Advertisement

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Hilirisasi Gas Bumi, Tekagama Gelar Talkshow

Media Digital
Jum'at, 21 Februari 2025 - 15:37 WIB
Maya Herawati
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Hilirisasi Gas Bumi, Tekagama Gelar Talkshow Tekagama Forum Gas dan Petrokimia bertajuk Akselerasi Hilirisasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Smart Green Learning Center (SGLC), Jumat (21/2/2025). Harian Jogja - Anisatul Umah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Alumni Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (Tekagama UGM) menggelar Tekagama Forum Gas dan Petrokimia bertajuk Akselerasi Hilirisasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Smart Green Learning Center (SGLC), UGM, Jumat (21/2/2025).

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi, Arief Setiawan Budi Nugroho mengatakan ini merupakan forum bagi akademisi, praktisi, industri, dan pemangku kepentingan di Indonesia untuk merumuskan strategi akselerasi hilirisasi gas. Ia menyebut cadangan gas di Indonesia cukup besar, selain sebagai sumber energi produk turunannya bisa punya nilai yang tinggi.

Advertisement

Akan tetapi menurutnya hilirisasi gas dan petrokimia belum optimal, sehingga Indonesia masih perlu mengimpor produk kimia. Menurutnya hilirisasi penting untuk memastikan industri dalam negeri tumbuh dan berkembang dari hasil sendiri, tidak bergantung pada impor.

"Memastikan setiap nilai tambah dari setiap bahan baku bisa dinikmati bangsa sendiri,"ucapnya.

Ia menyebut langkah ini akan memberikan manfaat yang besar, lompatan ekonomi, kemandirian industri, dan daya saing di pasar global. Hilirisasi ramah lingkungan akan mendukung transisi energi yang bersih dan mendorong inovasi.

Arief menyebut tantangannya saat ini seperti regulasi, infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia. Bisa diatasi dengan kolaborasi antara akademisi, praktisi, industri, pemerintah, dan komunitas ekonomi.

"UGM siap kolaborasi dalam riset dan development pada kajian-kajian dukung percepatan visi hilirisasi sumber daya gas demi kemajuan bangsa," jelasnya.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ilham Akbar Habibie menyampaikan sebagai salah satu sumber energi utama, gas alam punya peran strategis dalam pembangunan industri dan ekonomi nasional. Tidak hanya sekedar transformasi dari bahan mentah menjadi produk dengan nilai tambah, namun juga menjadi strategi kunci meningkatkan ketahanan energi, efisiensi industri, dan daya saing nasional di pasar global.

"Dengan komitmen dan kerja sama yang solid kita bisa menjadikan gas sebagai pondasi utama pembangunan industri yang mandiri, berdaya saing global," ucapnya.

Deputi Bidang Koordinasi Energi & Sumber Daya Mineral pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Elen Setiadi menyampaikan masih ada potensi investasi hilirisasi gas dan petrokimia, khususnya di kawasan industri seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Aceh, Maluku, Papua, Sulawesi Tengah, hingga Sumatera Selatan.

Menurutnya untuk memasok gas dari hulu ke end user pemerintah terus mengembangkan infrastruktur gas eksisting dengan penambahan pipa transmisi dan distribusi. Selain itu pemerintah juga berencana membangun infrastruktur non pipa berupa mini liquefied natural gas(LNG) atau gas alam cair, dan regasifikasi di beberapa tempat.

Elen menjelaskan saat ini masih banyak produk turunan gas bumi yang impor seperti soda ash, methanol, asetilena dan lainnya. Pupuk Indonesia Grup hanya menghasilkan produk terbatas dan berencana memproduksi produk lainnya seperti methanol, soda ash, blue amonia dan multiplier effect berupa diversifikasi hilir, pendapatan tambahan dan mengurangi impor.

Lebih lanjut dia mengatakan pemerintah mendorong akselerasi industri hilirisasi gas dan petrokimia melalui beberapa kebijakan. Antara lain kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) 6 dolar AS per million british thermal unit (MMBTU), lalu proyek strategis nasional (PSN) berupa fasilitas perizinan dasar dan fasilitas lainnya.

"Lalu insentif fiskal dan insentif non fiskal lewat fasilitas antara lain dukungan kawasan ekonomi khusus," tuturnya.

BACA JUGA: Soal Retreat di Magelang, Wali Kota Jogja Hasto Tunggu Hasil Koordinasi PDIP

Tingkatkan Daya Saing Industri, Harga Gas Masih Menjadi Tantangan

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Saleh Husin menyampaikan industri bisa tumbuh dengan biaya energi yang kompetitif. Ia mencontohkan Vietnam dan Thailand harga gasnya di kisaran 3-5 dolar AS per MMBTU, sementara Indonesia 6 dolar AS dan saat ini naik lagi menjadi 7 dolar AS.

"7 dolar AS itu di mulut tambang begitu ke pelaku industri bisa di atas 9 dolar AS, bisa 10-11 dolar AS. Kapan bisa bersaing," ungkapnya.

Komisaris PT Pupuk Kalimantan Timur, Musthofa mengatakan diperlukan infrastruktur untuk mendistribusikan gas dari daerah yang kelebihan ke daerah yang kekurangan. Dia berharap infrastruktur ini dibangun oleh pemerintah. Sebab jika dibangun swasta akan membebani harga gas.

Dia menyebut infrastruktur yang diperlukan antara lain receiving LNG terminal dan regasifikasi, pipa transmisi dan distribusi. Misalnya Jawa Barat butuh tambahan LNG untuk PLN 49 cargo (380 MMCFD) dan untuk PGN 23 cargo (180 MMSCFD) total 72 cargo LNG (560 MMSCFD). "Ini sangat besar dari suplai gas untuk Jabar," tuturnya.

Menurutnya pemerintah sudah membangun pipa transmisi gas Cirebon-Semarang fase 1 sampai Batang. Fase 2 Dumai-Sei Mangkei sudah siap feasibility study (FS) nya sudah selesai, namun ternyata tidak ada dananya karena efisiensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Cara Mengecek Penerima Bansos Kemensos, Berikut Langkahnya

News
| Sabtu, 22 Februari 2025, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki

Wisata
| Jum'at, 21 Februari 2025, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement