Advertisement

Kata Kita, Gim Terapi Bicara untuk Anak Cerebral Palsy Speech Delay

Catur Dwi Janati
Selasa, 21 Oktober 2025 - 10:17 WIB
Sunartono
Kata Kita, Gim Terapi Bicara untuk Anak Cerebral Palsy Speech Delay Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), mengembangkan gim edukatif "Kata Kita" untuk membantu anak cerebral palsy dengan speech delay. Empat anggota yang hadir menjelaskan sistem kerja gim Kata Kita pada Jumat (10/10/2025) di UGM. - Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), mengembangkan gim edukatif "Kata Kita" untuk membantu anak cerebral palsy dengan speech delay. Lewat gim edukatif yang bisa diakses dari mana pun, gim Kata Kita ingin menciptakan sarana terapi speech delay yang murah dan bisa dijangkau semua elemen.

Dari sebuah layar ponsel, simulasi sebuah gim dimainkan dan ditampilkan dalam layar yang lebih besar. Di sana, tokoh dalam gim berkeliling mencari buku resep yang membantu membuat kemampuan bicaranya kembali. Dengan pengucapan sejumlah kosa kata, pemain gim terus naik level ke tingkat berikutnya. 

Advertisement

Tantangan di setiap level sejatinya sama, mengajak player mengucapkan berbagai kosa kata dan huruf yang tertera dalam gim. Akan tetapi tanpa sadar, banyak kosa kata terucap dan banyak kata yang jelas dilafalkan. Siapa sangka, gim dengan gameplan sederhana ini punya dampak begitu besar bagi anak cerebral palsy dengan speech delay. 

Terdiri Muhammad Haidar Syaafi⁠, Muhammad Zufar Syaafi⁠, ⁠Keisha Tiara Ramadhania, Nabila Sabna Haqi dan Nenden Kalma Syafiyah Afiyatani, tim ini berhasil menciptakan gim yang bisa membantu anak penderita cerebral palsy yang mengalami speech delay. Berkolaborasi dengan Wahana Keluarga Cerebral Palsy Jogja atau WKCP Jogjakarta, Zufar dan keempat rekannya membuat gim yang didukung Augmented Reality (AR) yang menarik minat anak. 

WKCP sendiri merupakan komunitas yang beranggotakan orang tua penyandang cerebral palsy maupun penyandang cerebral palsy itu sendiri. Pembuatan gim ini berangkat dari observasi yang dilakukan tim di WKCP, yang mana 25% anak usia sekolah mengalami keterlambatan bicara ringan hingga sedang. Di tahap ringan hingga sedang, anak masih bisa berbicara. Namun 75% lainnya kata Zufar sudah sudah sampai tahap non-verbal atau tidak ada kata sekali yang bisa terucap.

Sayangnya, tak semua orang tua kata Zufar mampu mengakses biaya terapi speech delay yang tidak murah. Jika tidak terganjal masalah ekonomi, masalah mobilitas atau jauhnya lokasi terapi membuat penyembuhan speech delay sulit untuk dilakukan. 

"Berdasarkan observasi kami juga di WKCP ini ternyata orang tua itu masih kesulitan untuk mengakses terapi karena masalah ekonomi dan juga mobilitas," ungkap Zufar pada Jumat (10/10/2025).

Terapi atau media yang ada saat ini disebut Zufar masih kurang interaktif dan membosankan bagi anak-anak untuk diterapkan. Dari sana lah, Zufar dan rekan-rekannya menciptakan gim Kata Kita.

"Jadi, berdasarkan dari masalah itu kami akhirnya bersama mitra kami membuat sebuah inovasi digital berupa gim Kata Kita," ujarnya. 

Gim ini didesain untuk anak cerebral palsy dengan speech delay atau keterlambatan bicara. Berbeda pada gim pada umumnya, gim ini dijelaskan Zufar memuat pelajaran bagi anak-anak agar lancar berbicara. 

Sebelum bermain, anak atau orang tua bisa membuat akun terlebih dulu. Akun ini kata Zufar nantinya menyimpan riwayat jawaban anak yang dapat dilihat orang tua. 

