrastruktur yang memadai apabila dibutuhkan evakuasi pada saat terjadinya bencana," kata Adhianty dalam pidato pengukuhan Guru Besar sebagaimana rilis yang diterbitkan UMY, Sabtu (28/9/2024).
Adhianty menekankan wilayah Indonesia memiliki potensi wisata favorit yang mayoritas berada di kawasan rawan bencana (KRB). Ia mencatat Bali dan Jogja adalah dua kota menjadi pilihan berwisata bagi wisatawan dengan objek daya tarik wisata berada di KRB Indonesia.
Ia menyusun model komunikasi bencana integratif untuk mendukung terciptanya pariwisata berkelanjutan di ODTW. Menurutnya, pariwisata berkelanjutan pada ODTW di KRB khususnya di Sleman, membutuhkan komunikasi integrasi antar-stakeholder kebencanaan. Khususnya kesamaan persepsi tujuan organisasi, kolaborasi antar organisasi dan komunitas, serta komunikasi dialogis melalui komunikasi integratif antar stakeholders kebencanaan.
“Upaya-upaya tersebut termasuk dalam meningkatkan quality tourism yang akan memberikan kesan dan pengalaman menyenangkan, sehingga dapat selalu diingat oleh wisatawan dan menjadi peluang untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan,” ujar dosen yang secara khusus mengangkat penelitian bertajuk Komunikasi Bencana Integratif Humas Pemerintah dan Quality Tourism di Daerah Objek Dengan Daya Tarik Wisata Kabupaten Sleman: Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan ini.
BACA JUGA : Semester Pertama 2024, Kunjungan Wisata Sleman Tembus 4,2 Juta Orang
Model komunikasi tersebut dapat membangun kepercayaan untuk mendapatkan citra yang positif. Terlebih dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan, komunikasi bencana integratif yang efektif membutuhkan komitmen untuk menjaga quality tourism melalui tiga faktor yaitu quality of experience, quality of profit, dan quality of life.
“Ketiga faktor tersebut saling terintegrasi dalam upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan, khususnya pada objek dengan daya tarik wisata yang berada pada kawasan resiko bencana,” ucapnya.
Adhianty Nurjanah memperoleh jabatan akademik profesor melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan nomor 49602/N/07/2024 tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen, serta didukung oleh Surat PLT Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V No. 1181/LL5/INT/DT.04.01/2023 tertanggal 4 Desember 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Perkirakan Sejumkah Kota Besar Dilanda Hujan dan Petir Hari Ini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tanpa Calo! Ini Cara Mengurus Sertifikat Rumah Hilang, Rusak atau Dimakan Rayap
- Polisi Tangkap 3 Pelaku Pencurian Mobil di Piyungan Asal Magelang
- Merapi Luncurkan Guguran Lava Sebanyak 21 Kali, Jarak Luncur Maksimum 1,5 Km
- Pilkada Bantul Butuh 764.642 Lembar Surat Suara, Mulai Cetak 6 Oktober 2024
- Tekan Angka Kecelakaan, KAI Bandara Gencarkan Sosialisasi Keselamatan Kereta
Advertisement
Advertisement