Advertisement
Hanya di GIK UGM, Begini Penampakan Rooftop dengan Taman Terbuka Terbesar di Asia Tenggara
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Taman hijau di atas gedung tinggi dengan luas berhektare-hektare ditawarkan oleh Garden Rooftop Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM). Punya beragam fasilitas yang bisa berdampak pada masyarakat maupun lingkungan, Garden Rooftop yang diklaim terbesar di Asia Tenggara ini siap menjadi ikon baru taman di atas gedung di DIY.
Dari cuplikan video pendek di akun Instagram GIK UGM, Garden Rooftop GIK digambarkan dengan pesona yang mengundang daya tarik untuk berkunjung ke sana. Menikmati taman di atas gedung dengan pemandangan Kota Jogja di selatan dan Gunung Merapi di utara, membuat warga kampus dan masyarakat mungkin tak sabar menanti dibukanya fasilitas ini.
Advertisement
Garden Rooftop GIK UGM hadir sebagai ruang multifungsi yang didesain untuk mendukung kreativitas dan inovasi mahasiswa. Sesuai namanya, Garden Rooftop GIK memiliki area hijau terbuka dengan suasana asri yang membentang luas.
"Area Hijau Terbuka, taman di rooftop yang menciptakan suasana asri dengan elemen hijau, memberikan kenyamanan dan udara segar bagi para pengunjung," kata Chief Operating Officer GIK UGM, Seno Andhikawanto dikutip pada Minggu (2/2/2025).
BACA JUGA : Wacana Kampus Kelola Tambang, Begini Pendapat Dosen Geologi UGM
Ruang hijau ini seluas 2,2 hektare di atas gedung ini berpotensi untuk mengadakan kelas berkebun mini, pengenalan urban farming atau sebagai ruang melepas penat dengan nuansa hijau yang nyaman. Tak hanya itu, keberadaannya juga bisa menjadi pionir bagaimana ruang terbuka hijau bisa diwujudkan dari atas bangunan.
Selain potensi sebagai ruang bersantai hingga bercocok taman gaya urban, ruang terbuka rooftop GIK UGM juga bisa dimanfaatkan untuk untuk olahraga seperti jalan pagi, senam dan masih banyak lagi. Luasnya mencapai berhektare-hektare bahkan disebut Seno bisa digunakan untuk latihan kelompok marching band.
"Untuk latihan beberapa kegiatan seperti, marching band, biola, dan lain-lain. Dengan kreativitas dan kolaborasi, Garden Rooftop ini mampu menjadi magnet bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial maupun akademik," ungkap Seno.
Fasilitas Garden Rooftop GIK UGM tak hanya berhenti sebatas di ruang terbuka hijaunya. Taman di atas gedung ini juga punya fasilitas Amphitheater Outdoor. Fasilitas tersebut kata Seno merupakan sebuah ruang terbuka berbentuk setengah lingkaran yang dirancang untuk menggelar diskusi, pertunjukan seni, acara hiburan santai bahkan seminar.
"Cocok digunakan untuk kegiatan diskusi lintas disiplin ilmu, lokakarya, pemutaran film indie, atau pertunjukan seni budaya seperti musik akustik dan tari," ujarnya.
Bagi pecinta senja atau panorama, Garden Rooftop GIK UGM juga menyiapkan dek spesial untuk melihat pemandangan Kota Jogja. Bangunan Viewing Deck siap memanjakan mata warga dengan melihat hiruk pikuk lanskap Kota Jogja dari ketinggian dan bisa jadi spot yang fotogenik.
"Area pandang di sisi utara dan selatan dengan desain modern yang memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan Kota Jogja dari ketinggian. Spot ini juga cocok untuk aktivitas fotografi atau sekadar bersantai," kata Seno.
Dengan latar pemandangan kota dan semilir angin di atas gedung, Viewing Deck kata Seno juga bisa digunakan untuk area yoga dan meditasi. "Dapat dimanfaatkan untuk sesi foto profesional, pembuatan konten media sosial, atau bahkan area meditasi dan yoga pagi," tandasnya.
Keberadaan Garden Rooftop GIK UGM, berpotensi punya dampak besar bagi mahasiswa maupun masyarakat umum. Garden Rooftop GIK UGM bisa memberikan ruang alternatif untuk kegiatan kreatif dan produktif. Taman ini disebut Seno juga dapat mempererat interaksi sosial melalui berbagai acara yang diadakan. Selain itu keberadaannya juga dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam eksplorasi ide baru dengan lingkungan yang mendukung.
Tak hanya berdampak bagi warga kampus, keberadaan Garden Rooftop GIK UGM juga digadang-gadang punya dampak bagi lingkungan. Salah satu dampaknya kata Seno yakni mengedukasi pentingnya keberlanjutan lingkungan melalui konsep urban garden hingga membantu peningkatan kualitas udara.
"Sebagai ruang hijau di area urban, Garden Rooftop ini membantu meningkatkan kualitas udara sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sejuk," tuturnya.
BACA JUGA : UGM Buka Kuota 1.114 Mahasiswa Baru untuk International Undergraduate Program
Meski punya berpotensi punya dampak positif bagi masyarakat maupun lingkungan, pembangunan taman di atas gedung kampus ini dikerjakan dengan sejumlah standar yang tidak hanya punya daya tahan berkualitas namun tetap memiliki keindahan struktur.
"Proses penggarapan Garden Rooftop GIK UGM dilakukan dengan memperhatikan standar kualitas terbaik untuk memastikan daya tahan dan keindahan struktur," ungkapnya.
Pengerjaan untuk bagian dakcor mengikuti prosedur konstruksi standar dengan mengacu pada struktur bangunan yang sesuai aturan. Material yang digunakan juga telah memenuhi standar SNI sehingga menjamin keamanan dan kekokohan bangunan.
Fasad Rooftop
Dengan segala fasilitasnya yang elok, pembangunan Garden Rooftop GIK UGM bukan tanpa tantangan. Pengembang harus menggunakan material khusus pada fasad rooftop. Fasad rooftop ini tak hanya anti air tapi juga didesain untuk tahan terhadap cuaca ekstrem dengan tetap mengemban tampilan futuristik. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri, karena fasad ini dirancang agar tahan terhadap cuaca ekstrem sekaligus memberikan tampilan modern dan futuristik
"Material ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan estetika tetapi juga memiliki keunggulan fungsional, yaitu kemampuan anti air dan fleksibilitas untuk dibentuk sesuai desain," jelasnya.
Secara umum pengelolaan GIK UGM dilakukan dengan fokus pada efisiensi dan keberlanjutan. Komponen operasional meliputi layanan keamanan, kebersihan, pengelolaan taman, parkir, pemeliharaan peralatan gedung (mekanikal, elektrikal, dan plumbing), serta kebutuhan listrik, air, dan internet. Dari total area 90.000 m², hanya 18.000 m² yang merupakan ruang tertutup, sehingga konsumsi energi dapat diatur secara optimal.
"Dalam situasi operasional saat ini, berbagai upaya dilakukan untuk memastikan pengelolaan sumber daya tetap efektif tanpa mengurangi kualitas pelayanan dan fungsi gedung sebagai pusat inovasi. Dengan pendekatan ini, GIK UGM terus menjadi ruang yang mendukung kreativitas dan kolaborasi, sekaligus mempertahankan efisiensi dalam setiap aspeknya," tegasnya.
Soal kapan dibukanya fasilitas Garden Rooftop GIK UGM ini, tampaknya mahasiswa maupun masyarakat umum harus sedikit bersabar.
"Hingga saat ini, estimasi tanggal pembukaan Garden Rooftop GIK UGM belum bisa dipastikan, mengingat pengelola ingin memastikan segala aspek teknis dan keamanan selesai dengan sempurna," terangnya.
Meski begitu, Seno membocorkan bila kapasitas ruang telah dirancang untuk dapat menampung hingga 2.500 orang secara bersamaan. Dengan kapasitas sebesar itu, Rooftop Garden ini dapat mendukung berbagai acara seperti seminar, festival seni, hingga kegiatan komunitas yang melibatkan banyak peserta.
Di gadang-gadang sebagai sebagi taman rooftop terbesar di Asia Tenggara, Garden Rooftop GIK UGM kata Seno berpotensi jadi rooftop garden paling ikonik di DIY. Dengan konsep ruang hijau modern, fasilitas ini imbuh Seno mencerminkan upaya UGM dalam memberikan ruang publik yang tidak hanya inovatif tetapi juga berkelanjutan.
Asia Tenggara
"Hingga kini, belum ada sertifikasi yang menyatakan bahwa Garden Rooftop GIK UGM merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Meski demikian, skala dan desain Garden Rooftop GIK UGM menunjukkan potensi besar untuk menjadi salah satu fasilitas rooftop garden paling ikonik di kawasan ini," katanya.
Harapan Seno, Garden Rooftop GIK UGM menjadi pusat inovasi dan kreativitas yang inklusif. Beberapa potensi pengembangan yang bisa dilakukan di antaranya seperti klaborasi dengan komunitas lokal untuk menghadirkan program rutin, seperti festival seni, bazar kreatif, atau kelas edukasi. Peningkatan area hijau juga dapat dilakukan untuk memperluas konsep pertanian urban (urban farming).
"Pengelola Garden Rooftop GIK UGM berharap fasilitas ini dapat menjadi pusat inovasi dan kreativitas yang inklusif, tak hanya untuk mahasiswa UGM, tetapi juga untuk masyarakat luas," ujar Seno.
Di akhir Seno menegaskan bila Garden Rooftop GIK UGM bukan sekadar atap hijau biasa, tetapi sebuah wujud nyata dari komitmen UGM dalam menghadirkan ruang yang inklusif, ramah lingkungan, dan penuh inspirasi. Kehadiran fasilitas ini diharapkan menjadi titik temu berbagai ide brilian dan kegiatan kreatif yang menghubungkan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat luas. Dengan desainnya yang modern dan kemampuan menampung ribuan orang, Garden Rooftop GIK UGM berpeluang menjadi ikon baru, tidak hanya untuk UGM tetapi juga untuk Jogja sebagai kota pendidikan dan kreativitas.
BACA JUGA : Serangga Diproyeksikan Jadi Menu MBG, Begini Respons Ahli Gizi UGM
"Ke depan, pengelola optimis akan mengembangkan fasilitas dan program yang menjadikan Garden Rooftop sebagai ruang inovasi, seni, dan edukasi unggulan. Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, fasilitas ini siap menjadi inspirasi bagi institusi lain di Indonesia untuk menciptakan ruang serupa yang mampu memadukan keindahan, fungsi, dan dampak positif bagi masyarakat serta lingkungan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPU Umumkan 183 Petugas Adhoc Meninggal Dunia Saat Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadi Spot Wisata Dadakan, Jalan Baru di Tanjakan Clongop Mulai Bermasalah dengan Sampah
- Pencairan Dana Desa di Sleman Diperkirakan pada April 2025, Ini Alasannya
- 5.672 Peserta BPJS Kesehatan PBI di Kulonprogo Dinonaktifkan, Dinsos PPPA Siap Fasilitasi
- BMKG Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem Dampak Bibit Siklon Tropis 99S dan 90S
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 3 Februari 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
Advertisement
Advertisement