Advertisement
GAMA-ICTM 2025 Bahas Rumusan Penguatan Sistem Kesehatan di Bidang Kedokteran Tropis
![GAMA-ICTM 2025 Bahas Rumusan Penguatan Sistem Kesehatan di Bidang Kedokteran Tropis](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/14/1204176/gama-memo.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Mengusung tema Strengthening Health System Resilience for Tropical Disease Control in a Rapidly Changing World, Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) 2025 ingin meramu gagasan untuk penguatan sistem kesehatan kedokteran tropis.
Kebijakan pemerintahan negara luar yang berpengaruh pada penanganan kesehatan di sejumlah negara, semakin mengukuhkan betapa pentingnya memperkuat ketahanan sistem kesehatan yang ada.
Advertisement
Dekan FK-KMK UGM, Prof. Yodi Mahendradhata menilai konferensi yang diselenggarakan Pusat Kedokteran Tropis UGM ini menjadi semakin penting di situasi saat ini.
Menurutnya jika dilihat dari segi waktunya, situasi saat ini sangat kritis. Yang mana dari sisi luar negeri, Amerika Serikat tak hanya keluar dari WHO tetapi juga menghentikan sejumlah pendanaan mereka di USAID, CDC hingga NIH.
"Yang ini adalah institusi-institusi yang selama ini banyak mendanai upaya-upaya pengendalian penyakit tropis. Jadi banyak sekali selama ini program-program yang di negara berkembang termasuk Indonesia itu didanai oleh Amerika Serikat. Sehingga sekarang kita dalam masa yang ketidakpastian yang cukup tinggi, kan ada risiko untuk disrupsi berbagai upaya-upaya pendanaan yang sekarang ada," ungkap Yodi ditemui di FK-KMK UGM, Jumat (14/2/2025).
BACA JUGA: Baznas Jogja Buka Program Sedekah Barang Bekas, Cek Caranya
Merujuk dari situasi di atas, penguatan ketahanan sistem kesehatan menjadi sangat tepat sekali untuk sekali dilakukan. Apalagi saat ini lanjut Yodi di sisi dalam negeri juga efisiensi anggaran juga tengah dilakukan, tak terkecuali Kemenkes yang terkena imbasnya.
"Artinya untuk pengendalian penyakit tropis ini sekarang ini dalam masa-masa ketidakpastian yang tinggi. Sehingga banyak sekali tantangan untuk bagaimana bisa tetap mengendalikan penyakit tropis dengan keterbatasan anggaran yang semakin tinggi," katanya.
Sehingga menurut Yodi perlu dicari inovasi-inovasi baru agar sistem kesehatan yang ada termasuk pengendalian penyakit tropis di Indonesia memiliki resiliensi di tengah ketidakpastian sekalipun.
"Karena inovasi-inovasi yang sebelumnya itu kami kembangkan dalam kondisi anggaran yang seperti sebelumnya, tapi sekarang dengan keterbatasan yang semakin meningkat, maka kami harus mengembangkan lagi inovasi yang lebih cost-effective. Ini PR bagi kami," ujarnya.
Kontribusi dalam penguatan sistem kesehatan sudah sejak lama dilakukan UGM. FK-KMK UGM banyak bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan hingga Badan Kesehatan Dunia, WHO juga berupaya berperan dalam menggagas ide-ide yang muaranya pada penguatan sistem kesehatan.
"Jadi kami banyak berperan dalam berbagai upaya-upaya untuk penguatan ini baik di level daerah, level nasional maupun di level global dan internasional," katanya.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada, Citra Indriani menambahkan GAMA-ICTM 2025 yang digelar 14-15 Februari diikuti 150-an peserta yang terdiri dari peneliti, praktisi, dinas kesehatan, kementerian kesehatan dan mahasiswa berbagai universitas. Dari internasional beberapa mahasiswa juga bergabung dalam konferensi ini. Beberapa pembicara maupun kolaborator juga berasal dari luar negeri.
"Kami berharap dengan konferensi ini para peneliti, akademisi, praktisi bisa mempunyai insight terkait dengan penguatan sistem kesehatan dengan perubahan situasi yang ada seperti saat ini," ujarnya.
Citra menambahkan pihaknya akan membawa riset-riset yang ada menjadi praktik untuk bisa memperkuat pengendalian kesehatan. Dia ingin membawa semua kolaborasi agar bisa menjadi upaya perbaikan dan penguatan untuk pengendalian penyakit tropis, khususnya di Indonesia.
Muara dari konferensi ini di antaranya akan berbuah rekomendasi kepada pemerintah terkait penguatan sistem kesehatan tropis di Indonesia.
"Salah satunya berupa rekomendasi-rekomendasi untuk pemerintah dan juga mungkin kami akan melanjutkan lagi kolaborasi dengan para partner dan ke depan kami akan membawa agenda riset kita ini ke mana," tegasnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/12/1203973/andong-patalan-bantul.jpg)
Pemerintah Kalurahan Patalan Bantul Sediakan Wisata Naik Andong Keliling Perdesaan
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca BMKG Jumat 14 Februari 2025: Waspada Hujan Petir di Sleman
- Puskesmas Pakualaman Pertahankan Predikat Akreditasi Paripurna
- Simak! Jadwal SIM Keliling Bantul Bulan Februari 2025
- Kuatkan Demokrasi dan Inklusivitas, Bawaslu dan KPU Kulonprogo Kerja Sama The Asia Foundation
- Pemadaman Listrik: Jumat 14 Februari 2025 di Kalasan dan Wonosari
Advertisement
Advertisement