"Orang tua mematau dan memonitor apa yang sudah diucapkan oleh anak, sehingga perkembangannya akan tercatat," katanya. 

Setelah pembuatan akun, anak bisa masuk ke platform gim. Zufar menjelaskan jika gim Kata Kita memiliki 8 level tingkatan. Level ini telah dikonsultasikan dengan para ahli untuk membantu anak lancar berbicara. 

Di level pertama, pemain akan diajak masuk ke sebuah peta peternakan. Karakter tokoh utama dalam gim bernama Budi, diceritakan mengalami speech delay atau kehilangan kemampuan untuk berbicara. 

Budi selanjutnya seorang paman dan diminta uncuk mencari buku resep masakan untuk mengembalikan kemampuan bicaranya. Buku resep ini diterangkan Zufar tersebar di pertanakan sang paman dalam gim.

Pemain harus menggerakkan tokoh dalam gim ke buku-buku yang tersebar di dalam peternakan. Ketika pemain berhasil menemukan buku itu, ada tantangan yang harus dimainkan. Tantangan ini berupa percakapan yang meminta anak melafalkan kata dari objek yang muncul dalam gim.

"Buku ini harus dikumpulkan oleh anak. Setiap buku ini akan ada tantangan bicaranya. Tantangan bicaranya ini ada beberapa kosa kata yang disampaikan. Akan ada tiga kali tantangan bicara, dua yang singkat dan satu yang cukup panjang," terangnya

Pada simulasinya, Zufar memperlihatkan tokoh dalam gim diminta untuk melafalkan kata bawang. Dalam layar gim, gambar bawang muncul bersama penggalan kata ba, wang dan bawang. Ketika penggalan kata itu ditekan, akan muncul suara sesuai penggalan kata yang ditunjuk anak. 

Anak selanjutnya dapat belajar kosa kata bawang dari penggalan kata ba dan wang. Jika berhasil, anak bisa mengucapkan kosa kata bawang dengan benar. 

Pemain dalam hal ini anak yang mengalami speech delay harus melafalkan kosa kata yang muncul dalam layar secara benar. Kosa kata yang dilafalkan anak selanjutnya terdengar oleh mikrofon pada ponsel dan ketepatannya dianalisia oleh sistem gim.

"Si anak itu harus mengucapkan kosa kata itu," ujarnya. 

Apabila keliru anak akan diminta mengulang dengan perintah yang menyemangati anak.  "Kamu sudah hebat, lebih jelas lagi ya, kalau masih salah akan muncul seperti itu," katanya. 

Setiap kata yang dilafalkan anak dalam gim Kata Kita selanjutnya disebut Zufar akan tercatat dalam sistem. Di sistem, riwayat pelafalan yang benar maupun yang keliru, serta beberapa kali pengulangan yang pemain lakukan tercatat dengan jelas. 

Dari riwayat itu, orang tua juga bisa melihat huruf atau kata apa yang sulit dilafalkan oleh anak. Dengan demikian pra orang tua bisa membantu sang anak pada huruf atau kata-kata tertentu. 

"Ini tercatat di sistem, jadi salah akan mengucapkannya akan tercatat," tandasnya. 

Augmented Reality

Sebaliknya jika kosa kata yang diucapkan sudah jelas, anak bisa berlanjut untuk mencari buku resep lainnya di dalam gim. Para pemain lanjut Zufar selanjutnya akan dihadapkan tantangan-tantangan lainnya berupa pengucapan kosa kata lain. 

Untuk mengatasi kejenuhan anak, gim Kata Kita dilengkapi Augmented Reality (AR) Saat menyelesaikan tantangan anak akan mendapatkan sebuah item berupa kartu. Zufar menjelaskan kartu-kartu virtual yang diperoleh anak selanjutnya dapat memunculkan AR sesuai karakter dalam kartu. 

"Ini didapat saat anak itu berhasil menyelesaikan satu level. Setiap level itu nanti akan dapat kartu AR tersendiri," ujarnya. 

"Kalau misal kartu AR ini belum ada di sini, itu tidak bisa muncul. Jadi anak harus main dulu, baru bisa muncul kartu AR-nya," ungkapnya.

Selain dipindai langsung dari ponsel, kartu virtual ini diterangkan Zufar dapat dicetak. Setelah dicetak, kartu juga bisa dipindai dan memunculkan AR.

"Anak itu selama ini, selama kami melakukan program ini, ya senangnya di sini," kata Zufar. 

Mengingat manfaatnya yang membantu anak, Gim Kata Kita diungkapkan Zufar mendapatkan respons yang baik oleh para orang tua. Mereka mengapresiasi kehadiran gim ini yang bisa membantu anak mengucapkan kata-kata. 

"Kalau respons dari orang tuanya cukup baik. Mereka sangat antusias ngenalin ke anaknya," ujarnya. 

Di situs Kata Kita, orang tua juga bisa melihat berapa kali anak memainkan gim

"Di dashboard ini akan ditampilkan bagaimana progres anaknya. Nah, di sini, ini akun kami yang uji-coba. Ternyata hasilnya 59%, lalu 9% akurasi. Akan tercatat di sini. Nanti ada kata lain lagi. Terus, ini kata-kata yang sudah diucapkan dan sebagainya," ujarnya. 

Apabila tidak ada waktu untuk membaca data secara lengkap, gim Kata Kita telah menyiapkan ringkasan yang mudah dipantau orang tua. Tim pembuat gim diterangkan Zufar juga memasukkan teknologi AI meringkas data dari riwayat permainan anak. 

"Beberapa persen yang benar, beberapa persen yang salah, dan sebagainya. Kemudian ada ringkasan dari AI-nya," ujarnya. 

"Tentu saja AI ini juga perlu divalidasi oleh pak ahli. Jadi, ini untuk membantu terapi, bukan pengganti terapi. Jadi untuk membantu," tandasnya. 

Dari level bertingkat yang dimainkan anak dalam gim, Kata Kita ingin meningkatkan kata yang bisa diucapkan anak. Lalu tidak hanya membantu anak mengucapkan banyak kata, gim ini diharapkan Zufar dan kawan-kawannya bisa membuat anak jelas mengucapkan suatu jaya. 

"Goal-nya adalah yang pertama, berapa banyak kata yang bisa diucapkan, seperti itu. Kemudian, seberapa jelas kata yang diucapkan," ujarnya. 

Memahami Huruf

Hasil dari gim ini pun sungguh menggembirakan, Zufar menerangkan semula ada anak yang sulit membedakan huruf A, T, D dan G. Melalui gim ini anak selanjutnya bisa memahami huruf tersebut. 

"Jadi, misal tadi kolam itu diucapkan tolam. Jadi, kemudian kami latih selama itu kurang lebih dua jam itu akhirnya bisa mengucapkan kolam," terangnya 

"Kemudian juga ada anak yang kesulitan untuk menghafalkan empat kosa kata. Jadi kaya --bebek renang di kolam -- seperti itu sulit sekali. Jadi, memang cukup makan waktu juga, tapi akhirnya juga bisa. Tidak hanya hafal tapi juga jelas," tandasnya. 

Sampai saat ini tercatat ada 15 pemain gim Kata Kita. Situs gim Kata Kita juga ditautkan dengan komunitas agar cakupannya semakin luas dan bisa membantu anak-anak speech delay lainnya. 

Anggota tim lainnya, Keisha Tiara Ramadhania menambahkan saat ini gim ini telah dicoba di anak dengan cerebral palsy dan anak dengan autisme. Hanya saja gim ini belum pernah dicobakan kepada penderita disleksia. 

Baik Zufar, Keisha maupun anggota tim lainnya mungkin punya visi yang sama, membantu anak yang mengalami speech delay bisa berbicara lancar. Dari tangan kelima mahasiswa ini, terapi speech delay yang semula mahal dan sulit dihangkau, kini bisa diraih dalam genggaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Israel Akui Jatuhkan 153 Ton Bom di Gaza Saat Gencatan Senjata

Israel Akui Jatuhkan 153 Ton Bom di Gaza Saat Gencatan Senjata

News
| Selasa, 21 Oktober 2025, 12:37 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement